Initium

1.1K 125 51
                                    

Cek indeks untuk istilah asing.

©️skypark69

***

Nampak sesosok lelaki berjubah hitam panjang dengan tongkat sihir cantik berwarna keabuan melambai tak beraturan di tangan kirinya. Ia berjalan terburu-buru menuju ruang sidang di lantai dasar. Harusnya ia punya 15 menit sebelum sidang dimulai kalau saja peri rumahnya tidak sembrono membuang berkas undangan yang sudah jelas terdapat lilin kementrian di sana. Bahkan setelah ber-dissapparate langsung dari Lee manor, bisa dipastikan kedatangannya tetap akan terlambat.

"Ten!" teriakan salah satu auror menggema di lorong department sihir.

Lelaki jubah itu menurunkan capuchonnya, sejenak berhenti untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Membiarkan Auror berwajah mirip kelinci itu berjalan tergesa menyamai langkahnya.

"Ada apa dengan pakaianmu? kehabisan mantel bulu? Aku fikir kamu pelahap maut tadi"

Ten—lelaki berjubah hitam itu memutar bola matanya jengah.

"Tidak ada waktu, aku asal mengucapkan accio pada tumpukan baju" jawab Ten sedikit gusar.

"Aku fikir kamu tidak akan datang" ucap Auror itu cepat saat sudah berhasil menyusul langkah Ten, mengalihkan pembicaraan pada masalah inti.

"Dia saudaraku, Doyoung. Aku tidak mungkin mangkir se-memalukan apapun hal yang sudah ia lakukan." jawab Ten masih berjalan cepat. Lift sudah di depan mata.

"Dia tidak pernah menganggapmu saudaranya, Ten. Kamu tahu itu" ucap Doyoung terdengar sumbang.

Sejenak Ten seolah tersedot pada memori lama saat mereka masih berada di Hallyu, akademi sihir Korea Selatan. Doyoung adalah teman dekatnya—tidak begitu dekat untuk disebut bersahabat—saat masa sekolah dulu. Sedikit banyaknya ia tahu kehidupan Ten sekalipun mereka berbeda asrama.

Walau sebenarnya apa yang tadi Doyoung ucapkan sudah jadi rahasia umum. Semua orang tahu itu.

Tapi nampaknya tidak semua orang tahu kalau telah terjadi perubahan besar di Lee manor 2 tahun setelah hari kelulusan saudaranya itu.

"Dia ... sudah mulai menerima takdir untuk menganggapku saudaranya. Kami ... lumayan dekat sekarang" jawab Ten sambil tetap tergesa berjalan. Kali ini keluar dari lift.

"Dan apa yang kamu lakukan disini, Doyoung? Aku fikir kesalahannya tidak memerlukan kedatangan kepala divisi auror" Tanya Ten balik.

Doyoung tidak langsung menjawab. Bukannya tak ingin, tapi mereka berdua sudah sampai di depan pintu besar ruang sidang.

"Selamat datang, Ten"

Duduk di kursi pesakitan, Taeyong, saudara Ten yang katanya akan disidang untuk kesalahannya menyelundupkan beberapa senjata muggle berbahaya seperti pistol, granat dan obat-obatan terlarang.

Lelaki tampan anak pertama keluarga Lee itu tersenyum tipis. Ekspresi wajah dan gesture tubuhnya seolah memang hanya sedang menunggu kedatangan Ten saja.

Ten menyapu pandangannya. Ia tidak mendapati Siwon-nim—mentri sihir sekaligus adik dari ayah mereka—di manapun. Juga tidak terlihat Daesung-nim, Ketua Divisi Penyalahgunaan Barang-Barang Muggle yang harusnya jadi jaksa hari ini.

"Initiate Momentum" ucap Taeyong tiba-tiba.

Pintu di belakang mereka berdebum tertutup. Ten terlonjak kaget. Tapi sedikit banyaknya dia sudah cepat membaca situasi. Itulah mengapa tongkat sihirnya selalu ia genggam daritadi.

[end] Crucio (TAETEN)Where stories live. Discover now