Episode 19 ; Tragic Death

21 5 6
                                    

"Kini, kau jadi kehilangan sihirmu?" Tanya Rine. "Huh, untung saja aku belum mulai meditasi! Aku menggunakan sihir melacak lokasimu dan melihat apa yang kau lakukan. Bodoh, jika mau ke tempat seperti ini harusnya kau ajak aku!" Ucap Luca lalu menghilang ke rumah sihir.

Rine kini sendirian. Ayah dan Ibu Scarletta hanya marah marah jengkel di belakang karena tidak ada yang memihak pada mereka.

Rine keluar dari istana itu dan berpikir jika hidupnya berubah drastis. Sebelumnya hidupnya normal, namun menjadi tercampur dengan hal hal gaib dan misterius. Namun, Rine menjadi tertarik untuk mencari tahu kebenaran di balik dunia ini.

Rine pergi ke sebuah hutan yang keberadaannya tak jauh dari rumah Lawrence dan menjelajah di sana. Siapa tahu dia dapat menemukan Violexstone.

Namun, di dalam, Rine menemukan sebuah rumah besar bernuansa gelap. Seram, namun Rine masuk ke rumah itu. Ukh, mirip rumah hantu, Obornya berwarna merah dan biru, astaga. Lalu, tidak ada kaca sama sekali di rumah itu. gelap pekat.

"Siapa.... yang............. masuk....." Ucap seseorang dari lantai atas. Rine gemetaran. Itu seperti suara makhluk gaib perempuan.. yang menyeramkan... apakah ini rumah makhluk gaib?

Makhluk itu turun dengan pandangan tinggi, berambut putih panjang menutupi wajahnya. Baju yang dikenakannya seperti baju gotik ah, hitam semua... kulitnya putih seperti salju, terlihat matanya sedikit merah menyala, kuku... KUKUNYA SEPERTI MONSTER!!! Rambutnya bersinar terkena cahaya biru obor.

APAKAH DIA VAMPIR!? GA.. GAWAT! AKU HARUS SEGERA KELU-

"Kumohon... jangan... pergi..." Ucap Wanita itu menitikkan air mata darah. HA! WAJAHNYA MENAWAN NAMUN MENYERAMKAN!!!

Karena Rine adalah orang yang sensitif dan ramah, ia kembali ke wanita itu. "I... iya, kau siapa??" Tanya Rine seperti patung karena takut.

"Aku Cellith. Aku... adalah... vampir..... berusia... 16.... tahun..." Ucapnya dengan air mata darah di pipinya bercucuran.

"Va.... vampir... wow. Tak kusangka makhluk sepertimu benar benar ada! Aku berkali kali membaca legenda tentang vampir dan drakula!" Ucap Rine kagum atas ciptaan ciptaan yang tidak masuk akal. "Namun, bukannya vampir jahat, suka menghisap darah manusia?"

Tiba tiba, vampir itu terus menangis dan berlutut, "To.... tolong aku... " Ucapnya.

"EH!? I... IYA!? MENGAPA? MARI KITA BICARA DI DALAM, MUNGKIN?" Tanya Rine.

Mereka berdua masuk ke dalam kamar Cellith. "Aku.... meninggal.... 11 tahun yang lalu... saat masih berusia 5...." Ucap Cellith.

"Ah, aku turut bersedih. Bagaimana bisa? kau dapat cerita ke aku kok, usia kita sama, dan aku sama sekali tidak takut pada kau." Ucap Rine santai.

Tiba tiba, Cellith memeluk Rine. "Aku... dahulu... dibunuh orang tuaku... saat berusia 5 tahun... aku sama sekali tidak ingin mati, namun apa boleh buat" Ucap Cellith.

"Aku... tidak tahu mengapa aku tidak mati biasa, namun bangkit lagi menjadi vampir. Aku merasakan betapa tersiksanya ditusuk pedang yang amat besar. namun, saat aku sudah mati, aku tak sadar, aku di bawa serigala ke hutan. Lalu, saat aku bangun, aku sudah berada di samping serigala di tengah hutan. Dan.. aku... lihat seluruh badanku. Menjadi.. vampir." Lanjut Cellith sedih.

Rine menjadi sangat kasihan padanya. "A... astaga. Apakah itu yang disebut orang tua!? KEJAM SEKALI!!!" Ucap Rine.

"Namun, meski aku menjadi vampir, aku seleranya masih seperti manusia. Aku masih menganggap menghisap darah itu cukup... menjijjikkan. Aku menemui manusia, lalu kuceritakan bahwa aku vampir yang baik, aku tidak punya teman sama sekali di hidupku, jadi aku ingin sekali berteman. Sayangnya, manusia tak percaya padaku dan takut padaku, sehingga aku dipukul, ditendang, dan sebagainya." Lanjutnya.

"Aku.. masih religius meski menjadi vampir" Ucap Cellith. Rine sangat sangat super terkejut mendengar itu. VAMPIR RELIGIUS!? APA APAAN ITU!? ITU ANEH DAN LUCU SEKALI!

"Orang tuaku justru tidak religius sama sekali. Aku dahulu pernah melewati gereja saat berusia 5 tahun, atau tepatnya saat hari kematianku. Indahnya lagu lagu gereja. Namun saja, itu hari di mana aku dibunuh oleh orang tuaku sendiri. Hingga kini aku tidak mengerti orang tuaku." Ucap Cellith masih dengan Darah bercucuran di matanya.

"A... anda itu putri Everleigh kan?" Tanya Cellith. "I... iya". Cellith senang sekali. "Wah, aku sungguh bersyukur orang seperti putri ingin berteman denganku..." Ucap Cellith.

"Aku... jika bisa... ingin menjadi manusia lagi... aku benci menjadi vampir. Tiap kali aku terkena sinar matahari rasanya panas sekali seperti terbakar" jelasnya.

Rine menjadi berpikir jika mungkin Luca dapat melakukannya. Dapatkah? 

Cellith hanya terdiam sejenak. "Tuan Putri, aku ingin sekali bercerita tentangku lebih banyak padamu, namun, jika kita diam di sini kan tidak enak, jika berkenan, aku ingin mengajakmu melihat serigalaku dan melihat bulan yang sangat indah" Ucap Cellith dengan senyum lebar di wajahnya. Rine senang dan mengangguk.

Setelah dilihat sekian, Cellith cukup menawan, dia hanya sedikit menyeramkan karena dia adalah vampir. Cellith pasti sangat menawan sebelum meninggal. Emang mengapa orang tuanya membunuh anaknya sendiri begitu kejamnya?

-Bersambung-

Catatan = Kok author yang bikin sendiri jadi senang melihat 2 makhluk berbeda asal dunia akrab gini kan bagus toh wkwkwkw. 

Rine's Abyss LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang