------- 0.4 The Suspect

736 121 24
                                    

👤

Jaemin terdiam. Ia membaca pesan yang diberikan kepada Chenle. Sang Jiwa ketujuh menghubungi siapapun secara random. Benar-benar acak.

+82 239 xxxx xxxx

Hmm...

Sepertinya keingin tahuan salah saru dari kalian membuat aku berpikir. Bagaimana jika aku tunjukkan siapa antek-antekku. Hmm... Mungkin seseorang yang tidak bersama kalian saat ini.

Oh! Dia yang paling serius mendalami tentang diriku, tentang jiwa ketujuh. Padahal mungkin dia mencari tau karena dia antek-antekku.

Aku akan memberi kalian clue. Tinggi, dan imut.

Jika kalian ingin bukti jelasnya, sekarang lihat jendela rumah Chenle :)

Dia adalah antek-antekku. Selamat menjurikannya!

Jaemin dan Chenle sontak melihat ke jendela dengan tatapan was-was. Tak lama kemudian muncul Jisung di bonceng seseorang yang Jaemin kenal. Wajah yang familiar membuatnya langsung terpikirkan satu nama.

"Karena jiwa ketujuh masih gentayangan kan? Dan lo lupa baca bagian terakhir buku usang itu haha,"

Itu Hendery. Lelaki berambut pink itu tersenyum pada Jisung yang turun dari motor maticnya. Jisung pun melambaikan tangan padanya kemudian Hendery pergi. Sedikit mencurigakan tengah malam Jisung baru pulang. Terlebih diantar oleh Hendery.

Drrt...

+82 239 xxxx xxxx

Bukan yang berambut pink bodoh

Kau pikir siapa lagi yang mendalami tentang diriku?

Selain Jisung.

Jaemin bingung. Harus senang atau marah. Senang karena Hendery bukan seperti apa yang ia pikirkan. Mungkin lelaki itu akan membantu nanti? Marah karena semua clue tertuju pada Jisung. Ah, bukan clue. Sang Jiwa ketujuh memberikan satu nama, yaitu Jisung.

Cklek!

Pintu rumah Chenle dibukan oleh Jisung. Lelaki manis itu masuk dengan senyumannya yang hangat.

"Park Jisung. Tadi itu siapa?" tanya Chenle berusaha tenang. Walaupun kini hatinya merasakan yang sebaliknya. Apa benar Jisung adalah antek-antek jiwa ketujuh?

Jisung menoleh kebelakang dan tidak mendapati siapapun, "Gak ada siapa-siapa,"

"Ck, yang tadi ngaterin lo anjim," kata Chenle memukul kepala Jisung. Yang dipukul hanya terkekeh.

"Dia Hendery. Anak sekolah sebelah. Satu sekolah sama Yangyang. Dia tau soal reinkarnasi ini. Bahkan katanya mau nolong," ucap Jisung sambil menunjukkan buku usang yang ia pegang. Jaemin merebut buku usang itu dengan kuat kemudian menyembunyikannya di balik baju.

"Lah lah? Lo kenapa dah?" tanya Jisung. Jaemin nyengir kemudian mengeluarkan bukunya itu yang sudah melihat perut kotak-kotaknya.

"Enggak. Siapa tau ada aura negatif. Gue simpan aja ya dirumah gue hehe," Jaemin tersenyum. Jisung terlihat berpikir. Kemudian ia mengacungkan jempolnya.

"Bagus. Udah beberapa malem gue gak bisa tidur karena kepikiran mulu. Bawa sono,"

👤

Jaemin menghela napas. Tidak mungkin Jisung kan? Sang Jiwa ketujuh pasti mengarangnya. Ia tak bisa berburuk sangka seperti ini :(

"Jaem, baru pulang?" Yoona, mama Jaemin keluar dari kamarnya. Matanya terlihat lelah dengan lingkar hitam disekitarnya. Apa ibunya menunggunya? Ini sudah jam setengah dua malam.

"Udah, Ma," jawab Jaemin sambil tersenyum. Ia memeluk mamanya lembut. Yoona pun tersenyum dan mengusap pundak putranya itu. Putra satu-satunya dari pernikahannya dengan Goongmin.

"Mama tidur sana. Jaemin mau mandi dulu,"

👤

Jaemin mengambil ponselnya. Padahal besok masih sekolah. Tapi sampai jam tiga pagi dia belum tidur. Ia sibuk memikirkan tentang clue yang ia temukan hari ini. Ia memandangi foto yang ia ambil tadi di lokasi kejadian.

Jari tangan kanan Haechan seperti menyebutkan angka 2 (✌). Namun tiga jari yang membentuknya tidak lagi rapat. Namun jari tengah dan telunjuknya masih tegak. Jaemin memerhatikannya. Kemudian tangan kiri pun sama. Tapi, jari tengah dan telunjuk disilang seperti membentuk huruf 'x'.

Jaemin menemukan tanda seperti huruf 'Y' di telapak tangan Haechan.

Y2X? Jaemin benar-benar berpikir keras apa yang Haechan coba beri tahu. Namun otaknya tak kesampaian. Kali ini ia tak bisa memercayai siapapun. Mungkin Jisung antek-antek sang Jiwa Ketujuh, atau Chenle? Dia hanya bisa menyimpannya sendirian.

Dengan bantuan google dia mencari kata kunci Y2X. Namun yang keluar hanyalah artikel tak berguna. Bukan sesuatu yang ia cari. Ia pun ingat, ia membawa buku usang 7 Deadly Sins kerumahnya.

'Namun di setiap kehidupan pasti ada seseorang yang diam-diam. Diam-diam untuk memerhatikan dari jauh. Melindungi yang tak berdosa namun selalu gagal. Menyelamatkan jiwa yang baik, namun selalu gagal. Jiwa yang tidak tetap. Jiwa yang bisa menjadi perempuan atau lelaki. Jiwa yang tidak terduga,'

'Sang pelindung menyaksikan yang tercinta pergi. Menerima kenyataan bahwa semuanya tidaklah abadi. Enam jiwa jahat akan meminta perlindungan padanya. Namun bukanlah perlindungan yang didapat. Tapi hanyalah kebohongan yang sangat rumit. Kebohongan dimana dia menjebak keenam jiwa yang jahat kedalam perangkap sang jiwa ketujuh,'

Jaemin menyimpulkan sesuatu setelah membaca bagian itu. Ada jiwa kedelapan? Jiwa pelindung? Jaemin mengerutkan dahinya. Dia tersenyum miring. Mungkin ia tau siapa jiwa kedelapan ini.

Ia membuka lacinya dan menatap sebuah benda hitam pipih didalamnya. Senyumnya berganti menjadi seringai. Ia akan memenangkan pertarungan ini. Hidup atau mati.











"Untungnya ponsel Renjun ada di gue,"

👤













Bingung gak sih? Wkwkwk


30Days Project  SWgroup22

Vote and comment very important!!

Share ke teman kalian yaaaa

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang