R

555 90 6
                                    

👤

Cerita ini adalah cerita anti klimaks. Semuanya tak berujung.

Jisung sudah memperkirakan ini semua. Matanya jatuh menatap tanggal yang ia warnai dengan spidol merah. 15 Maret. Hari ini ia harus mengetahui identitas sang Jiwa Ketujuh. Ia meminta bantuan? Tidak. Hanya Yangyang yang membantunya dan sedikit bantuan dari Minjung yang menjaga bayinya nanti.

Jihoon terdengar menangis membuat ayah satu anak itu bangun dan mengambil Jihoon dari tempat tidurnya setelah memakai pakaian hitam-hitam yang seragam dengan Yangyang. Seragam pinjaman Taeil ini katanya berguna untuk terlihat keren dan banyak menyimpan senjata juga alat komunikasi.

Yangyang bilang, Seventh Soul itu penganalisis yang hebat, keren dan yang hebat, dan ia bisa tau apa gerakan selanjutnya. Seperti memiliki sharingan di dunia nyata.

Mereka pun bergegas ke mobil dan menuju rumah Minjung. Sekalian Yangyang pamit kepada Minjung. Jika terjadi apa-apa, Minjung lah yang pertama tau (harus). Sekedar info, mereka cepat baper. Setelah Chenle meninggal, dua hari kemudian mereka jadian. Jisung pun sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan duo aneh itu.

Yangyang duduk disamping Jisung sementara Jihoon dibelakang memakai kursi bayi. Kurang lebih sudah hampir sebulan ini berlanjut. Seperti rangkaian nada piano endless yang beragam, Seventh Soul tidak memiliki batas ide untuk menjebak Jisung.

Kembali ke realitas, Jisung sudah sampai di rumah Minjung. Minjung bilang, hari ini Aeri, Karina, dan dirinya sedang berkumpul. Jadi Jisung bisa tenang karena Aeri jago karate, dan Karina... Teriakan nya seperti Toa. Dan kali ini mereka berjanji tidak akan melepas pandangan pada Jihoon. Yah... Jisung harus percaya itu tentunya.

Minjung membuka gerbang begitu bel pintu dibunyikan. Ia terlihat senang dan berlari menghampiri Jihoon, Jisung, dan yang pasti Yangyang. Dibelakangnya sudah ada Aeri, dan Karina.

"Siniin Jihoonnya sama Karina," kata Karina. Jisung memberikannya pada perempuan yang berpostur lebih tinggi dari teman-temannya itu.

Jisung menepuk pundak Yangyang yang sedang adu tatap dengan Minjung. Yangyang menoleh dan mengacungkan jari telunjuknya. Alhasil Jisung pun masuk ke mobil duluan dan menunggu duo uwu itu untuk berpamitan. Bahkan Aeri dan Karina sudah masuk kedalam rumah.

Jangan membayangkan percakapan uwu. Inilah yang sebenarnya terjadi;

"Heh, jangan mati ya disono," kata Minjung. Yangyang mengangguk.

"Lo juga jangan selingkuh. Kalo gue mati baru boleh," balas Yangyang.

"Jangan mati intinya!" ucap Minjung.

"Iya iya," jawab Yangyang pasrah. Minjung tersenyum dan menarik kepala Yangyang. Ia mengecup bibir Yangyang sekilas dan pergi meninggalkan sang pacar yabg terpatung sendirian di depan gerbang rumah manusia bernama Kim Minjung ini.

Jisung memukul-mukul pintu mobil dan menyadarkan Yangyang ke realitas.

"Eh woy! Gece ini! Jangan ngebayangin yang iya-iya!" kata Jisung. Yangyang menoleh dan mengangguk.

👤

Kali ini tempat yang dipilih berbeda. Bagaimana Jisung dan Yangyang bisa tau? Seventh Soul masih memegang ponsel Chenle. Jisung turun didepan gedung tak terpakai.

Drrt... Drrrt...

Tuan Muda Zhong Calling...

Jisung tercekat. Ia memakai ponsel Chenle untuk meneleponnya? Sialan!

"Vieni sul tetto (datang ke rooftop),"

Sambungan pun terputus. Jisung menghela napas dan memakai topinya. Begitupun Yangyang. Mereka naik ke atap gedung terbengkalai itu dengan menaiki tangga darurat.

Yangyang mulai ngos-ngosan karena gedung ini memiliki puluhan lantai.

"Gila, ini mah ngajak main rooftop fight!" komentar Yangyang ditengah napasnya yang memburu. Namun Jisung tetap memaksa lelaki itu untuk naik agar tepat waktu.

"Satu lantai lagi kita sampe," kata Jisung. Yangyang mengangguk.

Sampailah mereka di depan sebuah pintu putih dengan lapisan debu yang tebal. Yangyang membuka pintu yang ternyata tidak dikunci itu. Jisung masuk lebih dahulu, dan disambut matahari pagi yang menyorot mereka. Matanya yang berusaha beradaptasi dari ruangan gelap ke ruangan terang pun membuat penglihatannya buram.

Matanya tertuju pada enam standee yang berdiri. Standee pertama, standee Mark. Yang kedua, standee Jeno. Yang ketiga, standee Haechan. Yang keempat, standee Jaemin. Yang kelima, standee Chenle. Yang keenam standee Jisung.

Tunggu, kemana standee Renjun?

"Legateli (ikat mereka)," perintah seseorang yang tiba-tiba keluar dari belakang standee Jisung. Jisung terkejut ketika seorang perempuan memukul leher Yangyang dan membuat lelaki Taiwan itu pingsan. Dan giliran Jisung, dia terkena Brazilian Kick oleh perempuan itu. Dan pandangannya samar-samar menghilang. Namun disaat terakhir pandangannya mulai hilang, wajah seseorang muncul dengan seringainya yang sangat mengerikan. Jisung tidak bermimpi kan?


























"Njun..."

👤
















Paraparararam... No spoiler please

Wkwkwkwk

30Days Project  SWgroup22

Vote and comment very important!!

Share ke teman kalian!

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang