O

545 89 2
                                    

👤

Pada akhirnya aku akan kembali. Walaupun tanpa peringatan atau dengan peringatan. Aku akan kembali dengan cara membunuh yang lebih menyakitkan dan menyiksa. Tunggu aku sampai saat itu.

Karena aku belum selesai.

👤

Hari ini Jisung memakai outfit santai. Sudah beberapa hari sejak Yangyang tinggal dirumahnya dan dia cuti kerja. Jaehyung yang mengambil alih posisi CEO sementara. Sementara Chenle jarang datang kerumah Jisung dengan alasan Yangyang ada disana, dan pasti dia akan dikacangi lagi.

Jisung memasak telur ceplok dan nasi hangat pagi ini. Ia terlalu lelah untuk memasak makanan yang lain karena semalam Jihoon tidak bisa tidur. Bahkan sempat ganti shift dengan Yangyang. Yangyang pun masih tertidur pulas di sofa karena dari jam empat sampai jam enam pagi dia mengurus Jihoon sementara Jisung tidur. Syukur saja Jihoon tidur sekarang.

Pukul tujuh pagi, Jisung selesai memasak untuk dirinya dan Yangyang. Kasihan anak orang baru keluar dari penjara harus dikasih makan.

"Yangyang, ayo makan!" teriak Jisung. Tapi Yangyang masih saja terbaring dan tidur. Jisung kesal tentunya. Dia paling tidak suka dibantah. Jisung pun menghampiri lelaki Taiwan itu dan memukul-mukul pantat Yangyang.

"Bangun oy! Bangun!!!!! Kalo kagak bangun, si Jihoon gue suruh kruek muka lo!" ancam Jisung. Yangyang pun bangun secepatnya. Dia langsung menuju meja makan dan memakan nasi dan telur itu cepat kemudian lanjut tidur. Padahal Jisung baru saja duduk dan ingin menyantap sarapannya.

Jisung tertawa pelan. Sebenarnya Yangyang adalah anak baik. Tingkahnya tidak selalu menyebalkan. Bahkan saat dulu masih kuliah, Jisung terpana sendiri mendengar curhatan Ningning soal Yangyang yang kala itu sudah masuk penjara. Kata Ningning, sayang sekali Yangyang masuk penjara. Padahal kalau dia tidak termakan godaan pembunuh berantai itu, Yangyang bisa menjadi apa saja yang ia inginkan. Yangyang itu pintar. Fasih bahasa Jerman, Korea, China, Inggris, dan lainnya. Sayang sekali.

Ting!

+82 119 xxxx xxxx

Eiyo

Enak kan aman-aman saja selama ini?
Tenang, aku akan mulai sebentar lagi.
Kau pasti senang kan, Park Jisung?
Bagaimana aku bisa mendapatkan nomormu?

Mudah saja.

Aku adalah karyawan kantormu.
Baru masuk hari ini.
Ayahmu itu baik sekali.
Hanya karena aku seorang yang tak punya ibu aku langsung masuk.
Wah...

Tunggu aku ya, Park Jisung!

Jisung hampir menyemburkan makanannya. Tapi langsung ia telan karena takut lantai basah. Dia menahan detak jantungnya yang perlahan berdetak cepat. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Ah maksudnya, apakah ini yang namanya serangan panik?

Dia langsung meneruskan pesan itu ke Chenle dan Taeil kemudian membangunkan Yangyang. Yangyang pun perlahan bangun dan langsung di perlihatkan pesan itu. Mata Yangyang seketika segar.

"Sekarang, misi kita yang paling penting adalah selamatin Jihoon," kata Yangyang.

"Tunggu," kata Jisung mengentikan Yangyang saat Yangyang berdiri menuju kamar Jihoon.

"Lo tau nama pembunuh ini?" tanya Jisung. Yangyang tersenyum dan menggeleng.

"Gue kenal dia cuma sekedar nama. Itu pun gue manggil dia seventh soul karena dia gak pernah ngasih tau nama asli. Muka pun gue agak lupa sekarang. Gue gak punya foto dia karena gue gak boleh selfie sama dia. Dan yang bikin semua peraturan itu ya Hendery," Yangyang memberi jeda, "Ini udah terancang dari dulu, semuanya. Dia itu penganalisis yang hebat,"

👤









30Days Project  SWgroup22

Vote and comment very important!!

Share ke teman kalian yaaaa

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang