H

588 91 0
                                    

👤

Yangyang sampai di salah satu mansion milik Jisung. Jisung merebahkan tubuhnya di sofa kemudian berdiri lagi. Ia masuk kedalam kamarnya. Sementara Yangyang ditinggalkan bersama Chenle. Kemudian seorang lelaki paruh baya keluar dari kamar Jisung dengan wajah yang terlihat lelah. Itu Moon Taeil.

Taeil melambaikan tangannya ke Chenle dan Yangyang kemudian keluar dari mansion menggunakan sendal jepit. Tak lama kemudian Jisung keluar dengan seorang bayi mungil di tangannya. Bayi yang baru berusia satu mingguan itu terlihat nyaman tidur di gendongan Jisung. Yangyang pun langsung mengenali wajah Jihoon yang ada sedikit campuran wajah Ningning dan Jisung.

"Bersiap untuk adegan sentimental," gumam Chenle yang asik main game online di ponselnya. Jisung duduk disamping Yangyang. Tersenyum, Yangyang mengelus pipi Jihoon dengan perlahan.

"Ganteng banget kayak gue," kata Yangyang. Jisung melengos dan membiarkan anaknya di unyel oleh Yangyang.

"Anak gue ini njir," kata Jisung. Yangyang tak peduli dan tetap mengunyel pipi Jihoon. Dengan wajah watadosnya Yangyang makin ganas dan mengunyel pipi Jihoon. Jisung pun menepak tangan Yangyang.

"Gue kangen Ningning. Gue kira gue bisa ketemu dia abis keluar dari penjara. Taunya terlambat," Yangyang pun menyendarkan tubuhnya ke sofa Jisung. Jisung tersenyum dan menatap Jihoon. Setidaknya ada Jihoon di sisi nya yang dapat mengurangi rindunya pada sang Istri.

"Salah gue juga. Ngapain sih gue dendam sama Jeno? Ngapain sih gue ketagihan ngebunuh? Sialan," lanjut Yangyang. Jisung terdiam. Ia hanya perlu mendengarkan Yangyang kali ini. Yangyang butuh sandaran.

"Bahkan gue aja gak tau Ningning nikah sama lo. Yang gue tau, seventh soul suka sama dia," kata Yangyang, "Bahkan sampe Ningning meninggal aja gue gak tau. Sepupu macem apa gue ini? Macem kesemek kali ah,"

"Terus tiba-tiba lo keluarin gue dari penjara dan nyuruh gue untuk bantu lo. Emangnya dia teror lo lagi?" tanya Yangyang.

"Belum. Tapi gue ketemu sama dia beberapa hari lalu pas bawa Jihoon kerumah si Lele," jawab Jisung, "By the way, lo dendam sama Jeno?"

Yangyang terkekeh sarkas. Dia menatap Jisung dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue dendam dari SMP. Jeno tuh tukang bully. Gila kalo lo semua gak tau. Pas SMP dia bully gue. Dia bilang keluarga gue cuma kaya tapi gak punya otak. Gue diporotin melulu sama tuh bajingan. Dan gue yakin, salah satu dari kalian yang masih hidup atau udah mati pasti pernah kena bully Atau dibully dibelakang. Jeno itu tipe yang kalo lagi berdua doang berani morotin, tapi kalo lagi ramean jaga image," jelas Yangyang.

"Jeno sering bully Renjun kalo gak ada kita,"

Ucapan Chenle waktu itu terngiang di kepala Jisung. Jadi... Benar? Sebenarnya, apa yang masing-masing anggota dreams rahasiakan? Apa Jaemin tau ini?

👤

Hari sudah malam. Sekarang pukul sembilan malam. Chenle sudah pulang kerumah orang kayanya. Dan Yangyang tidur di kamar tamu. Jisung menemani Jihoon yang nampak sangat imut.

"Kayaknya Jihoon makin gede ya? Panjangnya nambah 0,001 mm, hehe," kata Jisung. Jihoon terkekeh pelan. Kekehan khas bayi yang membuat Jisung tersenyum juga.

"Maaf ya papa sering tinggalin Jihoon sama pakde Taeil," kata Jisung. Jihoon menatapnya dengan tatapan polos. Ah, ini mengingatkan Jisung akan pertemuan pertamanya dengan Ningning.

Hari itu cuaca sedang cerah-cerahnya. Entah kenapa Jisung sangat semangat. Mungkin karena hari pertama masuk kuliah? Chenle kuliah di luar negeri. Tak apa, yang penting, dia juga kuliah, hehet.

"Permisi kakak-kakak, saya mau ambil name tag," kata Jisung di meja barisan Psikologi. Sang kakak Tingkat mengangguk dan memeriksa name tag yang berbaris rapi disana.

"Park Jisung bukan?" tanya salah satu kakak tingkat. Jisung mengangguk dan mendapatkan name tag yang ia mau.

"Kamu masuk kelompok orientasi warna Hijau ya. Besok pake baju serba hijau," kata sang kakak Tingkat yang lagi-lagi dihadiahi anggukan oleh Jisung. Jisung pun menghampiri beberapa orang yang berkumpul dekat meja psikologi. Mereka semua adalah maba jurusan psikologi.

"Oy kamu! Name tag ijo! Kesini!" suara perempuan membuat Jisung menoleh dan mendapati empat perempuan cantik dengan pakaian panjang. Yang satu berwajah tak nyata membuat Jisung terpana. Di name tag nya tertulis Kim Minjung. Kemudian Jisung melihat tiga perempuan yang lainnya.

"Aku Yoo Jimin. Panggil Karina. Aku gak suka nama Jimin," katanya. Oh mungkinkah karena vibe lelaki makanya dia tak suka nama Jimin? Jisung mengangguk.

"Aku Kim Minjung. Panggil sesuka hati," katanya. Jisung lagi-lagi hanya mengangguk.

"Gue Uchinaga Aeri. Asli jepang," Aeri tersenyum dan menunjukkan lambang peace.

"Aku Ning Yi Zhuo. Yizhuo,"

Saat itu juga Jisung terpana pada Ningning. Jadi ia membuat nama panggilan untuk seorang Ning Yi Zhuo, yaitu Ningning.

"Gue Park Jisung. Panggil Jisung," kata Jisung. Ia melihat name tag maba lainnya. Hanya mereka berlima yang bername tag hijau. Jisung menang banyak.

"Yizhuo, boleh gak gue panggil lo Ningning?" tanya Jisung tiba-tiba saat upacara rutin saat penerimaan mahasiswa baru dimulai di lapangan.

"Boleh kok. Aku panggil kamu Ic—"

















"Ah udah deh. Jihoon gak baik denger cerita selanjutnya. Yuk tidur yuk sama papa," kata Jisung. Padahal wajah Jihoon nampak tak sabar akan lanjutan cerita dari Jisung. Tapi sudah malam. Jadilah Jisung mengeloni Jihoon tidur.

👤








Romance sedikit gapapa kan? Ehehet

30Days Project  SWgroup22

Vote and comment very important!!

Share ke teman kalian yaaaaa

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang