G

516 88 0
                                    

👤

Jisung mengendarai mobilnya secepat mungkin ke tempat yang membuat nya memiliki trauma mendalam. Yangyang tidak ikut karena akan menjadi guy on chair. Yangyang sih yang bilang begitu karena ia ingin seperti di film-film.

Ckiit!!

Mobil terparkir dengan sempurna di lahan luas dekat gudang tua itu. Jisung melirik arah rumah Taeil yang tak jauh dari sana. Taeil memunculkan kepalanya. Ia beradu tatap dengan Jisung. Namun Jisung menggeleng begitu Taeil menawarkan bantuan. Jisung pun langsung melesat kedalam gudang itu.

Sepi. Tak ada siapapun disana. Apa Yangyang salah lihat? Jisung menyalakan airpodnya yang tersambung langsung ke Yangyang.

"Lo salah," kata Jisung. Yangyang diam di sana. Namun tiba-tiba bunyi keras terdengar dibalik tembok.

"Gak. Kita gak salah. Ruangan di gudang itu ada dua. Liat pintu di pojok ruangan. Gue ngumpet disana dan mukul tembok tiga kali waktu mancing Jaemin ke gudang itu. Chenle ada disana mungkin," kata Yangyang.

(Liat part 'N')

Jisung mengangguk walau mungkin Yangyang tidak pernah tau ia menanggapi ucapannya. Jisung mendekati pintu itu dan memegang kenopnya dengan hari hati.

Krieet...

Sialan. Kenapa selalu berbunyi keras?! Tidak bisakah pintu senyap?!

"Tu vieni?(Sudah datang?)" suara yang familiar menyambut Jisung. Dengan bahasa yang sedikit Jisung mengerti, karena kliennya ada yang dari Italia. Sialan orang ini.

"(ya)," jawab Jisung. Orang itu mendekati Jisung. Memakai masker hitam dan baju hitam, orang ini terlihat misterius.

"Conosci il tuo errore?(Apa kamu tau kesalahanmu?)" tanyanya lagi. Jisung mendecak.

"Pake bahasa Korea. Gue gak ngerti," kata Jisung. Lelaki yang disebut seventh soul oleh Yangyang itu tertawa.

"Perché?(Kenapa?)" tanya lelaki menyebalkan itu dengan tawanya.

"L'Italia fa schifo(Bahasa Italia itu menyebalkan)," jawab Jisung seadanya dari yang ia pelajari.

"Wah wah wah... Kau bisa tapi malah meminta bahwa Korea? Ah... Padahal aku sedang senang menggunakan bahasa Italia seperti drama itu," katanya sambil bertepuk tangan.

Jisung melihat yang ada dibelakang lelaki itu dengan wajah penasaran. Lelaki itimu terkekeh dan menyingkir memperlihatkan Chenle yang terlihat lemas. Terlihat beberapa lebam di tubuhnya yang membuatnya enggan bergerak walaupun sejengkal pun karena rasa sakitnya.

Jisung terlihat melebarkan matanya dan menatap lelaki yang disebut seventh soul itu nyalang.

"Jangan nyerang dia, dia bisa analisis semua gerakan lo kalo lo gegabah," Yangyang berucap di ujung sana. Apa Yangyang mengawasinya? Kalau iya, itu lebih baik. Lelaki yang memakai masker hitam itu sepertinya tersenyum. Terlihat dari matanya yang menyipit dan pipinya yabg melebar.

"Perché? Il tuo amico computer ti ha detto che posso vedere i tuoi movimenti? (Mengapa? Apakah teman komputermu memberi tahumu aku bisa melihat gerakanmu?)" tanya lelaki itu. Jisung menggerakkan giginya hingga terdengar suara aduan didalam mulutnya.

Jisung kesal. Sekarang ia tau lawannya adalah orang yang sulit dikalahkan. Jisung merogoh sakunya dan mendapati sebuah benda yang tak pernah ia masukkan ada disana. Ia mencari sebuah pistol. Tapi yang ada di sakunya malah bola bisbol dengan tanda tangan Yangyang di atas nya, dan tulisan mandarin.

'用这个来攻击他'

"Yòng zhège lái gōngjí tā?" Jisung mengucapkannya pelan. Pakai ini untuk menyerangnya? Lelaki itu menatap Jisung yang sedang memerhatikan bola bisbol di tangannya sambil gemetar.

"Dia trauma sama bola bisbol," Jelas Yangyang. Jisung melirik lelaki yang disebut seventh soul itu. Terlihat bergetar dan berkeringat tiba-tiba. Trauma dengan bola bisbol? Baiklah!

Tanpa ancang-ancang yang mungkin tak adapat dilihat oleh lelaki itu, Jisung melemparkannya ke arah lelaki itu kemudian membawa Chenle yang sudah babak belur keluar dari gudang itu sementara lelaki itu terjatuh ke tanah karena menghindari bola bisbol.

"LAIN KALI AKAN KUBUNUH KAU!!!!" Teriak lelaki bermasker hitam itu saat Jisung menghilang dari pandangannya.

"Lia! Chenle akan masuk ke rumah sakit! Awasi dia, dia harus mati hari ini," kata lelaki itu. Lia yabg sedari tadi ternyata menonton di pojok ruangan pun mengangguk dan segera keluar ruangan pengap itu. Lelaki itu memerhatikan bisbol yang Jisung lemparkan padanya.

Yangyang sialan.

👤






Teringat masa my first and last wkwkwk

Zhong Jisung, Park Chenle


30Days Project  SWgroup22

Vote and comment very important!!

Share ke teman kalian yaaaa

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang