------- 1.1 It's Did Not The End

2.6K 125 40
                                    

👤

Semua yang aku sukai pergi
Semua yang aku hindari datang
People come and people go
The worst come and the best go

Semuanya tidak sama saat aku terbangun di zaman ini
Semua rasa takut akan dibunuh, hilang di zaman ini
Tak ada yang aku takutkan lagi
Karena sekarang, aku adalah orang yang paling kejam daripada semuanya

Seperti besi yang ditempa lama agar menjadi pedang yang tajam
Aku dibunuh di setiap kehidupan agar menjadi seorang pembunuh
Pembunuh brutal yang bahkan tak akan kau sadari kalau aku pelakunya

-The Seventh Soul-

👤

"Hwang In Joon. Nama gue di kehidupan ketiga. Pangeran Joon yang berselisih dengan penasihat kerajaan. Lee Dong Hyuk. Alias... Haechan," Renjun menatap Jisung yang selalu tenang. Ia tau, Jisung memiliki sesuatu yang membuatnya tidak panik. Makanya ia mengitari Jisung tadi. Untuk melihat apa saja yang ada di baju lelaki itu. Semuanya, senjata Jisung sudah ia lucuti. Hanya saja alat komunikasi itu... Renjun membiarkannya.

"Kenapa tenang banget sih?" tanya Renjun. Jisung tersenyum setengah jadi dan menampakkan wajah sarkasnya.

"Lo lupa kalo gue kesini dengan persiapan?" tanya Jisung. Renjun mengangguk dan mendekati Jisung kemudian mengambil sesuatu dari telinga Jisung yang bahkan mungkin orang lain tidak menyadarinya ada di telinga Jisung dan karena itu berkamuflase.

Jisung tercekat.

"Maksud lo persiapan itu... Ini?" tanya Renjun menunjukkan sebuah airpod yang sangat kecil yang ia ambil dari telinga Jisung. Sial, Jisung hanya memakai satu airpod! Renjun tertawa dan menjatuhkan airpod itu dan menginjak nya sampai hancur.

"Lo pikir gue bodoh?! Lo pikir gue gak belajar?!" Renjun meninju wajah Jisung keras. Jelas orang ini berolahraga. Tenaga yang tak pernah Jisung rasakan dari Renjun terasa sekarang. Sangat terasa hingga kesadarannya hampir hilang lagi. Namun ia bertekad untuk tidak pingsan.

Kalau ia pingsan... Taeil tidak bisa melacaknya.

👤

"Scusa Lia, ti ho ucciso hahahah (Maaf Lia, aku membunuhku, hahahah)," Yangyang tertawa sarkas. Namun suara aneh terdengar di telinganya. Apa alat komunikasi nya rusak? Tidak. Bukan milik dia yang rusak. Tapi Jisung. Sial. Yangyang mengelap noda darah dari tangannya yang ia gunakan untuk menikam Lia. Perempuan itu sekarang tergeletak tak bernyawa setelah mematahkan tangan kiri Yangyang.

Yangyang menelepon Taeil dan menunggu lelaki itu menjawab diujung sana.

"Om, gimana? Airpod Jisung kayaknya rusak," kata Yangyang saat sudah tersambung ke Taeil.

"Tenang. Kita punya sesuatu yang nggak mungkin rusak,"











"Kecuali kepala Jisung hancur, benda itu baru bisa rusak,"

👤

"Oh... Aku menyakitimu?" tanya Renjun, "Ah... Lagi lagi pake bahasa baku. Seru juga. Kayak mendongeng, hehe," ucap Renjun.

Jisung memegangi kepalanya. Tali yang melingkar di tubuhnya dengan Renjun lepas. Dengan itu, permainan akan lebih menantang nanti.

Renjun memegang buku Seven Deadly Sins dengan erat. Ia memukul punggung Jisung dengan buku keras itu berkali-kali. Namun saat kesempatan tiba, Jisung menyerang balik dan membanting Renjun ke lantai dengan teknik Hiza Guruma yang sempat ia pelajari dulu waktu SMP. Renjun terbanting namun ia mencengkram kepala Jisung kuat dan menahannya di antara kakinya dan tangannya. Triangle Choke.

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang