------- 0.9 Someone Who Looks Like The Seventh Soul

677 102 6
                                    

👤

Tenang.

Sekarang situasi sangat tenang.

Sudah beberapa tahun sejak orang terakhir meninggal. Seorang lelaki berjas hitam dengan kacamatanya terdiam di rooftop. Memandangi jalanan Seoul dari atas gedung setinggi gedung agensi tertua di Korea.

"CEO Park, tuan muda Zhong ingin menemui anda," seorang lelaki yang lebih muda darinya membungkukkan badan tanda hormat. Sang CEO pun mengangguk. Lalu seseorang menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Jis! Istri lo! Udah mau lahiran!" ucapan sang Tuan Muda membuat sang CEO berlari. Ini... Kabar buruk.

👤

Jisung menunggu di depan ruangan bersalin dengan tangan terkepal. Istrinya akan selamat kan? Riwayat penyakit jantung tak akan membunuh ibu hamil kan? Chenle menghela napas. Sahabatnya ini tak bisa diam. Kakinya bergetar rak karuan dan kadang berdiri kadang duduk.

Seperti orang gila.

"Jisung! Tenang dulu! Ningning bakal sela-"

Cklek!

Pintu ruangan bersalin terbuka. Jisung berdiri dengan wajah tegang. Wajah dokter tak dapat dibaca sama sekali. Dokter itu tersenyum dan menepuk pundak Jisung. Bukan isyarat ucapan selamat. Jisung tau ini. Ini adalah isyarat ucapan belasungkawa dan sebuah penyemangat.

"Dokter sialan! Gitu aja gak becus?! Kalian dapet S3 darimana?! Nyogok?!" bentak Jisung. Ia memasuki ruangan bersalin dan mendapati tubuh istrinya ditutupi kain putih. Matanya membulat. Chenle pun masuk dan melihat reaksi Jisung. Lelaki yang takut ditinggalkan itu terlihat berjalan menuju Ningning. Ia trauma. Trauma dengan segalanya yang meninggalkannya.

"Ningning... Jisung mengelus pipi halus istrinya yang pucat. Ia tak percaya Ningning akan pergi secepat ini. Park Jaehyung yang baru datang terdiam. Ia berniat bergembira saat ini karena cucunya lahir. Namun hari ini malah menjadi duka.

Jisung berbalik. Ia mengepalkan tangannya. Matang menatap nyalang tempat tidur untuk bayi di dekat nya. Anaknya ada didalam sana. Sedang tidur setelah dimandikan.

Dia mendekati bayi itu. Jaehyung dan Chenle berusaha menjaga agar Jisung tidak membuat keributan disini. Jisung memegang pinggiran tempat tidur bayi yang nampak sangat nyaman untuk anaknya itu.

"Harusnya lo gak ada sial! Harusnya lo gak ada! Dengan begitu istri gue gak akan mati! Lo gak tau kan seberapa sayangnya gue sama Ningning?! Dengan lo nggak ada... Gue akan hidup bahagia sama Ningning dan ngelupain kematian-kematian yang sebelumnya menghantui gue. Tapi lo hadir. Gue gak bisa lepasin anak rupawan kayak lo yang mirip istri gue. Gue terpaksa ngurusin lo... Gue terpaksa..." Jisung menangis keras. Bahkan Chenle dan Jaehyung hanya bisa diam melihat reaksi Jisung pada anaknya.

"Chenle! Urus Park Jihoon," kata Jisung. Chenle mengernyit.

"Park Jihoon?" tanyanya. Jisung menatapnya kesal.

"Anak gue, goblok!"

👤

Jisung diam di rumahnya. Lebih tepatnya dikamar anaknya. Upacara pemakaman istrinya sudah selesai satu jam yang lalu. Kini ia memandangi wajah anaknya yang sangat mirip dengan Ning ning walaupun anaknya lelaki. Ia mengelus pipi bayi yang baru berusia saru hari itu. Kadang bayinya menangis. Namun ia hanya bisa memberikan asi perah untuk anaknya. Bayi itu menggeliat di posisinya sekarang. Itu membuat sang Papa tertawa kecil.

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang