------- 1.0 Yangyang Doesn't...

618 102 11
                                    

👤

"Sialan lo! Jangan tekan keras keras!" seorang lelaki berbadan gempal memukul orang yang sedang memijat pundaknya hingga orang itu terjatuh. Si lelaki gempal berdiri dan menatap lelaki yang tadi ia pukul.

"Hei orang Taiwan. Lo lupa siapa bosnya? Di penjara ini gue bosnya!" lelaki berlabel merah itu menendang tubuh Yangyang yang merupakan label merah juga. Label yang menentukan seberat apa kejahatan mereka hingga di penjara. Diruangan itu yang berlabel merah hanya mereka berdua. Yang lain berlabel kuning dan putih.

Yangyang berdiri dan memegangi perutnya yang terasa nyeri. Dia menatap lelaki gempal itu nyalang.

"Sialan. Gue udah sabar selama ini gendut! Dan lo masih mancing gue? Lo bakal nyesel pernah ketemu gue," ucap Yangyang. Lelaki lawannya mendecih.

Lelaki gempal itu melayangkan tinju tapi Yangyang menghindar dan menusukkan jarinya ke mata lawannya, "Gue pernah suntik mati orang,"

Kemudian tangannya bergerak meninju perut besar lawannya dan membuat lawannya tumbang, "Gue juga pernah penggal dan mutilasi orang,"

Terakhir, Yangyang mematahkan tangan lelaki itu dengan sekuat tenaga hingga lelaki gempal itu berteriak keras dan memancing semua penjaga mendatangi sel mereka.

Beberapa penjaga mendatangi Yangyang dan memegangi lelaki itu agar tidak mengamuk lagi. Yangyang tidak berontak karena memang mematahkan tulang adalah langkah terakhirnya.

"Gue juga pernah patahin tulang orang. Kita belum selesai ya. Kita ketemu lagi, lo mati,"

👤

Yangyang agak bingung saat ia disuruh untuk membereskan barangnya. Apa dia akan pindah lapas? Mungkin saja. Ia membawa selimut tidur yang ia dapatkan dari lapas. Ya kan masih satu bangunan. Jadi kan bisa tukar selimut.

"Eh, selimutnya mau kamu kemanain? Kamu bakal keluar penjara sekarang. Ada orang yang nebus kamu," kata salah satu penjaga yang menjadi mandornya. Yangyang mengernyit. Siapa?

Setelah beberapa saat, Yangyang pun diizinkan keluar lapas. Menyapa sinar matahari dan cuaca cerah khas musim semi, Yangyang tersenyum. Omong-omong, untuk siapapun yang membebaskannya ia mengucapkan terimakasih.

Seorang penjaga luar memberinya sebuah surat. Yangyang terlihat bingung. Tapi ia menerima surat itu. Mungkin saja penting.

Gudang lama, 12.00 pm

—7th soul

Tugas lagi. Baiklah. Hari ini Yangyang akan membuat dosa baru lagi. Senangnya!

👤

Krieeettt...

Pintu gudang terbuka lebar dan menampakkan isi gudang. Yangyang mencari-cari seseorang yang mengirim surat padanya. Muncul lah seseorang berpakaian hitam dengan topi menutupi setengah wajahnya. Orang itu tersenyum dan memberi isyarat pada seseorang dengan mengacungkan jempolnya.

Seseorang yang lain muncul dan menyekap Yangyang. Lelaki itu memberontak, tapi tenaganya kurang. Jadilah ia mengalah dan memilih diikat. Lelaki yang bertopi membuka topinya. Begitupun yang satunya.

"Wah... Park Jisung. Lagi ngapain lo berdua disini?" tanya Yangyang. Jisung tersenyum remeh.

"Mengubah jalan lo ke neraka jadi ke surga," jawab Chenle sarkas. Yangyang tertawa.

"Tempat gue emang di neraka. Lo gak bisa ngubah itu," jawab Yangyang.

"Gue yang keluarin lo dari lapas," ucap Jisung. Yangyang menatap Jisung tak percaya. Jisung? Mengeluarkannya dari lapas? Hebat!

"Buat apa? Biar gue bisa teror kalian lagi?" tanya Yangyang sarkas. Jisung mendecih dan meletakkan tangannya di bahu Yangyang.

"Asal lo tau, lo bebas bersyarat. Tapi kalo lo mau bener-bener bebas, lo harus ikutin apa kata gue," kata Jisung.

"Lo pikir gue mau? Ada bayaran?" tanya Yangyang.

"Ada. Lo bebas tanpa syarat, ambil satu mansion gue, dan gue kasih satu black card gue. Asal lo mau ikut gue," kata Jisung. Yangyang tersenyum.

"Tambahin," ucap Yangyang. Jisung mendecak. Chenle menampar Yangyang.

"Matre lo! Gimana mau punya istri!" ucap Chenle.

"Lo mau apa?" tanya Jisung.

"Ningning," Yangyang mendapat tertawaan Jisung.

"Ningning? Sana nyusul ke alam lain! Di udah gak ada," jawab Jisung. Yangyang terdiam. Ningning meninggal? Kapan? Kenapa ia tak dapat kabar apapun? Ningning kan sepupunya.

"Kenapa? Kaget? Lo sayang kan sama Ningning? Sayang juga sama anaknya kan? Ningning meninggal saat lahirin anaknya. Anak gue. Anak Ningning dalem bahaya kalo bos lo itu dendam ke gue. Bisa-bisa satu-satunya keturunan Ningning meninggal," kata Jisung. Yangyang mendecak kesal. Kelemahan ya diserang oleh Jisung.

"Okay! Gue ikut lo! Asal anak Ningning aman! Sial!" Yangyang mengumpat. Itu lucu. Jisung tersenyum dan menyuruh Chenle untuk melepaskan ikatan tali di tubuh Yangyang.

"Gue mau nanya, kenapa lo pake nama 7th soul?" tanya Yangyang sambil memperlihatkan surat yang ia dapatkan dari Jisung. Jisung terkekeh.

"Karena lo gak akan dateng kalo pake nama gue. Lo tobat Yang," kata Jisung.

"Iya sayang,"

Bukan, bukan Yangyang. Itu Chenle yang asal jeplak. Jisung mendecih dan mengajak dua orang itu keluar dari gudang lama itu. Mereka memasuki mobil Jisung yang sangat mewah.

Yangyang duduk dibelakang di kursi penumpang. Sementara Chenle dan Jisung ada didepan. Kata Chenle, dia tidak ingin dikacangi lagi.

"Jis, Jihoon sama om Taeil?" tanya Chenle. Jisung mengangguk. Yangyang mendongak dan menatap Jisung.

"Nama anak Ningning Jihoon?" tanya Yangyang.

"Iya. Jangan lupa, gue bapaknya," kata Jisung. Yangyang tertawa pelan.

"Jangan lengah juga Jis. Jiwa ketujuh juga suka sama Ningning. Tapi lo malah ambil Ningning. Kan dianya jadi makin dendam,"














"Sialan,"

👤







Aaaaaaaa

Akhirnya ide-ide bagus bermunculan!!!

Makasih yang udah vote! Apalagi comment. Seneng banget aku tuh ;)

Lof yu gais :""

30Days Project  SWgroup22

Vote and comment very important!!

Share ke teman kalian yaaaaa

How To Die [7 Dreams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang