Setelah kejadian meluruskan permasalah beberapa hari kemarin, akhirnya Jungwon maupun Jay bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa tanpa harus berfikir sepanjang hari seperti waktu itu.
Terhitung sudah hampir satu bulan setelah kejadian tersebut, Jiheon sebagai tersangka tidak lagi berani menampakkan batang hidungnya di hadapan Jungwon. Ya, berfikir positif saja dia sedang menjalani kegiatan magangnya yang entah berada di perusahaan mana.
Jungwon juga sudah di beri tahu oleh Jay tentang pembatalan kontrak sepihak pada Jiheon beberapa hari yang lalu. Dan reaksi yang di berikan mampu membuat Jay jatuh semakin dalam pada pesona dan juga hati kekasih manisnya ini.
"Mungkin lagi apesnya Jiheon kali ya dek? Ternyata dia magang di kantorku loh. Terus karena masalah itu, tak batalin kontraknya" Ucap Jay.
"Ih kok gitu sih ko?! Terus sekarang kak Jiheon gimana?" Ucapnya dengan nada khawatir.
Jay mengangkat bahunya tak acuh "Ndak tau, bukan urusanku juga. Lagian berkas yang dia kasih belum aku tandatangani kok, jadi ndak perlu bikin berkas baru lagi dia. Paling di kasih ke kantornya Jake diterima"
"Tapi seharusnya koko ga perlu ngelakuin itu sampe bawa bawa perusahaan, kasian kak Jiheon. Padahal waktu itu dia udah bangga banget bisa magang di perusahaan koko, dan sekarang koko seakan ngehancurin harapan dia?"
Jay menghela nafas lalu meminum kopinya sedikit sebelum dia menjawab ucapan dari sang kekasih "Sebelumnya udah aku pikirin ini mateng mateng kok dek, aku juga yakin keputusan yang aku ambil itu ndak akan salah. Ndak usah dipikirin ya? Aku yakin Jiheon udah dapet perusahaan yang lebih bagus dari perusahaanku"
Ya kira kira seperti itu percakapan antara Jungwon dan Jay mengenai Jiheon beberapa hari yang lalu. Coba kalian pikirkan bagaimana Jay tidak bucin kepada Jungwon jika Jungwon saja mempunyai hati sebaik itu? Kalian pasti tidak akan menemukan jawabannya.
Sekarang di hari sabtu yang cerah ini, tepatnya di dalam kantor JYN Tower, seorang laki laki manis sedang duduk di meja kerjanya dengan mata yang tertuju pada layar laptop. Ya, Sunghoon.
"Meeting nya jam sepuluh" Monolognya.
"Sedangkan sekarang masih jam setengah sembilan"
"Oke. Ada waktu kurang lebih satu setengah jam buat bikin topik"
Setelah bermonolog seperti itu netra sipitnya kembali terfokus pada layar laptop. Tetapi tidak tahu kenapa, pikirannya sekarang sedang tertuju pada Jay yang tumben sekali tidak menghubunginya sama sekali hari ini.
Karena penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada sepupu sialannya itu, dia mengambil hp dengan logo apel nya diatas meja dan segera menghubungi Jay.
Pip!
Setelah beberapa saat menunggu, sambungan itu tiba tiba terputus. Tumben sekali manusia menyebalkan itu tidak mengaktifkan hpnya, batin Sunghoon.
"Nang ndi arek iki" Gumamnya.
(Kemana nih anak)
Tanpa berfikir dua kali, Sunghoon bangkit dari duduknya sembari memegang hp di tangan kanannya menuju ruangan sang di direktur.
Sampai disana, pintu itu tertutup rapat seperti biasa. Tetapi saat Sunghoon mencoba membuka pintu itu,
Ceklek!
Benar, tidak di kunci.
Kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan sang atasan dengan mata yang mencari keberadaan Jay di setiap sudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Rich Boyfriend || Jaywon [SUDAH TERBIT]
Romance❏༄bagaimana jadinya jika seorang crazy rich surabaya menjalin hubungan dengan seorang anak petani? ❍bxb ❍lokal ❍fluff ❍harshwords ❍mpreg