IF IT IS YOU (Yeonbin-Angst)

610 45 17
                                    

Pernahkah kau bertanya bagaimana kabar ku hari ini?

Pernahkah terpikirkan oleh mu bagaimana cara ku bertahan sampai saat ini?

Apakah kau tau bagaimana keadaan ku saat ini?

Aku bahkan tak dapat tertidur
Aku bahkan tak dapat menelan apapun..

Aku tahu kau sudah menjawab ku, jawaban yang hanya diam pun aku tahu bahwa kau tak dapat ku miliki meskipun aku ingin.

Selama ini aku hanya berpura-pura tidak mengetahuinya, dan dengan alasan itu aku tetap menunggu mu di belakang, melihat mu dari kejauhan bahagia dengan dia.

Bisakah kau menjadi diriku sehari saja? Berjuang dengan hari-hari ku untuk melupakan mu.

Jika aku jadi dirimu, bisakah kau mengerti bagaimana perasaan ku?

(Lirik dari lagu if it is you yang juga aku tambahin dikit dengan kata-kata ku)

Sepenggal lirik yang menggambarkan diriku. Hari-hari patah hati yang selalu jadi bagian dari keseharian ku. Mencintai nya tak sesulit aku melepaskannya.

Dia menggenggam hatiku erat..hingga sangat sulit berada di dekatnya dalam radar yang ku jaga tetap pada porsinya.

Choi Soobin...

Sepupu jauh ku. Kami tak memiliki hubungan darah, hanya sebatas saling terhubung karena ikatan keluarga yang terjalin.

Dia spesial bagiku. Selalu bergantung dan bermanja padaku. Hanya padaku!

Tapi setelah dia memiliki seseorang disisinya, aku baru menyadari; justru diriku lah yang bergantung padanya.

Bertahun-tahun aku berada disisinya, menjaganya agar tidak terluka oleh kejamnya dunia..tapi setelah ia tahu bagaimana perasaan ku, dia berjalan jauh di depanku.

Dia tak menjawab ketika aku berkata,

"Aku mencintaimu. Tidak tau semenjak dari kapan, tapi perasaan itu tumbuh setiap harinya— menjadi semakin kuat hingga aku tak dapat mengendalikannya."

Dia tak menjawab, hanya diam mematung menatap ku dengan pandangan terluka.

Hey..
Apa yang salah dengan diriku yang mencintai nya?

Ketika aku bertanya; mengapa tatapan mu menjadi seperti itu? Yang bisa dia lakukan hanyalah memanggil namaku.

"Yeonjunie Hyung..."

Setelah itu tak ada lagi kata. Kami berdiri berhadapan, mematung dengan pikiran yang sibuk satu sama lain. Aku sibuk memikirkan bagaimana jika dia menjauh setelah tahu tentang perasaan ku? Dan dia yang juga sibuk memikirkan sesuatu.

"Hyung tidak berharap kau memiliki perasaan yang sama dengan Hyung. Hanya saja, cukup dengan tidak menghindari ku itu sudah menjadi alasan ku untuk terus berada disisi mu."

Dia tetap diam membisu...namun sebuah tangisan lolos dari bibir indahnya.

Tidak...ku mohon jangan menangis!
Bukankah disini seharusnya aku yang menangis? Aku lah yang jelas jelas sudah ditolak. Tapi mengapa tatapannya membuatku tidak nyaman sama sekali?!

Apakah itu tatapan kasihan?
Jika iya, ku mohon jangan menatap ku seperti itu! Aku membencinya!!

Aku berjalan mendekati nya, ku raih tubuh kurus itu, ku bawa dalam dekapan ku, dan sesekali ku elus  punggung sempitnya.

"Hey.. mengapa harus ada air mata?"

Tanya ku sembari melonggarkan pelukan ku. Ku tatap mata jernihnya yang tampak memerah karena menangis.

"Jangan mencintai ku Hyung.. aku tak bisa membalas perasaan mu, jadi ku mohon jangan menyakiti dirimu sendiri." Ucapnya dengan nada lemah. Tangannya yang dingin menyentuh permukaan wajah ku dengan lembut.

"Setelah ini kau tidak harus tetap berada disisi ku. Carilah kebahagiaan mu, dan lupakan aku yang pernah kau cintai."

Dia tersenyum ketika mengatakan hal itu, dan senyumannya seperti belati yang menyayat hati ku yang sudah terluka semakin menjadi terluka.

Aku menggeleng lemah. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu ketika dirinya dengan sempurna sudah menjadi pemilik dari hatiku.

"Aku tak bisa menjauh dari mu, bahkan sehari pun! Bagaimana bisa aku mendapatkan kebahagiaan ku, jika sumber dari bahagia ku adalah dirimu sendiri.."

Aku meraih tengkuknya, ku dekatkan wajahku dengannya— dia tidak berusaha menjauh dariku. Matanya terpejam seakan menunggu sesuatu yang ingin aku lakukan.

Mungkin ini seperti salam perpisahan darinya. Sejenak hatiku bimbang, menimbang akankah aku sanggup bertahan setelah malam ini? Tapi jika aku tetap bertahan dan berusaha memiliki nya, akankah dia berpaling dan mencintaiku?

Maka setelah pertarungan di dalam hatiku, aku putuskan untuk melepaskannya dengan membiarkan hatiku dimiliki seutuhnya oleh Soobin.

Ku cium bibir lembut itu, hanya sebuah ciuman dengan penuh rasa sayang. Soobin membalas hal yang sama, namun aku bisa merasakan bahwa di dalam ciuman tersebut tidak memiliki perasaan sama sekali.

Beberapa detik, hanya beberapa detik setelah ciuman itu terlepas maka genggaman tangannya pun ikut terlepas dariku.

Perlahan dia berjalan menjauh, meninggalkan ku sendiri di pinggiran sungai Han yang tampak menyedihkan dengan seseorang yang putus cinta di pinggirnya.

Tangisku tak kuasa ku tahan, kubiarkan air mata untuk menemani malam panjang ku, melepaskan seseorang yang seharusnya tidak menjadi milikku semenjak dari awal pertemuan kami di acara keluarga sepuluh tahun yang lalu.

Jadi beginilah akhirnya aku berakhir dengan kisah cinta yang sama sekali sudah ku duga bagaimana akhirnya.

Selamat tinggal Soobin ku,
Selamat tinggal kisah cinta menyedihkan..
Karena setelah ini, aku tak lagi memiliki hati yang bisa ku berikan untuk seseorang yang mungkin juga memendam rasa padaku.

Goodbye world....

Finish.

CasualeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang