Anniversary [Yeonbin]

844 49 15
                                    

Hari ini tepat tiga tahun aku dan Yeonjun menjalin hubungan. Aku sudah menyiapkan kejutan untuk merayakan tiga tahun waktu yang sudah ku lalui bersamanya.

Sebelum melangkah ke apartemen Yeonjun, aku putuskan singgah ke toko dasi untuk membelikannya sebuah kado. Tak lupa juga cake coklat kesukaan Yeonjun yang kini sudah berada ditangan ku. Diatas cake tersebut bertuliskan 'happy anniversary Yeonjun ku'.

Kedua tangan ku penuh dengan hal yang disukai Yeonjun. Sepanjang perjalanan ke tempatnya, aku membayangkan bagaimana reaksi Yeonjun ketika melihat kejutan yang kuberikan.

Ah, aku rindu Yeonjun. Hampir dua bulan ini kami terpisah karena diriku yang disibukkan dengan kegiatan magang ke luar daerah, membuat kami sulit untuk bertemu.

Aku semakin tidak sabar untuk bertemu dengannya. Dengan Yeonjun ku.

Setelah turun dari taksi, aku berjalan cepat memasuki area apartemen mewah miliknya.

Aku sedikit gugup ketika sudah berada di depan pintu apartemennya. Dengan jantung yang memompa cepat, ku tekan digit pin apartemen Yeonjun.

Bip....

Pintu apartemen itu terbuka. Pin nya masih sama, tanggal ulang tahun ku.

Aku tersenyum senang. Yeonjun ku masih sama. Tidak merubah pin apartemennya.

Saat aku memasuki apartemennya, yang ku dapati hanya gelap. Sepertinya Yeonjun masih tertidur.

Aku memilih untuk tidak menghidupkan lampu ruangan itu. Dengan langkah berjinjit aku berjalan hati-hati menuju kamar Yeonjun— takut jika aku akan menabrak sesuatu, maka Yeonjun akan terbangun dan kejutan ku menjadi gagal.

Aku menarik kenop pintu kamarnya. Suara berderit dari pintu yang di dorong sedikit mengurangi kegugupan ku.

Setelah aku sepenuhnya masuk ke dalam. Sebuah pemandangan yang tidak pernah ku duga akan ku lihat, kini terpampang jelas di depan mataku.

Diatas ranjang berukuran king size milik Yeonjun, pria itu tengah tertidur memeluk seorang wanita tanpa sehelai benang pun yang hanya ditutupi oleh selimut. Soobin dapat melihat bahu mereka yang terekspos.

Sebuah genangan sudah membentuk di sepasang Hazel indahnya. Hanya butuh berkedip, maka tetesan air mata akan membasahi pipi gembil si manis.

"Yeon-yeonjun....."

Cicitan kecil berhasil menggema di seluruh ruangan, membuat Yeonjun dan wanita itu mau tak mau tersadar akan suara lembut yang sangat ia kenali.

Tubuhnya dipaksa bangkit setelah otaknya langsung menangkap apa yang sedang terjadi.

Dengan tubuh bagian atasnya yang terlihat, pria itu memutar tubuh— menatap penuh keterkejutan pada Soobin yang kini diam membisu di ambang pintu.

Sementara wanita yang berada diatas ranjang bersama Yeonjun hanya menatap bingung ke arah Soobin dan Yeonjun secara bergantian.

Yeonjun dapat melihat air mata yang menetes dari sudut indah itu. Hatinya hancur. Bukan ini yang ingin dia perlihatkan pada Soobin. sungguh Yeonjun tidak bermaksud untuk menduakan kekasihnya itu.

"Soo–bin...."

Lidahnya kelu. Kakinya ia paksa menapak pada lantai kamar—dengan sedikit membungkuk, Yeonjun memungut celana bahan bewarna hitam miliknya.

"Selamat Kak, kamu berhasil memberikan ku kejutan." Soobin menghapus kasar dengan punggung tangannya air mata yang menetes di pipinya.

Pria cantik itu melangkah keluar meninggalkan Yeonjun yang tergesa-gesa memasang celananya dengan asal-asalan demi mengejar Soobinnya yang sudah keluar dari apartemen—dapat ia dengar dari suara pintu yang tertutup.

CasualeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang