PUMA [2]

1.1K 116 41
                                    

"Yeonjunie... Disini, disini."

Soobin berteriak histeris sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Yeonjun yang sedang memegang nampan berisi makanan yang terlihat bingung mencari meja kosong.

Pria tampan bersurai kuning keemasan itu tersenyum sumringah tatkala mendapati orang yang tengah memanggilnya dengan heboh memilih meja di pojok paling belakang.

Ya semenjak seminggu yang lalu mereka sudah menjadi lebih akrab. Bahkan Soobin sudah berbicara santai kepadanya. Dan panggilan 'Yeonjunie', masih sama seperti lima ratus tahun yang lalu. Nama panggilan yang diberikan oleh istrinya.

Sejujurnya Yeonjun tidak ingin menyamakan Soobin yang sekarang dengan istrinya dulu. Tapi Yeonjun bisa apa? Soobin tetap lah Soobin. Hanya gender nya saja yang berubah.

Yeonjun menepis pikiran yang terus-terusan mengganggunya. Pria itu memilih berjalan untuk menghampiri pria cantik yang masih saja tersenyum manis kepadanya.

Yeonjun tidak sengaja melewati meja dimana ada Lee Jeno dan teman-temannya yang menatap jijik kepadanya. Pasalnya Yeonjun kini tidak lagi memakai topinya dan terang-terangan memperlihatkan wajahnya dengan tanda dan warna mata yang menurut mereka terlihat mengerikan.

"Wuahh... Lihat lah siapa ini? Dia bahkan sudah berani memperlihatkan wajah mengerikannya itu dihadapan kita semua. Cihh!"

Jeno membuang ludahnya ke sembarang arah. Wajah bengisnya menunjukkan betapa tidak sukanya ia akan kehadiran Yeonjun.

Yeonjun sendiri memilih tidak ambil pusing dengan perkataan serta perlakuan Jeno barusan. Lagian dia dan Lee Jeno sama sekali tidak memiliki urusan. Pria itu terus saja berjalan melewati Jeno dan teman-temannya. Tapi seseorang dengan sengaja menjulurkan kakinya hingga membuat Yeonjun terjengkang dan terjatuh beserta nampannya yang berisi makanan ikut berceceran di lantai.

Soobin yang melihatnya segera bangkit dan berlari ke arah Yeonjun.

"Yeonjunie. Kamu baik-baik saja kan?"

Soobin berjongkok setelah sampai di tempat Yeonjun. Dengan wajah cemasnya, pria cantik itu memeriksa bagian-bagian tubuh Yeonjun yang mungkin saja terluka.

"Aku baik-baik saja, Binie..."

Tangan Yeonjun terulur tanpa sadar untuk menyentuh pipi berisi milik Soobin, di elusnya pipi berisi itu menggunakan ibu jarinya. Yeonjun tersenyum, pipi itu masih sama seperti ketika pertama kali di sentuhnya. Halus dan lembut.

Soobin bersemu merah. Dua orang itu sejenak melupakan di mana mereka berada. Jeno yang melihat bagaimana orang itu menyentuh Soobin, menjadi marah! Di tariknya paksa lengan pria cantik bersurai hitam legam itu untuk berdiri dan menguncinya.

"Yak! Lepaskan aku, Lee Jeno."

Soobin meronta mencoba untuk melepaskan lengannya dari cengkraman pria itu.

"Apa kau menikmati sentuhannya, Choi Soobin!"

Suara berat Jeno menggema di telinga Soobin. Ada nada kemarahan yang sangat kentara di dalam ucapan pria itu barusan.

Yeonjun yang melihat Soobin di perlakukan seperti itu tiba-tiba menggeram marah. "Rrrrrr...." tangannya terkepal kuat. Berusaha sebisa mungkin menahan amarahnya.

"Wah... Apa kalian tidak mendengarnya? Dia baru saja menggeram seperti binatang buas!"

Jeno menutup mulutnya dengan sebelah tangannya yang bebas. Sementara Soobin menangkap sesuatu yang mungkin akan membuat kondisi Yeonjun semakin sulit nantinya.

Dengan sekuat tenaga di sentakan nya lengannya dari cengkraman tangan Jeno, dan segera beralih memeluk Yeonjun.

Soobin mendekap Yeonjun di dalam pelukannya, berusaha untuk menyembunyikan wajah pria itu.

CasualeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang