Silent

757 56 19
                                    

Disebuah rumah mewah— tepat nya didalam kamar, seorang pria tampan terikat di kursi belajar yang ada diruangan itu.

Kepalanya menunduk tanda ia sudah lelah dengan siksaan yang baru saja di alaminya.

Seseorang dari masa lalu yang menyimpan kebencian mendalam terhadapnya, datang untuk membayar semua karma yang tercipta karena ulahnya.

"Sudah sadar Doyoon?"

Seorang pria bersurai keemasan menjambak rambut pria bernama Doyoon tersebut— sehingga kepalanya mendongak ke atas.

"Lepaskan aku Jeno! Aku tidak memiliki urusan dengan mu."

Doyoon menggerakkan kepalanya sekuat yang ia bisa untuk melepaskan diri dari jambakkan itu.

"Tidak usah terburu-buru Doyoon. Kami mungkin tidak memiliki urusan dengan mu. Tapi kami disini untuk menanti hadiah yang sudah dijanjikan Yeonjun— tentunya setelah pria itu yang terlebih dahulu akan menikmatinya,"

"Apa maksud mu Hyuka?"

Doyoon menatap tajam pria lainnya yang berada diruangan itu. Pria bernama Hyuka tersebut hanya menyunggingkan senyuman miringnya.

"Haruskah kita memberi tahukannya pada mu?" Kali ini seorang pria lainnya muncul dari balik pintu bersama empat orang pria berbeda lainnya, dan semua orang itu adalah kenalan Doyoon— Yeonjun, Hyunjin, Mark, Chan dan terutama yang kini sedang tersenyum ke arahnya lebih tepatnya memaksakan senyuman nya.

Soobin, adik kandungnya.

"Soobin! Kenapa kamu bisa bersama mereka?"

Doyoon tercekat. Matanya menatap marah pada seseorang bernama Yeonjun yang tadi muncul bersamaan dengan Soobin, adiknya.

Soobin menggerakkan tangannya, "Aku mencari kakak dari kemarin yang tidak pulang kerumah dan Yeonjun datang, mengatakan bahwa kakak ada bersamanya."

"Pergi dari sini Soobin." Teriaknya lantang.

"Pegangi dia." titah Yeonjun pada tiga orang temannya yang tadi ikut bersamanya menjemput Soobin.

Soobin sendiri kaget mendapat perlakuan seperti itu, apalagi dirinya sama sekali tidak mengerti dengan situasinya.

"Adik mu yang bisu ini ternyata lumayan cantik juga. Pantas dulu kau melarang ku bermain dirumah mu, karena kau tidak ingin mengenalkannya padaku huh...?"

Yeonjun mendekat ke arah Doyoon. Sekilas ia tersenyum sinis melihat Soobin yang kini berusaha melepaskan diri dari dua orang yang mencengkram lengannya disisi kanan kiri.

"Ku mohon...jangan adikku Yeonjun. Kau boleh memukuli ku sepuas hati mu, tapi jangan Soobin."

Doyoon mulai terisak. Dia menatap sekilas bagaimana adiknya menangis meminta di lepaskan.

Adiknya sungguh polos, sehingga dengan senyuman ia menerima ajakan seorang iblis untuk bergabung ke neraka nya.

"Aku tidak akan memukuli mu. Tapi hal ini mungkin akan membuat mu lebih tersiksa dari yang pernah aku rasakan sebelumnya."

Yeonjun tersenyum simpul, lalu kembali melanjutkan kalimatnya. "Akan ku beri tahu padamu, bagaimana rasanya hidup di neraka yang sesungguhnya." Yeonjun menatap penuh kebencian pada Doyoon. Setiap kalimatnya bermakna sarat akan kemarahan yang terpendam. Kali ini Doyoon harus tau bagaimana rasanya hidup di neraka yang kau buat sendiri.

Ya neraka itu Doyoon yang menciptakan. Yeonjun ingat, setahun yang lalu ia memergoki Beomgyu dan Doyoon sedang bercumbu di toilet yang pada akhirnya berubah menjadi sebuah pergumulan.

CasualeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang