Semilir angin menerpa wajah manis pemuda berlesung pipi itu. Sebagian rambutnya kusut, namun tidak melunturkan kecantikan yang terpancar dari wajah kecilnya.
Dia, Choi Soobin, menyusuri tepian pantai sembari menunggu matahari terbenam. Pikiran pemuda itu kini sedang berkecamuk— antara memilih bertahan atau melepaskan kekasihnya?
Sahabatnya mengatakan sudah saatnya untuk merelakan dan Soobin tahu bahwa memang dia harus melepaskan, Yeonjun, untuk kebahagiaan mereka berdua.
Soobin sadar selama ini dia sudah egois karena masih tetap mempertahankan hubungan nya dengan Yeonjun— yang dia sendiri pun paham bahwa pemuda bermata sipit tersebut tidak pernah mencintai nya.
Kebersamaan mereka selama ini adalah sebuah keterpaksaan. Yeonjun yang terpaksa menerima Soobin yang jelas-jelas tidak dicintainya, karena tidak ingin melukai harga diri pemuda manis tersebut di depan banyak orang.
Satu tahun kebersamaan mereka, Yeonjun selalu berusaha memberikan perhatian pada Soobin dan belajar untuk mencintai pemuda manis tersebut— meskipun lebih sering bersikap dingin karena bagaimanapun Yeonjun tidak bisa memaksakan hatinya yang sudah terlanjur dimiliki orang lain.
Jika dipikir kembali, sepertinya itu memang kesalahan Yeonjun menerima ,Soobin, dalam keadaan dirinya yang patah hati setelah di tolak dan menjadikan Soobin sebagai pelarian untuk melupakan orang yang dicintainya.
Soobin tahu kenyataan bahwa dia hanyalah pelarian dari patah hati Yeonjun. Namun Soobin lebih memilih untuk menutup mata dan telinga selagi Yeonjun memperlakukannya dengan baik.
Yeonjun selalu memperlakukan Soobin dengan baik, namun tidak ada cinta di dalamnya. Semua yang Yeonjun lakukan karena rasa bersalah yang ia tanamkan dalam hati dan juga rasa kasihan yang tampak jelas ketika mata mereka bertemu satu sama lain.
"Mungkin sudah saatnya aku melepaskan mu, kak."
Ucap pria itu lirih dengan mata berkaca-kaca menatap langit senja kala itu di tepi pantai.***
Soobin mengeluarkan ponselnya, membuka ruang obrolan pribadi dengan Yeonjun. Sesaat ia tersenyum menatap layar ponselnya.
Betapa menyedihkan dirinya. Dulu ia sering mendapatkan pesan berisi gombalan dari banyak 'pria' yang ada di kampus mereka. Tapi setelah berpacaran dengan Yeonjun, Soobin mulai memblokir sebagian kontak teman 'prianya' untuk menghargai Yeonjun.
Tersenyum sarkas, cepat-cepat ditepisnya berbagai pikiran yang mengganggunya. Sekarang bukan saatnya mengenang masa lalu, Choi Soobin!
Jari jari lentiknya mulai mengetik satu persatu huruf menjadi sebuah kalimat.
My dear fox 🦊
Kak Yeonjun
Iya bin
Besok kakak ada waktu?
Besok ya? Kakak senggang, bin
Aku mau kita kencan
Kakak bisa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Casuale
Fanfictionberisi oneshoot atau short story BXB area! Seme? Suka-suka authornya 😊 Soobin-bott! Bisa Mpreg