Egg Tart

491 57 10
                                    

Yeonjun tengah fokus memperhatikan kekasih gendutnya yang sedang asyik mengunyah Egg Tart di tangan kanannya. Sementara tangan kirinya memegang susu kotak kesukaan si manis, Almond milk. Sesekali Yeonjun menyunggingkan senyum ketika pipi itu menggembung, efek dari roti yang memenuhi sisi kanan kiri pipi kekasihnya.

 Sesekali Yeonjun menyunggingkan senyum ketika pipi itu menggembung, efek dari roti yang memenuhi sisi kanan kiri pipi kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Binie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Binie... makannya pelan-pelan. Nanti kalau rotinya nyangkut, gimana?" Ucap Yeonjun dengan mimik wajah khawatir.

Tangan Yeonjun terulur guna membersihkan serpihan roti disudut bibir kelinci manisnya itu.

Sementara oknum yang mendapat teguran dari Yeonjun hanya menatap polos sang kekasih. "Kak, ini tuh, enak banget... Binie rasa, Binie sanggup menghabiskan kue ini setoko-tokonya." Pria berlesung pipi itu tersenyum. Binar polos bahagianya terlihat begitu jelas.

Yeonjun yang melihat Soobinnya tersenyum, ikut tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeonjun yang melihat Soobinnya tersenyum, ikut tersenyum. Bagian paling bahagia dalam hidup Yeonjun, adalah, ketika dirinya bisa membuat Soobin bahagia walau hanya dengan hal-hal sederhana.

 Bagian paling bahagia dalam hidup Yeonjun, adalah, ketika dirinya bisa membuat Soobin bahagia walau hanya dengan hal-hal sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeonjun sendiri hanya lah, seorang mahasiswa biasa. Tidak berasal dari keluarga kaya. Tapi untuk masalah perut Soobin, pemuda itu rela mengambil kerja paruh waktu, demi bisa membelikan makanan kesukaan kekasihnya.

Soobin sebenarnya tidak terlalu menuntut Yeonjun harus membelikan ini dan itu untuk dirinya. Bahkan, Soobin, sering diam-diam membayar makanan mereka ketika Yeonjun sedang lengah.

Tapi setelah itu, Yeonjun, akan marah dan mulai merajuk. Marah nya Yeonjun itu bikin Soobin panas dingin, karena, Yeonjun kalau marah bakalan diemin Soobin sampai dia gak marah lagi. Dan... Itu tuh lama banget. Bisa berhari-hari.

Soobin juga kalau Yeonjun lagi marah gak bakalan berani buka mulut, meskipun Yeonjun tetep antar jemput Soobin ke kampus seperti biasa, tapi dia lebih milih buat diam.

"Kak..."

"Ya, sayang..."

"Besok kakak ada waktu?" Soobin meletakkan kue di tangannya.

"Jam berapa?" Yeonjun menatap teduh sang kekasih.

"Sehabis kelas. Jam satuan, bisa, kak?"

Yeonjun tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Soobin, "Bisa. Nanti, Binie  tungguin aja kakak di kelas. Biar kakak jemput sehabis kelas kakak selesai." ucap Yeonjun seraya mengusap pelan pipi milik si manis.

Seperti teringat akan sesuatu, dahi Yeonjun mengkerut, kemudian kembali bertanya. "Memang kita mau kemana, Bin?"

Soobin terkekeh. Dia lupa menyampaikan hendak kemana tujuannya mengajak Yeonjun.

"Ke rumah sakit kak. Beomgyu kemaren jatuh dari atas pohon..." ucap Soobin dengan polosnya.

Alis sebelah kiri Yeonjun menukik ke atas.

"Dia ngapain bisa jatuh dari pohon?" tanya pemuda tampan itu sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

Sebelum menjawab, Soobin terlihat berpikir dengan jari telunjuk menyentuh pelipisnya.

"Kata Ibu, Beomgyu itu kena karma karena mau nyolong mangga tetangga. Karena ranting yang dia naiki itu rapuh, jadi, pas dia baru ngelangkahin satu kakinya, ranting itu patah dan berakhir lah kaki sebelah kanannya patah."

Soobin menceritakan apa yang dia dengar dari Ibu Beomgyu secara detail. Tanpa ada yang dikurang-kurangi.

Yeonjun bingung bagaimana mau menanggapi cerita Soobin. Antara kasihan dan pengen ketawa karena emang Beomgyu itu orangnya petakilan. Kadang Yeonjun juga masih suka bingung, kenapa, Soobin bisa punya sepupu kayak Beomgyu.

"Binie, udah, makannya?" Yeonjun bertanya sambil memunguti alas kue yang terbuat dari kertas tipis dan memasukkannya ke dalam plastik bekas kue yang kosong. Terdapat nama toko kue yang menjadi bagian depan plastik tersebut.

Soobin mengangguk penuh semangat. Pemuda kelinci itu lalu menunjuk perutnya, sembari memukul pelan. Tanda bahwa dia sudah kenyang.

Yeonjun tersenyum kala melihat tingkah manis kekasihnya.

"Ayo, jalan. Habis ini kamu ada kelas, kan?"

Yeonjun bangkit dari duduknya, menyodorkan tangannya yang kemudian di sambut dengan senang hati oleh Soobin.

"Ayo, kak..."

Dua sejoli tersebut pergi sambil berpegangan tangan, meninggalkan taman yang berada di area universitas mereka untuk menuju kelas Soobin.

















Ini aku coba buat nulis lagi. Meskipun aku tau ini aneh, tapi aku berharap minat nulis ku balik lagi perlahan-lahan.

CasualeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang