Luna

1K 81 77
                                    

Yeonjun- definisi sebuah keindahan dari kata indah itu sendiri. Menyatu, menjadi bagian dari kata pujian bagi setiap sorot yang memandang.

Begitu rupawan menjadi obat tersendiri bagi setiap mata seolah mengaliri rasa bahagia hanya dengan memandang entitasnya.

Begitu tak tersentuh menjadi penuh wibawa dengan caranya tersendiri. Begitu tampan rupawan. Hazel tajam sewarna darah dipadu rahang tegas penuh ancaman menambah kesan tak bisa dibantah.

Hidung mancung serta ranum tebal minim pergerakan benar benar mampu membuat kaum dibawahnya takhluk manakala bibir itu mengeluarkan suara.

Sosok yang dikenal kejam. Dengan taring runcing yang siap mengoyak mangsa menghisap habis darahnya hingga tubuh malang itu kering tak memiliki tanda kehidupan.

Sang pengendali tubuh terhebat sepanjang masa. Mampu mengambil alih kendali lawan bahkan hanya lewat kedipan Hazelnya.

Sempurna? Hampir. Seperti seharusnya- masih ada langit diatas langit.

Namun tidak bagi seorang Choi Soobin. Baginya, Yeonjun adalah makhluk paling sempurna diantara luas jagat raya. Sosok yang selalu ia puja, sosok yang selalu terlihat gagah diantara balutan Jubah hitamnya.

Soobin benar-benar telah buta oleh keindahan Sang Pangeran Negri Vampire itu. Sosok Pangeran paling berkuasa diatas penguasa kegelapan lainnya.

Seolah diberi semacam pelet, Soobin tak pernah mau berhenti mengusik Sang Vampire. Membuntuti kemanapun sosok itu pergi, merecoki kehidupan damai Sang Penguasa tanpa sedikit pun takut jika suatu saat mana kala lengah Kepalanya lah yang menjadi korban. Terpenggal tragis terpisah dari badannya, misal.

Namun Soobin mana peduli? Yang dia inginkan hanya terus berada disisi sosok yang telah merebut hatinya hingga akhir kehidupan itu.

Dia tersenyum lebar, berlari cepat menghampiri Sang pujaan hati mana kala dilihatnya sosok itu tengah berdiri tenang menatap lurus pada Danau Tartus dipinggiran Hutan Yimra.

Mendudukkan asal bokongnya diatas batu besar, Soobin ikut menatap sapuan air pada permuakaan Danau dengan senyum lebar yang tak henti terpatri.

"Hey, Jun.... Hari ini sudah mencintaiku belum?" karena terlampau yakin tak akan ada respon apapun, Soobin melanjutkan ocehannya tanpa jeda. "Kau sendirian?Dimana pemuda pendek yang selalu bersamamu itu-"

"Taehyun."

Sang Vampir menyela. Membuat Soobin diam sejenak, kemudian cepat-cepat meralat setelah paham maksud dari perkataan Yeonjun. "Eum ya, maksudku itu- Taehyun." menjeda sejenak, "Oh iya, Sedang apa disini? Pantas saja aku cari-cari di Mansion mu tidak ada. Ingin mencari mangsa ya? Perluku carikan tidak? Atau- kau ingin meminum darahku?"

Menyingkap pakaiannya tanpa sungkan, Soobin dengan senyum tak tau malunya memperlihatkan leher putih jenjangnya tepat disamping Sang Pangeran.

Kemudian melunturkan senyum membenahi kembali pakaiannya saat dirasa Yeonjun mulai tidak nyaman.

Soobin memberengut lucu, memainkan kerikil dibawahnya hanya untuk kemudian ia lempar jauh-jauh kedalam Danau.

"Tidak mau yaa? Apa darahku tidak enak?Padahal aku rela membaginya untukmu tau~kalau-kalau kau yang meminta, aku bahkan rela dihisap habis tanpa sisa......"

Tak ada jawaban. Hanya membalikkan tubuh memutar langkah menjauh yang Yeonjun lakukan.

Soobin mengikuti, mensejajarkan pijakan, sepenuhnya paham Sang Pangeran Vampire bukanlah orang yang banyak bicara.

Namun Soobin seolah bengal,tak perduli akan resiko yang didapatinya apabila Yeonjun hilang kesabaran dan murka. Lagipula, Soobin rela kok jika harus mati ditangan pahatan sempurna seperti Yeonjun-nya. Ehee.

CasualeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang