"Apa?!"
Teriak seorang pemuda cantik bersurai hitam legam yang baru saja turun dari kamarnya yang berada di lantai atas.
"Ma, Pa. Yang Soobin denger barusan itu gak serius kan?" si cantik yang memanggil dirinya Soobin itu kini sudah berdiri di depan meja makan dimana orang tuanya berada.
"Soobin... Dengarkan mama dulu. Ini semua demi kebaikan kamu, nak!"
Ucap sang ibunda meraih anaknya untuk ikut bergabung dengan mereka.
"Tapi kan, Ma, Soobin masih 20 tahun. Dan juga bagaimana dengan karir atlet Soobin? Masa iya Soobin harus menikah diusia semuda ini?!"
Pria itu mencebik lalu menggembungkan pipinya. Tangannya bersedekap di dada yang menandakan bahwa dia sedang kesal karena sudah harus mendengar berita yang membuat jantungnya hampir meloncat ketika mendengarkan orang tuanya yang ternyata sudah menjodohkannya.
Hey!
Coba pikirkan. Soobin itu baru menginjak umur 20 tahun. Dia juga sedang berada dimasa kejayaannya sebagai seorang 'atlet muda di bidang ice skating yang baru-baru ini memenangkan medali emas.' masa harus berhenti karena ingin dinikahkan oleh kedua orang tuanya? Tidak! Soobin tidak mau menerima perjodohan ini."Soobin.. Papa dan Mama tidak bisa berbuat apapun. Ini adalah perjanjian dari kedua belah pihak keluarga-tepatnya janji yang dibuat kakek mu dan kakek calon suami mu, jika umur mu sudah menginjak 20 tahun, mau tak mau, suka tak suka, kamu akan tetap dinikahkan dengan cucu sahabat kakek mu."
Papa Soobin menatap penuh harap kepada buah hatinya itu. Berharap anaknya mau menerima perjodohan ini dengan suka rela.
"Tapi, Pa.. Soobin belum siap untuk menjadi seorang 'istri'. Ditambah Soobin tidak bisa meninggalkan ice skating. Soobin sangat menyukai nya.."
Ada genangan disudut mata pria kelinci itu. Hanya butuh berkedip, maka liquids bening itu akan mengalir membasahi pipi cubbynya.
Tangan nyonya Choi terulur mengelus surai milik anaknya. "Maafkan kami, sayang. Mama dan Papa tidak bisa berbuat sesuatu untuk mu, kecuali-"
Sang ibu menggantungkan kalimatnya. Matanya menatap meminta persetujuan sang ayah dan diangguki oleh Tuan Choi.
Ibunya menghela napas sebentar lalu, "Pernikahan ini bisa dibatalkan jika calon suami mu sendiri yang membatalkannya." ucap sang ibu tersenyum lembut.
Sebuah senyuman terbit dari bibir simanis. Dia yang tadinya hampir kehilangan harapan, seperti ada setitik cahaya kini mampu membuatnya kembali memeluk harapan itu. Harapan untuk tidak jadi menikah dan segala mimpinya tentang ice skating.
"Ok. Kalau gitu apa yang harus Soobin lakukan untuk membujuk orang itu, Pa, Ma?"
Mata polos dan jernih itu menatap penuh binar pada orang tuanya.
"Temui dia dan berbicaralah langsung dengannya, Soobin."
.
.
.
.Kim's Corporation,
"Wuahh.. Gedungnya tinggi banget!"
Soobin menatap takjub melihat gedung yang ada di depannya saat ini.
Ya Soobin sekarang sedang menjalankan niatnya untuk membatalkan acara perjodohannya.
Siapa sangka ternyata calon suaminya itu bekerja di kantor sebesar kim's corporation? Mulut Soobin ternganga semakin takjub dibuatnya setelah memasuki gedung mewah itu. Ya didalamnya ternyata lebih mewah dari yang Soobin bayangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Casuale
Fanfikceberisi oneshoot atau short story BXB area! Seme? Suka-suka authornya 😊 Soobin-bott! Bisa Mpreg