16 - Album

252 53 177
                                    

»·····Paper Heart·····«

°·°·°


"Sial!"

Sohee mengumpat, kepalang jengkel akan kesialan yang menimpanya sekarang.

Dia sedang terburu-buru dan dengan entengnya seorang pria tua telah menabraknya hingga terjatuh dan bokongnya ngilu. Dan parahnya lagi, pria tua tadi tak melihatnya sama sekali.

Oh ayolah, ia hanya ingin menghindari kakaknya. Sohee tidak ingin suasana sekolah menjadi heboh ketika Soobin menjemputnya. Dan berakhir banyak yang memandang Sohee sebelah mata. Pasalnya memang adik-kakak ini berbeda jauh, terutama karakter keduanya. Soobin adalah pengusaha sukses, perfect. Sedangkan Sohee- ah jangan tanyakan itu. Itu terlalu sensitif.

Seseorang datang menghampiri Sohee. Iapun merasakan tubuhnya tidak terkena guyuran hujan. Dan kemudian disusul sebuah tangan yang terulur padanya.

Sohee segera mendongak, dan perlahan tatapannya berubah. Rasa takut mulai hinggap didada. Hujan yang mengguyur, yang ia abaikan tadi mulai terasa berkali lipat lebih dingin. "K-kai?"

Orang itu tersenyum manis. Tak menunggu persetujuan Sohee, dirinya langsung menarik gadis itu hingga berdiri. "Kita perlu bicara, Lee Sohee."

°·°·°

Helaan nafas terdengar berat, bersautan dengan suara hujan yang kian deras. Sohee pening. Semenjak perbincangan dengan Hueningkai tadi membuatnya makin stress.

"Pergilah dari rumahmu. Aku akan melindungimu, Sohee-ya."

"Untuk apa? Kau tidak berhak mengaturku!"

"Tapi ini demi kebaikanmu! Kumohon... aku tidak bisa menceritakan semuanya sekarang."

"Kau mau menjebakku. Aku tahu itu. Belum puas dengan sikapmu dulu? Kau nyaris merendahkan ku, dan lebih parah dari itu, Hyuka-ya..."

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu. Untuk sekarang kau tidak akan percaya padaku. Tapi suatu saat nanti, jika kau membutuhkan sandaran, aku akan ada untukmu, Sohee-ya. Aku berjanji."

Sohee makin linglung dengan perasaannya. Kenapa tiba-tiba dadanya sesak saat mendengar Hueningkai berbicara lembut tadi. Ucapannya meyakinkan. Namun, ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang dirahasiakan Hueningkai darinya? Dan suruhan untuk kabur dari rumah itu benar-benar diluar pikirannya saat ini. Sungguh Sohee tidak bisa berpikir jernih.

Merebahkan tubuhnya dikasur, lantas mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ah, persetan jika kasurnya ikut basah karena Sohee belum berganti pakaian semenjak hujan-hujanan tadi.

"Eh?" Sohee tersadar akan sesuatu setelah lembaran lecek jatuh dari sakunya. Benda itu ikut keluar saat Sohee mengambil ponselnya barusan.

Seketika senyuman miris terpantri diwajah cantiknya. Ia bahkan baru ingat tentang lembaran curhatannya tadi. Kembali membaca, Sohee terkikik geli akan kata-katanya sendiri.

Tiba-tiba gadis itu beranjak dari kasur dengan cepat. Sempat terpeleset tapi ia tidak peduli. Kakinya melangkah menuju lemari besarnya. Tepat dirak bagian bawah, ia menemukan sebuah buku album. Namun jika dibuka kosong. Hanya ada satu foto dimana ia dan keluarganya foto bersama saat kelulusan kakaknya, Soobin dimasa JHS. Dan itu sudah sangat usang.

Hendak membuang foto itu namun urung. Masih sayang. Walaupun sekarang tidak ada lagi yang sayang kepadanya. Ah, lupakan itu. Kini Sohee membuka lembaran kedua yang kosong, kemudian berniat meletakkan kertas curhatannya disini. Sebelum itu dirinya menghias kertas tersebut agar rapi dan tak monoton.

PAPER HEART • 𝙺𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang