Hari ini matahari bersinar sangat terik. Membuat siapapun akan malas untuk beranjak keluar kelas. Namun tidak dengan Taehyun. Sebenarnya ia ingin menetap saja di kelas tapi perutnya melarangnya. Dia butuh asupan. Pagi tadi ia tidak sarapan karna bangun kesiangan.
Akhirnya dengan tekad kuat Taehyun memilih untuk pergi kekantin. Walaupun harus berjalan sekitar sepuluh meter dari kelasnya dengan keadaan yang tidak bisa dibilang 'baik-baik saja'.
"Hey! Pak ketua!"
Taehyun agak tersentak mendengar teriakan itu dari belakangnya hingga sontak membalikkan badan. Dan yang terjadi selanjutnya, kepalanya makin pening, tubuhnya nyaris kehilangan keseimbangan. "Ish, sial!" Desisnya pelan seraya memijat keningnya.
Choi Beomgyu, selaku orang yang meneriaki Taehyun tadi mengernyit dalam. "Taehyun-ah, ada apa? Kulihat kau tidak ada semangat hari ini." Tanyanya sembari mengingat-ingat kejadian di kelas tadi--Taehyun dengan tatapan sayu tetap bersikukuh untuk membuka mata dan mendengarkan penjelasan guru.
Taehyun mendongak, menatap datar sang empu. "Aku ingin kekantin." Balasnya singkat lalu melanjutkan jalan yang sempat tertunda.
Beomgyu merasa ada yang tidak beres dari Taehyun, segera menahan lengan yang lebih muda. "Kau sakit? Seharusnya tidak perlu sekolah." Ucapnya agak khawatir melihat Taehyun berjalan lemas.
"Aku baik-baik saja."
"Sudahlah jangan mengelak. Wajahmu pucat. Ikut aku ke UKS!"
Beomgyu menyeret tangan Taehyun, tidak menerima penolakan. Yang diseret hanya bisa pasrah.
"Kenapa bisa sakit, hm?" Tanya Beomgyu ketika mereka baru masuk ke ruang UKS. Kemudian dia menuntun Taehyun untuk berbaring dibrankar. Ini berlebihan menurut Taehyun. Toh ia masih kuat berjalan sendiri, kenapa harus dituntun? "Hari ini ada ulangan, lho. Kau malah sakit. Bagaimana jika pangkat nomor 1 mu ku ambil?" Tanya Beomgyu bercanda.
Taehyun berdecak. "Justru itu alasanku tetap masuk. Aku tidak mau ketinggalan." Balas nya malas sembari menutupi wajahnya dengan lengan kanannya.
"Heh! Dari tadi kau belum menjawabku! Bagaimana bisa sakit?"
"Sohee." Jawabnya singkat. Malas bicara.
Beomgyu yang menghentikan kegiatannya untuk mencari obat diP3K lalu menatap Taehyun iba. Ia tau, semenjak Taehyun menyetujui tawaran gila itu, Taehyun jadi berubah. Sering tidak fokus pelajaran, kantung mata menebal, dan tubuhnya makin lesu. "Memangnya apa lagi yang diperbuat gadis gila itu?" Tanyanya menggeleng prihatin. Kemudian mendekat.
Taehyun menghela nafas berat. Jiwa dan pikirannya lelah. Tapi ia menekankan diri agar tidak boleh stres. Dia kelas akhir, akan banyak kegiatan nantinya. "Dia tidak mau membuka buku satupun kemarin. Aku memaksanya, yang dia lakukan malah melompat dari jendela kemudian kabur." Taehyun menjeda sejenak. "Aku takut orang tuanya marah padaku jadi kucari saja dia sampai ketemu jam sepuluh malam. Tapi itu terlambat. Orang tuanya sudah terlanjur tau tapi tetap memaksa Sohee belajar denganku."
"Malam itu juga?!"
"Ya."
Beomgyu melotot tak percaya. Ia rasa mereka semua sama-sama gila. Gadis itu gila, orang tuanya juga gila. Tidak tau sekali tentang keadaan Taehyun yang pasti sangat lelah. Tapi Taehyun juga gila, kenapa mau saja melakukan itu? Apa salahnya mengajukan penolakan sekali saja? "Haish, sudah kuingatkan berapa kali untuk mundur saja! Kau ini keras kepala sekali! Lihatlah, sekarang kau sendiri yang susah! Bagaimana sampai orangtuamu tau, huh?!"
Taehyun tersenyum tipis melihat Beomgyu yang mencak-mencak tak jelas. Ini dirinya yang sakit kenapa Beomgyu yang marah? Tapi disamping itu Taehyun juga bersyukur memiliki sahabat yang baik seperti Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER HEART • 𝙺𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗
Fanfic:: Tell me i'm nothing... 'cause it's just a paper heart :: Menjadi guru private ditengah sibuknya sekolah tentunya bukanlah hal yang mudah. Taehyun ingin menyerah meladeni si gadis bar-bar yang sialnya kini menjadi muridnya, Namun, bagaimana diriny...