20 - Diary

281 50 158
                                    

»‧‧‧‧‧Paper Heart‧‧‧‧‧«


°‧°‧°

Langit gelap seolah mendukung betapa emosinya Taehyun saat ini. Pemuda itu berjalan cepat, penuh emosi. Menatap satu arah lurus dengan tatapan tajamnya. Seakan hendak menguliti mereka yang berani menghalangi jalannya.

Begitu sampai ketempat yang dituju-rooftop, Taehyun segera masuk. Namun segera pula ia menghentikan langkahnya. Sebab didalam sana terlihat sepasang manusia sedang berpelukan mesra.

Seketika Taehyun mengalihkan pandangan sembari mendengus kasar. Agaknya, Chaeryeong dan pemuda itu tidak tahu jika Taehyun datang. Sebetulnya, Taehyun tak tahu apa yang terjadi disini, namun rasa-rasanya ia ingin pergi saat ini juga. Dan ya, hancur sudah niatnya untuk mengajak gadis itu berkencan.

Taehyun langsung saja membalikkan badan guna pergi dari situ. Sungguh hatinya sakit saat dirinya dengan bodohnya mengharap kepada Chaeryeong yang jelas-jelas dari dulu menolaknya. Dan lagi, hatinya lebih sakit saat menyadari bahwa dirinya telah membuat anak gadis macam Sohee menangis.

Kacau. Rasanya otak Taehyun ingin meledak.

Ia berlari menuruni tangga. Tujuannya sekarang tentu saja Sohee.

"Aku hanya tidak ingin kau melihat apa yang kulihat! Aku membantumu! Tidak bisakah kau menghargai usahaku itu?!"

Taehyun kini menyesal karena baru sadar apa niat Sohee yang sebenarnya.

Mengacak rambutnya frustasi, ia mengumpat kalut. "Bodoh!" Dan kini makin kalut saat mengetahui bahwa Sohee tidak ada diseluruh penjuru sekolah.

Sesampainya dikelas, netra Taehyun langsung tertuju pada bangku milik Sohee. Tasnya tidak ada. Sontak tatapannya mengeras. "Dimana Sohee?!" teriaknya hingga terdengar ke seluruh sudut kelas. Semua orang terkejut tentu saja. Apalagi mereka jarang melihat Taehyun yang berapi-api seperti ini. Sungguh, itu mengerikan!

"Dia membolos." sahut salah satu siswa dibangku belakang.

Dan seketika pikiran Taehyun tertuju pada pesan di ponsel Sohee tadi,

Ditempat biasanya. Taruhan lima ribu won!

Taehyun mengusap wajah kasar. Ia paham maksud dari pesan itu. Dan lagi-lagi ia menyesal karena tidak mencegah Sohee tadi. Taehyun yakin bahwa Sohee akan melampiaskan kemarahannya melalui kegiatan membahayakan itu. Balapan motor.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, seakan memberi semangat tak lupa dengan senyuman jenakanya. Siapa lagi kalau bukan Beomgyu. "Susul dia! Bahaya. Dia bisa meruntuhkan gedung orang jika marah."

Tanpa berkata-kata lagi, Taehyun segera berlari pergi, tak peduli jika nyatanya ada Jung ssaem di parkiran tengah kewalahan meneriakkan namanya agar kembali. Aneh saja. Bagaimana bisa murid teladan macam Taehyun malah berniat membolos?

°•°•°

"Akan kutagih lima ribu won itu! Awas saja!" Sohee menatap lawan bicaranya tajam. Tangannya bergerak menyahut helm dimeja yang ada dekatnya dengan bar-bar, lantas bersmrik kecil sembari berlalu menuju motor besarnya yang tengah terparkir dipinggir jalan.

Memakai helm cekatan, tiba-tiba pergerakan Sohee terhenti kala teringat sesuatu.

"Kau ini..! Tidak bisakah kau bersikap seperti perempuan pada umumnya? Apa gunanya balapan motor? Itu hanya membahayakan nyawamu!"

PAPER HEART • 𝙺𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang