»‧‧‧‧‧Paper Heart‧‧‧‧‧«
°•°•°
"Sebelumnya ... aku benar-benar minta maaf,"
Taehyun diam mendengarkan. Tak ingin menyela atau melewatkan satu kata pun penjelasan pemuda jangkung di depannya.
Sedangkan sang empu, Hueningkai, tampak mengulum bibirnya ragu. "Sejujurnya, aku bingung ingin menjelaskan dari mana. Terlalu banyak pikiran yang menumpuk diotakku." ucapnya tetap dengan posisi menunduk dalam.
"Jelaskan pel--"
"Ayah Sohee. Ayah Sohee yang merencanakan semuanya."
Taehyun mengernyit tak paham, agak mencondongkan tubuhnya guna mendengarkan lamat-lamat, lengkap dengan tatapan tajamnya. "Apa maksudmu?"
"Kejadian di bar waktu itu, tuan Lee yang menyuruhku untuk melecehkan Sohee. Dia berniat membuat anaknya gila, Tae! Aku bersumpah akan hal itu!" Hueningkai menatap Taehyun yang kini terdiam mematung. "Aku tahu kau tak akan semudah itu percaya padaku. Tapi--"
"Omong kosong!" Tanpa menatap sang lawan bicara lagi, Taehyun segera beranjak dari duduknya, hendak keluar dari cafe tersebut. Namun dengan cepat pula Hueningkai mengejarnya.
"Taehyun, aku mohon. Aku tidak tahu lagi harus bercerita kepada siapa. Hanya kau harapanku satu-satunya." ucap Hueningkai memejam, memohon dalam sambil menahan lengan Taehyun erat.
Hendak menepis, tapi Taehyun urungkan. Akhirnya ia memilih diam dengan pikiran bercabang-cabang. Sungguh, Taehyun menolak untuk percaya. Tuan Lee? Tidak mungkin! Ia tahu jika tuan Lee selalu bersikap keras pada Sohee karena ingin anaknya menjadi yang terbaik. Tapi yang dikatakan Hueningkai? Pikiran semacam itu tak pernah lewat dikepalanya.
"Tolong bawa tuan Lee ke pengadilan. Kau punya kuasa besar. Sedangkan aku? Aku tak punya apa-apa. Kumohon, Taehyun. Aku tahu kau sangat mencintai Sohee. Jangan biarkan dia menjadi korban kejahatan ayahnya,"
"Kau mabuk, huh?! Tuan Lee tak akan melakukan itu pada anaknya!! Dia mempekerjakan ratusan guru private hanya untuk Sohee--"
"Justru itu masalahnya!! Kau berubah menjadi bodoh sekarang?! Tuan Lee memang berniat membuat anaknya tertekan hingga stres berat, bodoh!! Dia yakin bahwa Sohee tak akan bisa sembuh dari depresinya!!" bentak Hueningkai marah. "Begini 'kah orang yang mengaku mencintainya, tapi tak pernah tahu muslihat dibalik semua itu?! Sejauh mana kau mengenalnya, huh?!!" sindirnya keras.
Selagi Taehyun mencerna kata-katanya, Hueningkai melanjutkan. "Aku bersumpah! Aku tak pernah ada niatan untuk melecehkannya dulu, Tuan Lee mengancamku." akunya menyesal. "Dia mengancam akan memecat ayahku dari perusahaan. Dia sungguh bedebah kejam!"
"Tapi.." Taehyun menggeleng agak ragu. "Itu tak masuk akal. Dan-- dengar, Aku bisa saja mempercayaimu. Tapi polisi? Mereka butuh bukti. Dan apa kau bahkan punya bukti? Hah?"
°•°•°
Gelap. Semua tampak gelap.
Netranya menatap sekeliling. Rasanya hampa. Tak ada kehidupan. Dirinya berteriak berkali-kali, namun yang ada hanyalah gema suaranya sendiri. Sohee sangat takut, sungguh.
"Eonni, kau jahat!"
Tiba-tiba sebuah suara nyaring masuk melalui pendengarannya. Sontak Sohee pening. Bayang-bayang kala Chaeryeong menangis kembali menghantui benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER HEART • 𝙺𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗
Fanfiction:: Tell me i'm nothing... 'cause it's just a paper heart :: Menjadi guru private ditengah sibuknya sekolah tentunya bukanlah hal yang mudah. Taehyun ingin menyerah meladeni si gadis bar-bar yang sialnya kini menjadi muridnya, Namun, bagaimana diriny...