19 - Tears

352 53 101
                                    

»‧‧‧‧‧Paper Heart‧‧‧‧‧«

°‧°‧°

Nyatanya, menjauh dari seseorang yang telah membuat kita nyaman itu susah. Seperti Sohee yang berkali-kali gagal untuk menghindar dari Taehyun. Entahlah, perasaannya saja atau memang Taehyun lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya sekarang.

Namun Sohee tak ingin ambil pusing. Mungkin Taehyun hanya kasihan padanya. Itu saja.

Mata Sohee terasa berat. Berulang kali dirinya mencegah kepalanya yang nyaris terhantuk meja, kini akhirnya tetap terhantuk juga. Alam mimpi telah berhasil membawanya kabur meninggalkan rentetan materi yang tengah susah payah Taehyun jelaskan. Demi gadis ini.

"Nah, sekarang sudah paham 'kan, bagaimana cara mendapat nilai sekian persen--" Ucapan Taehyun terputus kala mendengar gumaman lirih dari manusia didepannya.

Netra Taehyun sontak bergulir dari buku kini mendongak kearah Sohee yang sedang terlelap. Sempat terdiam sepersekian detik, akhirnya Taehyun buka suara, "Yak!"

Tak ada jawaban. Hanya ada suara bising anak kelasnya, karena sekarang sedang jam kosong.

"Sohee-ya, kau--" Taehyun membuang nafasnya gusar. Ia memilih untuk menutup bukunya, memerhatikan wajah Sohee yang tenang seraya ikut menumpukan kepalanya keatas meja dengan tangan terlipat.

Lama diam dalam posisi yang sama, tiba-tiba suara notifikasi ponsel Sohee mengagetkannya.

Taehyun sempat melirik sebentar, penasaran dengan siapa yang mengirim pesan pada Sohee disaat jam pelajaran seperti ini. Lalu ia kembali ke posisinya kala sang gadis terbangun, masih dengan mata sayup-sayup. Sepertinya Sohee tidak tahu jika Taehyun sempat melihat pesan itu.

Tak mengerti apa yang terjadi, tahu-tahu mata Sohee sudah berbinar sesaat sesudah membaca pesan itu. Bibirnya membentuk senyuman yang sulit diartikan.

Tak tahan dengan ekspresi tersebut, Taehyun segera berdeham. "Heh, Lee Sohee!"

Sohee yang tersadar akan sesuatu langsung menoleh cepat kearah Taehyun dan buku didepannya bergantian. Seketika wajah lesu yang ia tunjukkan. "Jauhkan buku-buku itu! Aku infeksi!" rengeknya terlanjur kesal. Oh ayolah, apakah setiap hari otaknya harus terbebani dengan itu? Itu akan membuatnya depresi.

Taehyun menatap datar. "Ini sebagai ganti karena kemarin aku tidak datang kerumahmu."

"Aku yang mempunyai kuasa. Jadi jika kubilang jauhkan ya jauhkan!!"

"Hufft... aku tidak dibayar untuk ini."

"Ishh, kenapa kau seolah mengambil waktuku, menjeratku dengan angka-angka itu? Aku ingin terbebas satu hari saja, Taehyun..." Sohee berusaha menetralkan nafas, "Lagipula, ini adalah jam kosong. Tidak bisakah kau membiarkan ku bebas dari tekanan-tekanan itu?! Aku muak!!" Gadis itu kini beralih menelungkupkan kepala di meja. "Kenapa tidak ada yang mengerti perasaanku, huh?" gumamnya kemudian, nyaris tak terdengar.

Mendengar keluh kesah gadis itu membuat Taehyun kerap kali seolah merasakan penekanan yang sama. Namun tak dipungkiri juga sebenarnya ia sedikit tidak percaya. Apakah yang dikeluhkan Sohee itu benar adanya?

"Maafkan aku," ucap Taehyun seusai menghela nafas berat.

Tiba-tiba bel istirahat berbunyi nyaring. Seketika semua anak kelas berombong-rombong untuk keluar dari kelas. Termasuk Chaeryeong yang tahu-tahu hilang tanpa jejak, membuat Taehyun kebingungan mencarinya. Taehyun masih berdiri didalam kelas, beberapa kali menelisik kumpulan anak kelasnya dan hingga akhirnya seseorang mengagetkannya dari belakang.

PAPER HEART • 𝙺𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang