Happy reading^^
°·°·°
Langkah Taehyun terhenti. Ia baru ingat jika dirinya tadi izin ketoilet. Baiklah, ia memutar haluan. Tak apa. Ia justru senang karena terbebas dari pelajaran sedikit lambat.
Begitu ia sampai didepan gerbang kamar mandi, matanya menangkap seseorang yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Berjalan agak kesulitan dengan memegangi perutnya. Kini seseorang itu sudah sampai dipintu UKS.
Seketika pikiran Taehyun langsung tertuju pada satu orang, Sohee.
Ya, baru saja Taehyun meninggalkan gadis itu kala amarah Sohee sedang memuncak. Ia langsung pergi setelah mengucapkan 'TIDAK ADA PENOLAKAN'. Haha kurang ajar memang. Tapi sungguh, Taehyun tidak tau apa yang terjadi pada gadis itu sekarang.
Entah setan apa yang merasuki Taehyun, kakinya malah melangkah menuju UKS, mengabaikan toilet kesekian kalinya demi gadis itu--eh? Mana mungkin!
Dan kini pertanyaannya terjawab sudah, setelah melihat apa yang dilakukan gadis itu sekarang. Meminum obat, entah obat apa itu. Ternyata gadis itu benar tidak baik-baik saja. Taehyun yang sedari tadi mengintip dari celah pintu akhirnya memilih masuk dengan watadosnya.
Balas dendam. Dulu gadis itu pernah begitu 'kan?
Sohee terkejut melihat Taehyun kesini. Apa lelaki itu tadi melihatnya kesakitan? Sohee tidak mau dianggap lemah. "Apa yang kau lakukan disini?" Sohee menatap tajam Taehyun yang berjalan santai melewatinya.
Taehyun berdecih. "Terserahku. Aku ketua PMR jika kau lupa."
"Kau mau mengobatiku?"
"Tidak. Percaya diri sekali!" Taehyun sibuk dengan sesuatu ditangannya yang Sohee sendiri tidak tau apa karena lelaki itu memunggunginya.
Sohee menghela nafas kasar. Kemudian memilih untuk membaringkan tubuhnya karena obatnya masih proses bekerja. Ia ingin tidur, setidaknya sebelum sebuah suara masuk melalui indra pendengarannya.
"Kau sakit?"
Sohee melirik sekilas. "Hanya sedikit pusing." Balasnya berbohong. Tak mau mengaku jika perutnya tadi sempat kram. Tapi Sohee tidak ambil pusing. Mungkin itu efek dari overdosis semalam, pikirnya.
Taehyun membasahi bibirnya sejenak. Ia ragu ingin mengatakan ini. "Jaga dirimu, bocah! Jika kau sakit aku juga yang susah!"
Sohee terduduk lagi, tersenyum mengejek. "Apa-apaan? Kenapa kau yang susah?"
"Karena orang tuamu pasti menyalahkanku!"
Sohee terdiam dengan berbagai macam pertanyaan. Benarkah? Jujur saja, ia tidak tau apapun urusan Taehyun dengan orang tuanya, ataupun perjanjian-penjanjian dan kontrak selebihnya sebagai guru privat. Apakah ada yang ia lewatkan? Entahlah.
Sebuah gelas tersodor didepan wajah Sohee membuat sang empu terkejut. "Apa?"
Taehyun, selaku oknum yang menyodorkan gelas berisi teh hangat itu memandang datar. Benar-benar seperti triplek. Bahkan Sohee dibuat bingung. "Wajahmu datar sekali. Apa hidupmu juga datar?" Sohee terkekeh bodoh. "Aku tidak akan berterima kasih. Jangan berharap!" Lanjutnya lalu menyaut gelas itu sedikit bar-bar.
Taehyun bergeming ditempat. Ya, hidupku datar. Sebelum kau masuk dan mengusik hidupku. "Haish, lihatlah! Bahkan ketika sakit pun kau masih saja menyebalkan!" Gerutu Taehyun menahan kesal. Taehyun berdecak, lantas berjalan hendak keluar dari UKS.
Sohee menatap gerak gerik lelaki itu, tersenyum kecut. "Kau tidak ingin mengetahui aku sakit apa?"
Taehyun tetap berjalan acuh. "Memangnya apa?" Tak menoleh kebelakang sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER HEART • 𝙺𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗
Fanfiction:: Tell me i'm nothing... 'cause it's just a paper heart :: Menjadi guru private ditengah sibuknya sekolah tentunya bukanlah hal yang mudah. Taehyun ingin menyerah meladeni si gadis bar-bar yang sialnya kini menjadi muridnya, Namun, bagaimana diriny...