18 - 𝘗𝘢𝘣𝘰𝘺𝘢!

306 51 275
                                    

»‧‧‧‧‧Paper Heart‧‧‧‧‧«

°‧°‧°


Untuk kesekian kalinya, Sohee tersenyum seperti orang gila. Oh, dirinya baru ingat kalau semua orang memang menganggapnya gila, bukan?

Tapi mungkin, ada alasan lain untuk itu.

Kali ini Sohee sedang tengkurap dikasurnya, bermain ponsel. Tak peduli puluhan maid yang tengah berteriak didepan kamarnya, kewalahan memaksanya makan. Pasalnya Sohee memang tidak keluar kamar sejak pulang sekolah. Dan ini sudah hampir jam enam sore.

Ya, lagi-lagi Sohee melewatkan jam makannya. Itu membuat seluruh maid khawatir.

Gadis itu merubah tubuhnya menjadi telentang sembari terus memikirkan kejadian tadi. Taehyun benar-benar menyelamatkannya? Wow, Sohee awalnya tidak percaya itu. Teringat sesuatu, netranya langsung menatap jam dinding, seketika senyumnya pudar.

Sepertinya Taehyun tidak datang lagi.

Dan kembali lagi Sohee sadar akan kenyataan; bahwa Taehyun tak mungkin menyukai gadis seperti dirinya yang petakilan, kurang ajar, dan yang terpenting liar. Pasti tipe Taehyun tak jauh-jauh dari gadis cantik feminin seperti Chaeryeong.

Ah, kenapa rasanya kembali sesak?

Sohee menghembuskan nafasnya berat lantas beranjak dari ranjang. Melangkah menuju lemari untuk mengambil albumnya, kemudian duduk dimeja belajar. Setelahnya ia mulai membuka album itu dan mulai menuliskan curhatan hatinya.

Terfokus akan tulisannya hingga tiba-tiba ketukan pintu menyadarkannya. Sohee langsung duduk tegak. Segera berlari untuk membukakan pintu. Namun ternyata semuanya tak seperti yang ia harapkan. Kakaknya, Soobin berdiri didepan pintu dengan setelan jasnya.

Kukira Taehyun, "Soobin oppa? Ada apa?" Tanyanya malas. Pasalnya Soobin tersebut terlalu sibuk sekedar untuk menengok keadaan adiknya.

"Bersiaplah. Mari kita makan malam diluar." Ajak Soobin tersenyum hingga lesung pipinya terlihat.

"Oh? Tumben sekali?"

"Aku hanya ingin merilekskan otak."

°•°•°

Tidak seperti yang Sohee kira. Nyatanya sang kakak yang ia cap sebagai kakak paling laknat sebab tidak pernah sekalipun perhatian kepada adiknya, kini agaknya mulai berubah. Tapi mana tahu lagi jika besok akan kembali cuek seperti semula.

"Oppa,"

Soobin mendongak sembari terus melahap makanannya. Lelaki itu berdehem masih tetap dengan senyuman yang tercetak diwajahnya.

"Langsung saja. Aku tidak mau basa-basi." Sohee menatap tak minat hidangan didepannya kini. "Apa yang oppa inginkan?"

Tak ada angin tak ada hujan, Soobin tiba-tiba tertawa jenaka. "Wah, kenapa tidak dinikmati dulu hidangannya?"

Beginilah jika mereka berdua kumpul. Canggung.

Sohee akhirnya menurut walau hatinya sedang sibuk menyumpah serapahi kakaknya itu. Hanya sesuap, Sohee tiba-tiba berdecak malas. "Ayolah, Aku tidak mau membuang waktuku untuk hal yang sama sekali tidak penting!" Ujarnya penuh penekanan.

Sontak Soobin tersenyum lebar, seolah mengatakan 'kau tidak pernah berubah.' Dia menaruh sumpitnya dipiring. Menatap adiknya lamat-lamat. "Aku tahu kau wanita yang kuat. Jadi kurasa kau pantas untuk menggantikan gelar ku di perusahaan kita." Jelasnya tanpa basa-basi.

PAPER HEART • 𝙺𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚊𝚎𝚑𝚢𝚞𝚗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang