part 3

1.1K 115 0
                                    


happy enjoy, yups! (^v^)







“Ada dua tempat duduk kosong didepan dan dibelakang. Terserah kau saja!” titah Choi-ssaem.

Jimin sedikit termenung. Mengingat-ingat lagi obsesi orangtuanya membuat Jimin dilanda bosan. Dengan gaya pongah, Jimin menjawab, “Dibelakang saja. Terimakasih, ssaem!”

Choi-ssaem hanya mengangguk.

Jimin mengambil nafas santai, merilekskan pikiran. Dalam hati dia menekadkan “Aku akan menjadi Park Jimin yang semakin tidak dikenali. Welcome!”

^^^

Jimin tersenyum manis pada gadis disampingnya. Gadis itu balas tersenyum, walaupun terlihat sedikit canggung. Saling mengulurkan tangan tanda mereka akan menjalin sebuah hubungan pertemanan.

“Aku baru memperkenalkan diri tadi. Kau tidak lupa, kan?” basa-basi Jimin.

“Eyy. Aku tidak setua itu. Mana mungkin aku lupa!”

“Jadi, siapa namamu?”

“Jung Hoseok.”

“Cantik. Aku memanggilmu Siki, boleh?”

Hoseok tersenyum lebar, “Boleh.”

Dan keduanya langsung fokus pada materi. Hanya Hoseok sebenarnya. Jimin diam-diam masih memandangi seluruh isi ruang kelas, lalu berdecak kagum. Sekolah ini memang tidak main-main elitnya!

“Jimin! Mengagumi neraka yang menjelma jadi surga ini dilanjut nanti saja! Sekarang perhatikan dulu!” tegur Choi-ssaem.

Jimin tersentak. Mulutnya membentuk huruf 'O' saat semua mata memandangnya, “Iya, ssaem!”

Padahal dalam hati Jimin terkikik geli, jadi begini ya rasanya berbuat ulah? Kenapa rasanya sangat menyenangkan?

Maaf, kalau Jimin berlebihan. Habisnya dia itu termasuk tipe gadis yang taat aturan dan tidak pernah membantahnya!

“Kau jangan mencari gara-gara dengan Choi-ssaem!” bisik Hoseok dengan nada memperingati.

Jimin menyengir bodoh, “Kau tau? Itu sangat menyenangkan!”

Hoseok menatap wajah cantik milik Jimin dari samping, memindai dari atas sampai bawah. Dalam otaknya muncul berbagai pertanyaan sembrono seperti, apakah Jimin pindah dari sekolah lamanya karena dikeluarkan? Apakah gadis disampingnya yang cantik seperti malaikat ini ternyata seorang iblis jelek? Apakah Jimin seorang berandalan, suka mabuk-mabukan, dan fuckgirl?

Tapi rasanya tidak mungkin. Tapi mungkin saja.

“Ah sudahlah.” Lelah Hoseok.

Waktu ternyata cepat mengalir, jika kita tidak menunggu. Tau-tau sekarang pelajaran sudah berakhir dan berganti jam istirahat.

Jimin merenggangkan otot-otot lengan tangannya yang kaku karena banyak mencatat materi, “Ini melelahkan.”

“Ya, sangat melelahkan. Apakah kau dulu seorang berandal?” tanya Hoseok tiba-tiba.

Pergerakan Jimin terhenti, berandal? Memakai sepatu kets saja orangtuanya menganggap itu perbuatan kriminal, apalagi dengan kata berandal yang ada dibenak Jimin adalah memakai rok pendek, memasang anting lebih dari satu, bergonta-ganti warna rambut, dan lain-lain! Bisa-bisa sekarang Jimin sudah dikremasi!

Jimin tidak tahan untuk tidak tertawa keras, suara tawanya yang merdu mengisi ruang kelas yang hampir kosong itu. Tangannya ikut memukul main-main lengan Hoseok, “Astaga kau lucu sekali!” ucapnya sambil menyeka setitik air mata yang akan jatuh mengenai pipi chubby-nya.

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang