part 9

744 92 7
                                    

happy enjoy, yups!!! (^v^)





Jungkook berjalan dengan lesu setelah memarkirkan sepeda motornya di bagasi rumah. Baru saja akan menaiki tangga, langkahnya dihadang oleh sang adik yang langsung ditanggapi Jungkook dengan dengusan malas.

Somi memindai penampilan Jungkook dari atas ke bawah membuat si kakak tak nyaman, "Minggir!" mendengar perintah Jungkook, Somi mendongak menatap Jungkook seraya memicingkan matanya curiga.

"Hm. Pulang malam, seragam berantakan, wajah kusut. Kau seperti-" sengaja Somi menggantungkan kalimatnya. Gadis itu menunjuk-nunjuk tepat didepan wajah Jungkook dengan muka shock. "Omo! Kau tidak habis memperawani seorang gadis, kan? Lalu kau kabur beg- hmmmppt!!!"

Mendengar opini dari Somi, mata bulat Jungkook kian melebar. Refleks pemuda itu membekap dengan erat mulut Somi, "Kau ini masih kecil! Kenapa berbicara seperti itu?!" Jungkook pasti langsung memarahi adiknya tersebut yang sudah berbicara kasar. "Siapa yang mengajarimu, hah?!" tanya Jungkook lagi dengan ekspresi melotot marah.

Somi menepuk-nepuk tangan Jungkook yang masih betah membekap mulutnya. Sadar akan apa yang baru saja dilakukan, Jungkook menurunkan tangannya tanpa melepas ekspresi marah miliknya. Sedangkan gadis yang menjadi adik Jungkook tersebut langsung menghirup udara gratis sebanyak-banyaknya dan segera mengatur nafasnya agar beraturan.

"Oppa!" rengek Somi. Manik mata gadis itu sedikit berkaca-kaca melihat Jungkook yang menatap tajam kearahnya. "Kalau nanti kau jadi anak tunggal bagaimana? Mau, hah?!" teriak Somi kesal.

"Bodo amat. Aku ngambek sama oppa!" sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal, Somi berlalu dari hadapan Jungkook. Jungkook hanya membatin 'dasar berlebihan, ngambekan.' Pemuda itu sedikit tersentak saat Somi kembali berbalik dan menatapnya sebal, "Pantas saja tidak ada yang mau dengan oppa, kau sangat kasar! Aku juga sangat mengasihani gadis yang akan menjadi kekasihmu nanti! Gadis itu sangat tidak beruntung mendapatkanmu!" memang sangat licin mulut Somi jika sedang memarahi kakaknya tersebut.

Belum sempat Jungkook membalas ucapan sang adik, Somi sudah keburu pergi, pergi dari hadapan Jungkook yang sebenarnya, tidak balik-balik lagi.

Brak

Suara kamar Somi yang ditutup keras terdengar diseluruh penjuru mansion. Jungkook memejamkan matanya sesaat dan langsung teringat perkataan adinya beberapa saat lalu, "Jimin tidak beruntung?" gumamnya.

^^^

Cklek...

"Noona? Kau sudah tidur?" tanya Jihyun diiringi kakinya yang melangkah pelan memasuki kamar Jimin. Masih terang, itu artinya gadis itu belum tidur. Dilihatnya Jimin sedang berkutat dengan tumpukan-tumpukan kertas dan buku, tak lupa kaca mata belajarnya yang bertengger indah di manik sabit serta hidung mungilnya.

Tak ada sahutan dari si pemilik kamar warna serba ungu ini, membuat Jihyun yakin jika Jimin sedang serius, belajar? Pemuda itu mendekati Jimin dan menepuk pelan pundaknya, sontak saja Jimin langsung berjengit kaget, "Eoh kamchagiya! Aish, apa?!" seru Jimin galak. Tapi, hanya sebentar, karena setelahnya gadis itu kembali sibuk dengan kertas-kertasnya.

Jihyun mengambil kursi lain yang ada di pojok kamar Jimin untuk diletakkan di samping Jimin dan didudukinya. "Aku mau menemanimu, boleh ya?" pinta Jihyun yang dibalas Jimin dengan gumaman singkat tanda terserah adiknya itu.

Lama sekali dalam keadaan hening, sedikitnya membuat Jihyun mulai mengantuk dan Jimin menyadari itu, "Tidur sana! Nanti kubangunkan!" perintahnya.

Jihyun mengerjapkan matanya pelan, berusaha mengusir rasa kantuk yang mulai menyerang. Tujuannya untuk menemani Jimin bukan tidur dikamar Jimin. "By the way, kau sungguh sedang kencan dengan Jungkook?" tanya Jihyun penasaran sekaligus gabut, daripada diam kan?

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang