part 8

777 90 3
                                    


happy enjoy, yups! (^v^)









Jihyun yang sedang bersantai diruang tengah, dikejutkan dengan suara seseorang yang sedang berseteru. Ah bukan seseorang, lebih tepatnya dua orang.

“Aku tidak mau mencucinya!” seru Jimin. “Sana bawa pulang! Apa kau tidak bisa menciumnya jika itu bau?” cerocosnya lagi.

“Bau juga karenamu! Kau harus mencucinya, Jimin! Sialan!” bentak pemuda disampingnya jengkel.

“Tidak mau!” sahut Jimin keras kepala.

Pemuda yang tak lain adalah Jungkook tersebut menggeram kesal. Tangannya terangkat hendak memberi bogeman pada wajah mulus Jimin sebelum akal sehatnya kembali menguasai dan pemuda itu segera menurunkan kembali tangannya yang sudah tertahan di udara tadi.

“Apa apa? Mau memukulku? Tega sekali!” rajuk gadis itu dengan melotot sebal kearah Jungkook.

Jungkook sendiri langsung memalingkan mukanya ke samping, dan saat itulah matanya menemukan sosok lain didalam mansion besar ini. Dia langsung melotot kaget, apalagi melihat wajah Jihyun yang saat itu sedang melongo seperti orang bodoh.

“Jungkook?” tanya Jihyun pelan sambil melotot dan menunjuk muka Jungkook dengan pandangan horror. Lalu, tatapannya semakin membola saat menatap Jimin, “Kenapa kau berenang jika tak membawa ganti baju? Dan kenapa pula baumu sangat busuk?”

Jimin menghampiri Jihyun dengan menyeret Jungkook sekalian. Membuat Jungkook lagi-lagi memekik kesal pada gadis pendek ini, “Sialan! Lepaskan aku! Setelah membuat jaketku bau, kau juga berniat membuat seragamku bau, ya?”

“Kenapa kau susah sekali untuk menurut padaku, sih?”

“Memang kau siapa sampai aku harus menurut padamu?” tanya Jungkook balik dengan kasar.

Jimin menghiraukan pemuda itu. Dia sekarang ingin berbicara terlebih dahulu dengan sang adik.

Plak

Jimin menampar Jihyun keras, lalu berkacak pinggang menatap adiknya itu dengan galak.

“Noona! Kenapa aku ditampar?” tanyanya tidak terima. Tamparan Jimin pasti sakit, walaupun tidak ada jejak tangan di pipi Jihyun, tapi pipi pemuda tersebut sedikit memerah.

“Tidak usah lebay! Sakitnya hanya sebentar!” ketus Jimin. “Kau mengataiku apa tadi? Bau busuk?” Jimin bertanya dengan melotot marah dan menyilangkan tangan didepan dada seolah siap menghakimi pemuda tersebut.

“Ya memang baumu sangat tidak enak!” balas Jihyun lebih keras.

Jimin segera menarik Jungkook untuk berdiri disampingnya, yang langsung dibalas dengan dengusan jijik oleh pemuda tampan tersebut.
“Ji, please! Baumu sangat tidak enak! Berhenti menempeliku!” terlalu lelah menghadapi Jimin, membuat Jungkook tanpa sadar akhirnya mau tidak mau pemuda itu merengek.

Jimin mendongak kaget kemudian menyengir lucu didepan Jungkook, “Kau memanggilku apa tadi? Ji? Panggilan kesayangan kah? Terima kasih Jungkookie, hehe.”

Sekarang ganti Jihyun yang menatap Jimin dengan pandangan jijik, “Noona? Sejak kapan kau melakukan hal menggelikan seperti ini?”

Jimin langsung menatap tajam sang adik, “Aku tadi dibully oleh salah satu fans Jungkook, karena Jungkook menjadi kekasihku!” balas Jimin dengan santai kemudian.

Jungkook menatap Jihyun sembari menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil bergumam tanpa suara dan tatapan wajah yang memelas, “Tidak. Kumohon bantu aku! Noonamu sangat gila!”

ᴋᴏᴏᴋᴍɪɴ ɢꜱ (ᴇɴᴅ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang