Prolog

74 10 6
                                    

*Musim akan terus berganti menyisakan penantian yang entah kapan akan datang*

Sial, hujan sore ini tidaklah berkawan denganku. Derasnya air yang turun itu mengguyur seisi kota ini, membersihkan nafas kotor kendaraan dan sifat tamak pemiliknya. Namun aku masih tetap bersemangat mengayuh sepeda menuju gubuk di tepi sungai itu dan memastikan seisi rumah dalam keadaan yang baik baik saja. Tapi sepertinya memang keberuntungan belum berpihak denganku, ban sepeda yang aku tumpangi mulai kehilangan keseimbangannya. Buru buru aku turun dan menuntun sepeda itu ''Ya-Tuhan, kenapa lagi ini, ujian apa lagi yang kau berikan?'' sambil menahan tangis yang sudah bercampur gelisah memikirkan semua hal yang ada di kepala. Langkah kecil kaki ini mulai ku perbesar dan percepat, karena ada hal yang lebih penting daripada hanya mengeluh dan melamunkanmu. ''Ingat Alzera kamu harus kuat, kamu adalah harapan keluargamu saat ini" Kataku menyemangati diri yang kini mulai berkawan dengan dinginnya petang. Belum sempat aku mengetuk papan yang dihiasi jamur dan lumut ini, ia malah lebih dulu membukanya

KIra kira mau kemana ya Alzera pergi ditengah hujan badai seperti ini?

Bantu vote yuk teman,biar aku semangat ngelanjutin kisah Alzera nih <3

Rumah [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang