Troublemaker

25 7 9
                                    

*kringgg (jam pelajaran pertama telah selesai)* bunyi bel menggema dari lorong ke lorong.

"baik anak anak, waktu bapak sudah habis jangan lupa dikerjakan tugasnya untuk minggu depan." Kata pak Cahyo sambil berkemas dan beranjak meninggalkan kelas.

*cklek* Suara pintu terbuka, tapi bukan pak Cahyo yang membukanya. Anak laki laki dengan baju tidak rapi masuk menenteng tas yang tampak tidak ada isinya.

"Kamu ya Alvin! Lagi lagi berulah semau kamu. Emang kamu pikir sekolah ini milik kamu?!" Bentak pak Cahyo geram

"Anggap saja begitu pak" Jawab anak itu tidak sopan.

"Baju keluar sebelah dan tidak rapi, kancing tidak dibenarkan sampai atas, sabuk bukan identitas sekolah, rambut berantakan. Niat sekolah apa enggak kamu Alvin?!!!" Emosi pak Cahyo semakin tidak karuan namun dibiarkan begitu saja oleh anak itu. Ia pergi ke tempat duduknya, di sebelahku. Aku yang bingung harus bersikap bagaimana hanya bisa menatap kemarahan pak Cahyo pada anak ini. Dengan kemarahan yang tersisa ia meninggalkan kelas ini begitu saja sambil menenteng tas kulitnya.

Pria bernama Alvin ini menatapku sekilas dan mengangkat tinggi tasnya. Aku memejamkan mata takut jika tiba-tiba saja ia melemparkan tasnya padaku. *Brukk* aku terkejut dan membuka mata segera. Ia menjatuhkan tasnya diatas meja dan tersenyum tipis menatapku. Aku segera mengalihkan pandanganku dan menyiapkan semua barang-barang yang aku perlukan di atas mejaku.

*Kring (Jam pelajaran ke 3 dimulai)

"Good morning" Sapa wanita berkacamata berkisar umur 24 tahun itu.

"Morning miss" Balas anak anak di kelasku.

"Oke semuanya, Ibu dengar ada anak baru dikelas ini. Silahkan perkenalkan diri kamu menggunakan bahasa inggris sebisanya" Katanya sambil mempersiapkan materi di meja guru.

Sebenarnya aku tidak begitu handal tapi karena dulu ayah mengajakku berbicara dengan bahasa inggris jadi setidaknya aku masih memiliki modal untuk berbicara dengan bahasa inggris.

"Hello all, let me introduce myself. My name is Alzera Putri Athayya. You can call me zera. Thank you." kataku gugup.

"Okey thank you zera, how old are you? what is your hobby?" tanya guru itu kepadaku.

"i'm sixteen years old. My hobby is reading" Kataku asal karena melihat kata itu di sampul buku.

"Oke zera bagus, ibu harap kamu dapat beradaptasi dengan baik di kelas ini. Kalau begitu ibu akan absen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran kali ini." Katanya mengakhiri percakapan denganku. Kudengar namanya miss farida, dengan fasih ia memanggil satu persatu anak di kelas ini. Akupun ikut memperhatikan masing masing anak yang dipanggil untuk lebih mengenal satu sama lain.

"Alvino el- Barck" panggil miss fafa terhenti karena tidak ada jawaban.

"Alvino?" Panggil miss fafa sekali lagi. Aku yang duduk di sebelahnya mencoba mencari tahu keadaan anak itu. Ia meletakkan kepala di atas meja beralaskan tas yang tampak tidak ada isinya. Ia terlelap begitu santai di tengah pelajaran.

"where he's go?" tanya miss fafa mencari alvino.

"he was sleeping miss" jawab anak di depannya.

"Astaga ini anak memang nggak mau berubah ya rupanya." Kurasakan emosi miss fafa mulai menggebu gebu tapi ia tetap melanjutkan absen pagi ini.

Seusai memanggil semua anak di kelas ini, ia berdiri dan mendekati mejaku membawa penggaris panjang dan memukul mukulkan penggaris itu di salah satu tangannya. Setibanya di mejaku, ia berteriak "BANGUN ALVINO!" sambil menggebrak mejanya menggunakan penggaris tadi. Aku yang disampingnya terkejut dan berusaha menahan diri untuk bersikap biasa saja tapi anak itu hanya mendongakkan kepalanya seraya berkata "i'm here miss" dan kembali menelungkupkan kepalanya.

Rumah [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang