Mengungkap

8 3 0
                                    

"Zer lo yakin mau lakuin semua ini? Lo bisa tetep aman kok dirumah gue, gak harus kaya gini. Ini bahaya." Vino memperingatiku terus menerus dan aku hanya membalasnya dengan senyuman.  Sesekali aku ikut mempersiapkan semua rencananya.

-Beberapa jam yang lalu-

Setelah berjam jam kami meminta rekaman cctv di backstage, akhirnya mereka memberikan rekaman itu pada kami. Dengan cepat salah satu orang kepercayaan vino meretas data orang tersebut, kami mendapatkannya. Dia merupakan seorang mantan narapidana yang baru saja keluar dari penjara 5 bulan yang lalu. Dari rekam jejak yang kami dapatkan, dia pernah melakukan pembantaian sadis terhadap tetangganya 18 tahun yang lalu. Sepasang suami istri di rumah itu terbunuh dalam satu malam karena perbuatannya.

Setelah mencoba mentranskrip pembicaraannya dalam cctv, kami mendapati jika dia diperintah seseorang untuk menyingkirkanku secepatnya. Sebenarnya aku merasa sangat takut jika harus berhadapan dengan seorang pembunuh seperti itu, tapi apapun itu aku harus melakukannya untuk mengungkap kejahatan keluarga Vanesha pada Keluarga Rama. Setelah semua rasa sepi yang Rama lewati tanpa ibunya aku harus berhasil menebus semua kebaikan keluarga ini.

H-2 jam

Ponsel Vino berdering nyaring, ia segera mengangkatnya.

"Hallo vin, gue yakin dari tadi ada yang ngikutin mobil gue. Ini gue udah nyoba ngulur waktu selama mungkin kaya yang lo minta. Terus ka-"

*Ngikkkk* Suara mobil syifa terdengar seperti mengerem mendadak.

"Hallo Syif, Syifa! Lo gapapa?" Tanya Vino panik dan meminta rekaman lokasi Syifa saat ini.

"Oh, maaf saya sedang kurang sehat" Suara syifa terdengar kembali tapi sepertinya ia sedang berbicara dengan orang lain.

"Iya, saya sendiri. Saya mau kerumah bibi saya" Jawab Syifa lagi yang sepertinya seseorang itu menanyakan kemana ia akan pergi.

Vino masih terus menunggu dan mendengar percakapan mereka yang mulai tidak terdengar, sepertinya Syifa keluar menemui pria itu. "Baik, maaf pak saya tidak akan mengulanginya lagi" Kata syifa seperti mengakhiri percakapan mereka.

"Hei Vin! Gue bener bener curiga sama orang ini. Gue tadi sengaja berhenti mendadak di tengah jalan karena dia ngikutin gue terus, Eh taunya dia nyamperin gue. Dia sempet kaget waktu liat gue terus dia protes sama mobilnya yang lecet gara gara gue tapi dari gelagatnya keliatan banget kalo dia ngecek isi mobil gue sih. Ciri cirinya juga bener bener persis kaya yang lo bilang. Gue udah pasang alat GPS di belakang plat mobil depannya pas gue ngecek lecetnya tadi " Suara Syifa terdengar lebih jelas kali ini.

"Tepat sasaran! Lanjut misi berikutnya." Vino memberi apresiasi dan menutup telponnya.

Ia meminta akses untuk melacak keberadaan pria itu dan tepat seperti dugaan ia berada di lokasi Syifa saat ini. kemungkinan besar pria itu sedang mencariku karena seharian tadi aku menghabiskan waktu bersama Syifa dan yang lain.

"Zer, lo harus ganti baju" Vino memberikan paper bag. Didalamnya ada dress yang aku pilih semalam. Aku menatapnya penasaran.

"Gue sengaja beli ini emang buat lo kok. Santai aja, mau gue kasih sekarang atau besok sama aja kan tetep buat lo" Vino menjawab semua pertanyaan yang tidak aku tanyakan secara lisan.

"Tapi-"

"Syifa ga mau baju itu rusak, lagian mau nggak mau gue harus tuker baju lo lagi buat mayat yang gue pesen" Vino menjawab pertanyaan yang tidak aku utarakan lagi.

"Makasih ya Vin" Kataku sambil menahan haru. Aku rasa hidupku sangatlah beruntung untuk disayangi banyak orang. Rama, Appa, Syifa, Vino, Nanta, Alesha meskipun mereka tidak punya hubungan darah denganku tapi merekalah yang membuat hidupku terasa lebih berharga sampai aku merasa tidak ingin kehilangannya.

Rumah [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang