_BAGIAN 15_

108 5 0
                                    

Tok Tok Tok

"Iya masuk!" Jawab Vina yang sedang bertelungkup di kasur nya sambil bermain handphone nya.

"Permisi non, non Vina di panggil nyonya turun buat makan malam."

"Iya bi nanti Vina turun." Setelah Bi Anah keluar, tak lama Vina pun keluar dan turun untuk makan malam.

Hampir di undakan tangga terakhir, sayup-sayup Vina mendengar suara yang di kenalinya tengah mengobrol dengan entah siapa.

Vina pun mempercepat langkahnya sampai ia melihat seseorang dengan postur tubuh yang di kenalinya sedang duduk di meja makan sambil mengobrol dengan Abangnya.

"Papa!"

Vina pun langsung berlari dan menerjang tubuh Hadi hingga hampir terjatuh dari kursi, beruntung ia dapat menahan nya.

"Papa~ kenapa gak bilang kalo udah pulang?"

Hadi yang mendengar pertanyaan Vina yang di sertai nada manja nya itu hanya bisa tersenyum sambil menjawab perkataan Vina.

"Tanya abang kamu tuh yang suruh papa jangan bilang ke kamu kalo papa udah pulang"

Vina yang mendengar itu langsung memeberi tatapan tajam ke arah Abang nya, William yang di tatap seperti itu langsung gelapan.

"Mata nya jangan kayak gitu lah Vin, kan niat abang baik pengen bikin surprise" William mencoba membela diri agar terlepas dari tatapan tajam Vina.

"Udah ah Vin! Serem tau tuh liat tuh muka lu udah kayak-"

"KAYAK APA HAH!" Sentak Vina yang langsung memotong ucapan William.

"Kayak set-AWH ADUH DUH VIN LEPAS ADUH RAMBUT GUA WOI LEPAS!"

Vina terus menjambak rambut William, sedangkan William terus menarik narik tangan Vina agar terlepas dari rambut nya, yang dimana itu semakin membuatnya kesakitan.

"PAPA TOLONGIN WILLY PAH! ADUH VIN JANGAN LAH NTAR KEPALA ABANG BOTAK GIMANA?!"

"Biarin biar botak sekalian, biar gak ada mau sama lu bang!"

Hadi melihat anak sulung nya yang tengah kesakitan karena elusan manja dari anak bungsunya itu merasa iba.

"Vina udah ah bang Willy udah kesakitan tuh, nanti kalo kepalanya botak nanti gak ada yang mau sama abang kamu, udah jelek malah nambah jelek nanti" Vina langsung melepas jambakannya dari rambut William dan langsung tertawa sambil memeluk Hadi.

"Hahaha rasain tuh! Papa bener tuh Bang Willy jadi tambah jelek"

"Ish! Papa sebenernya belain aku atau Vina sih?!" William kesal dengan Hadi, sebenernya Papa nya itu membelanya atau tidak.

"Papa tuh belain gua ya Bang, ya kan Pah?"

"Haha iya dong sayang"

Seketika wajah William berubah masam mendengar jawaban sang Papa.

"Heleh gitu amat mukanya si abang," Ucap Santi yang baru datang kala melihat wajah masam sang putra.

"Udah udah! Kapan makannya kalo gini terus? Mama udah lapar nih dari tadi dengerin kalian berantem terus!"

Mereka pun memulai makan malam dengan tenang setelah diisi berbagai percekcokan dari kedua putra putrinya.

***

Saat ini Davi tengah mengerjakan tugas-tugas nya yang seharusnya sudah selesai dan langsung diberikan kepada dosennya, malah terlambat mengerjakan karena tadi ia harus mengantarkan Angel pulang kerumahnya.

"Huh alamat begadang malam ini!" gumam Davi

"Emm... Vina lagi ngapain ya?"

Davi cepat-cepat mengambil handphonennya dan berniat menelpon Vina ingin mendengar kabarnya, sekalian ngilangin pusing gara-gara tugas katanya.

Tut

Tut

"....silakan coba beberapa saat lagi!"

"Kok gak aktif ya?" dengan lesu ia menatap kearah ponselnya.

"Mungkin Vina udah tidur, huh dasar davi ini aja udah jam sepuluh pasti Vina udah tidur lah! Mending cepet cepet gue ngerjain tugasnya" Davi pun langsung menaruh handphonenya dan beralih mengerjakan tugasnya dengan cepat agar ia bisa cepat bertemu Vina besok, katanya.

***

"Vina bangun! Udah siang, ada Davi lagi di bawah!" Santi mebangunkan Vina sambil mengetuk ngetuk pintu kamar Vina.

"Ish bentar ma, sepuluh menit lagi!"

"Heh ada Davi tuh di bawah, masa ada pacarnya bukannya disamperin!"

"Hah ada Davi ma?!" Tanya Vina yang langsung bangun dari tidurnya.

"Iya makanya buruan bangun, mandi, terus turun ke bawah samperin Davi nya!"

"Ay ay kapten mama!"

Vina pun langsung bergegas turun dari kasur untuk mandi dan bersiap siap menemui kekasih hatinya, Davi.

***

Sedangkan di bawah, Davi ditemani Hadi menunggu Vina sambil ngobrol sama Om camer. Udah lama gak ketemu soalnya, kalo kata Davi mah.

"Jadi sekarang kamu lagi gak sibuk nih ceritanya? Mau ngajak Vina jalan" Tanya Hadi

"Kalo kesibukan sih pasti ada om, cuma sekarang Davi lagi luangin waktu aja buat Vina." Davi menjawab dengan tegas tanpa ragu.

"Hm... kalo gitu sembari nunggu Vina gimana kamu om ajak main catur?"

"Emm... ok-" Belum sempat Davi menyelesaikan omongannya, teriakan Vina langsung memotongnya.

"DAVI..."

Hadi sampai harus mengelus dada karena teriakan anak perempuannya itu, sementara Davi hanya nyengir menahan malu serta gemas pada pacarnya yang suaranya kelewat halus.

"Davi ngapain kesini? Mau ngajak aku jalan ya?" tanya Vina setelah mendudukkan diri disamping kekasihnya seraya bergelayut manja.

"Iya, aku mau ngajak kamu keluar. Mau kan?"

"MAU!"

Lagi-lagi Hadi mengelus dada dan Davi nyengir menahan malu terhada Om camernya itu.

"Minta izin dulu gih sama papa kamu!"

"Papa Vina izin mau jalan sama Davi ya?" Tanya Vina seraya menatap wajah Papa nya dengan senyuman lima jarinya.

"Hm iya papa izinin, Davi jaga Vina ya? Jangan pulang larut malam!" titah Hadi

"Iya om, ayo Vin."

"Vina sama Davi pamit dulu papa" Vina dan Davi pun membungkuk untuk menyalami Hadi dan berpamitan.

"Ayo Davi go~"

Tinggal lah Hadi seorang di ruang tamu, sambil menatap kepergian anaknya beserta kekasihnya itu melongo melihat tingkah anak perempuannya yang ajaib.

"Anak gue belom minum obat kali ya?"

TBC.

DAVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang