_BAGIAN 16_

107 4 1
                                    

"Kamu emang gak sibuk? Bukannya kata kamu ada tugas dari dosen?" Tanya Vina membuka obrolan.

"Enggak, udah selesai kok tugasnya. Semalem aku sedikit bergadang, jadi udah selesai dan aku kirim tadi pagi ke dosennya."

"Oh..."

Vina melihat-lihat taman kota yang lumayan ramai pengunjung, ada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

"Kamu mau beli apa? Aku beliin." Vina menoleh saat Davi bertanya padanya.

"Em... apa aja deh"

"Cilok mau? Atau mau somay? Bakso?" Tanya Davi.

"Em... cilok sama minumnya es teh ya?" Ujar Vina mengatakan keinginannya.

"Oke, tunggu sini ya? Aku beli dulu kesana."

"Hm, jangan lama-lama!" Ucap Vina yang dibalas tawa kecil oleh Davi.

"Iya gak lama-lama, my princess." Setelahnya Davi pergi dari hadapan Vina, meninggalkan Vina dengan wajah memerahnya.

"Vina lebay ih! Masa dibilang princess doang malu!" Ucap Vina dalam hati sambil mencebikkan bibirnya.

***

"Sepi amat yah dagangan hari ini, dari tadi baru satu dua pelanggan doang yang beli ni cilok." Keluh Kang cilok yang sedang bersandar di bawah pohon sambil mengipas-ngipas dengan kupluknya.

" Kalo ngeliat penjual yang lain, kayaknya lumayan rame pembeli. Apa gue ganti profesi jadi kang somay aja kali ya?"

"Ih gak lah, udah sukur gue masih bisa jualan sama bisa ngasih duit ke bini gue, ya walaupun suka kena siraman rohani. Ya Allah moga dagangan hamba laku, laris, banyak pembeli biar gak kena siraman rohani terus, amin."

Sayup-sayup Davi bisa mendengar suara curhatan si tukang cilok yang mengeluh karena sedang sepi pembeli, ia mempercepat langkahnya menuju si tukang cilok untuk membeli.

"Bang beli cilok," ujar Davi begitu sampai.

Kang cilokpun langsung berdiri dari duduknya begitu mendengar ada yang mau beli ciloknya. "Allhamdullillah.... makasih ya Allah, baru aja minta udah langsung dikasih."

"Beli berapa mas?"

"Sepuluh ribu yah, dibikin dua. Yang satu pedasnya sedang aja bang."

"Asiap... duduk dulu mas selagi nunggu."

Davi pun mendaratkan bokongnya pada bangku yang sudah disiapkan. Jujur saja selama menunggu ciloknya disiapkan, ia merasa tidak nyaman karena ada banyak pasang mata yang melihat kearahnya, sungguh risih.

"Ya ampun kok cowok itu ganteng banget ya?"

"Aaa~ jadi pengen kenalan!"

"Itu mukanya datar banget  ya ampun kayak cowok-cowok di Wattpad."

"Iya, udah ganteng, tinggi, putih, pacar gw aja kalah."

"Bang udah belum?" Tanya Davi tidak sabaran, sungguh ia risih menjadi pusat perhatian apalagi suara bisik-bisik itu.

"Iya mas, ini tinggal dikasih bumbu doang." Sebenarnya ia tau kalau si mas-mas pembeli ini sedang menjadi pusat perhatian, sengaja ia berlama-lama menyiapkan ciloknya karena ia pikir itu bagus. Maaf ya mas, saya manfaatin mas dulu ya... Batin kang cilok.

"Ayo neng dibeli ciloknya! Nanti kalo beli lima ribu gratis foto sama mas-mas ganteng ini, ayo dibeli!" Ujar Kang cilok setengah berteriak.

Davi terkejut mendengar perkataan itu, ia ingin protes tapi sebelum ia bicara ia sudah langsung diserbu oleh para perempuan yang ingin beli cilok serta meminta foto.

"Bang ciloknya lima ribu, sekalian foto sama masnya ya!"

"Sama bang saya juga!"

"Saya dulu!"

"Saya!"

Davi pusing mendengarnya, ia pun segera mengambil cilok pesanannya dan segera pergi, tidak lupa membayar  ciloknya.

"Hei! Kok pergi sih! Abang itu gimana mas-mas nya  kok pergi sih!"

"Iya! Saya kan belom foto sama masnya!"

"Aduh maaf ya neng-neng, itu si masnya lagi buru-buru jadi gak bisa foto lama-lama."

"Nah ini ciloknya udah selesai, uangnya gak bisa dibalikin lagi, kan si neng udah ngasih uang nya hehe."

Mereka para ciwi-ciwi yang kesal pun langsung mengambil ciloknya dan bergegas pergi meninggalkan si Kang Cilok.

"Hehe balik lagi ya neng cantik! Siapa tau dapet foto sama si mas-masnya lagi." Ujar Kang Cilok

"Huh!"

***

Saat ini Vina sedang duduk bersama Angel di salah satu bangku taman. Tadi niatnya mau menyusul kekasihnya karena lama, tetapi belum ada selangkah tiba-tiba perempuan yang mengaku sebagai teman masa kecil kekasihnya datang menyapa.

"Lo di sini sendiri?" Angel berinisiatif memulai obrolan.

"Gak! Gue kesini bareng pacar gue" Vina menjawabnya ketus.

Mendengar nada suara Vina yang ketus Angel merasa ia pasti sudah mengganggu waktu Vina, "Pasti lo keganggu sama gue," tanya Angel.

Vina tak menjawab, ia memilih diam sambil menatap ke sekeliling berharap Davi cepat datang agar ia tak duduk berlama-lama dengan Angel.

"Dulu waktu kecil gue sama Davi sering banget pergi ke taman, hampir setiap hari setelah pulang sekolah gue sama Davi selalu nyempetin pergi ke taman buat beli permen kapas."

"Gue sama Davi suka banget sama makanan manis-"

"Tapi Davi kurang suka sama makanan manis!" potong Vina.

Angel tersenyum tipis sebelum melanjutkan perkataannya. "Davi selalu bilang ke gue kalo dia suka makanan manis, katanya makanan manis selalu bisa bikin dia senang."

"Gue masih inget pas dia sakit gigi gara-gara kebanyakan makan yang manis-manis. Disitu tante Lia mamanya Davi panik banget gegara ngeliat Davi nangis gak berenti-berenti sambil megangin pipinya." Sepertinya Vina mulai tertarik mendengar cerita Angel mengenai Davi kecil.

"Sejak saat itu tante Lia mulai ngebatesin Davi biat makan yang manis-manis, waktu itu Davi sempet ngambek gegara gak mau jatah makanan manisnya di kurangin, tapi akhirnya Davi mau nurut buat ngurangin makan yang manis-manis. Mungkin sejak saat itu dia  mulai terbiasa buat gak makan makanan manis." Angel mengakhiri ceritanya dengan tersenyum tipis.

"Terus kenapa sifatnya Davi bisa jadi dingin begitu?" Tanya Vina penasaran.

Angel tersenyum mendengar pertanyaan Vina. "Setau gue Davi itu gak dingin sifatnya, tapi dia lebih kearah cuek."

"Davi itu orangnya kurang suka sama keramaian, juga orangnya gak gampang percaya dan akrab sama orang lain. Mungkin itu yang ngebikin orang-orang mikir kalo Davi sifatnya itu dingin."

"Iya juga sih, tapi kenapa lo malah nyeritain gw tentang Davi kecil? Apa maksud lo?!" Vina heran mengapa Angel tiba-tiba menceritakan tentang masa kecil Davi.

"Gue gak ada maksud apa-apa, gue cuma pengen cerita aja." Jelas Angel.

"Ya aneh aj-"

"Vina nih pesanan kamu! Maaf ya lama." Potong Davi.

"Eh iya, kamu kenapa kayak gitu mukanya kayak abis dikejar sesuatu?" Tanya Vina.

"Iya panjang ceritanya,"

"Angel? Lo disini juga?" Davi baru sadar kalo disebelah Vina ada teman masa kecilnya.

"Iya, aku disini. Tadi niatnya mau ke minimarket sih tapi mampir dulu deh ke taman dan ketemu Vina disini." Jelas Angel.

"Kalo gitu aku pamit ya, lanjut ke minimarket mau belanja harian disuruh mama."

"Iya, makasih udah temenin Vina tadi."

"Ya... aku pergi dulu bye." Angel lekas berdiri dan berlalu dari sana seraya melambaikan tangannya.

TBC.

DAVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang