HAPPY READING
******************
Gelap?
Itulah yang dirasakan oleh Fia saat ini. Tengok kanan, gelap. Tengok kiri, juga gelap. Tapi dihadapannya hanya ada sebuah pintu berwarna coklat yang terlihat sudah usam. Tangan Fia meraih gagang pintu, lalu membuka pintunya. Decitan suara pintu terbuka terdengar jelas. Tiba-tiba ada cahaya yang sangat terang membuat Fia menutup kembali matanya. Sayup-sayup Fia mendengar seseorang terus memanggil namanya.
"Fi~"
Fia tetap tidak membuka matanya. Menurutnya dia hanya bermimpi.
"Afi~"
Suara itu kembali terdengar hampir jelas.
"Afi."
Suara itu terdengar begitu jelas ditelinga Fia. Dia merasa tubuhnya digoncang oleh seseorang.
"AFI!!"
Fia langsung berdiri dan membuka matanya. Dia sangat terkejut dengan suara teriakan itu. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing karena bangun tiba-tiba lalu menunduk sambil memegang kepalanya.
"Aduh Afi, kamu kenapa?"
Fia langsung mengangkat kepalanya membuka kedua matanya. Ada anak laki-laki berumur sekita 11 tahun. Lalu Fia menengok kearah kanan dan kiri. Tempat ini sangat familiar bagi Fia.
'Bukan kah ini taman? Tapi taman ini ada di Prancis?' Batin Fia yang masih memandangi sekeliling. Tapi kenapa dia bisa ada disini?
"Afi, kau kenapa? Kau terlihat linglung begitu?"
Fia terdiam, hanya memandang anak laki-laki itu. Laki-laki itu berekspresi bingung. Siapa dia? Fia tidak pernah bertemu dengan sebelumnya atau dirinya tidak ingat?
Anak laki-laki itu tersenyum, "AFI, ini hadiah buat kamu." Ungkapnya sambil menyodorkan kedua tangannya kehadapan Fia. Itu adalah anak kucing, lebih tepatnya itu Aden saat kecil. Sama persis.
"Aku tidak sengaja menemukannya dijalan, jadi aku merawatnya beberapa hari yang lalu, hehehe..."
Fia terbelalak melihatnya, "kamu harus menjaganya sampai kita bertemu kembali. Kamu juga harus merawatnya dengan baik-baik."
Kepala Fia dipenuhi pertanyaan apa yang terjadi saat ini. Siapa dia? Kenapa dia tidak ingat sama sekali. Bahkan dirinya tidak ingat masa kecilnya.
"Ayo kita pergi, sudah hampir malam. Nanti kamu bisa dicari kakakmu." Ucap anak laki-laki itu sambil mengulurkan tangan kirinya. Fia hanya menerima uluran tangan itu dan mulai menyebrangi jalan. Entah kenapa merasa firasat buruk. Fia menggenggam erat tangan anak laki-laki itu.
Bruk
Brak
Fia merasa tubuhnya terhuyung ke depan dan terjatuh dipinggir trotoar. Tangan dan kakinya terasa ngilu. Namun, ada suara keras itu mengalihkan semua rasa sakit Fia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy AFIA
Teen FictionAfia Erlina Firmansyah bisa dipanggil Afia. Semenjak adik Afia dibunuh didepan mata Afia membuat dirinya trauma akan hal itu. Orang tua Afia akhirnya mengirimkan Afia berobat diluar negeri yaitu di Prancis ditemani oleh kakak pertama. Tetapi bukanya...