#02

3.5K 284 3
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

*****************

Gio melajukan motor besarnya berwarna hitam dengan kecepatan diatasi rata-rata membuat pengendara lain mengumpat sumpah serapat buat Gio. Tapi Gio hanya masa bodo.

Motor Gio mulai memasuki kawasan SMA Tunajaya. Seluruh pandangan siswa perempuan menuju Gio.

Dengan perlahan Gio melepaskan helmnya. Pikir semua siswa siswi SMA Tunajaya ada yang aneh pada Gio. Yang biasanya berekspresi beringas, cuek, dingin, dan sensitif kini terdapat senyuman yang manis menghiasi wajahnya.

Gio berjalan di koridor sambil bersenandung riang. Semua siswi SMA Tunajaya dibuat cengong olehnya.

Gio The Imparel. Itulah julukannya. Siapa yang gak tau tentang The Imparel? Vlad The Imparel penguasa Wallachia pada abad ke-15 yang terkenal karena penyiksaan, mutilasi, dan pembunuhan massal terhadap pasukan Utsmani.

Kemampuan militer Vlad memang patut diacungi jempol. Tetapi kekejaman dan kegemarannya dalam melakukan eksekusi dengan cara yang kejam menekankan reputasinya sebagai salah satu pemimpin paling berdarah dingin dalam sejarah.

Begitu juga dengan Gio, dia begitu kejam untuk menyiksa musuhnya tanpa ampun. Tetapi Gio berbeda dengan tokoh tersadis dalam sejarah Si Vlad, Gio masih punya hati.

"Pagi pak bos ku"

Gio menghentikan langkahnya karena seseorang menyapanya. Gio menengok kebelakang lalu tersenyum manis. Sedangkan yang memanggil Gio terkejut melihatnya.

"Pagi juga babu ku, kenapa kalian ngumpul disini?" Tanya Gio sambil memiringkan kepalanya kesamping kanan.

"Lo kenapa?" Tanya salah satu sahabat Gio yang bernama Juna Adityan. Diantara sahabat-sahabatnya, hanya Juna yang paling dewasa sendiri.

"Hah? Kenapa?" Bingung Gio sedangkan ketiga sahabatnya menatap Gio dengan tatapan yang gak bisa diartikan. Mereka merasa ada yang aneh pada Gio.

"Lo sakit?" Tanya Adrew Wirawan dengan nada dinginnya.

"Gak lah"

"Gio kamu salah makannya? Apa keracunan makanan? Oh atau kepala kamu ke bentur sesuatu?" Tanya Jevin Vilardo dengan cepat sambil menunjukkan wajah khawatir polosnya. Dibalik dari wajah ceria dan polosnya, dia itu memiliki sifat seperti iblis. Jevin termasuk orang yang licik. Dia pun sama dengan Gio.

Entah mengapa Gio menjadi sangat kesal dengan ketiga sahabatnya. Gio menatap mereka bertiga dengan malas. Gio berjalan menuju ke kelas nya tanpa melihat sahabatnya yang menjengkelkan itu.

"Oi Pak Bos mau kemana?" Teriak Juna membuat semua pandangan menuju ke Juna.
Jevin hanya mengusap tengkuk lehernya.

"Duhh, kayaknya kita salah tanya deh ke Gio. Dia kayak jengkel banget ama kita" ujar Jevin. Adrew hanya mengangkat bahu tidak peduli. Jevin melihat balasan dari Adrew hanya begitu membuat dia berdecak sebal sambil melipat tangannya di dada dan membuang muka kesamping. Juna menggeleng-geleng kepala.

'Kenapa gue punya sahabat aneh semua!! Yang tadi paling sadis, yang ini malah kesannya dingin banget, satunya lagi kayak bocah TK tapi dia sebelas duabelas sama Gio. Haduhh' batin Juna.

TENG... TENG....

Bunyi bel masuk terdengar membuat semua siswa mulai memasuki kelas masing-masing.

"Kalian berdua masuk kelas sana. Udah bel tuh." Ucap Juna. Memang mereka berbeda kelas. Jevin dan Adrew berada dikelas X IPA 1 sedangkan Gio dan Juna berada dikelas X IPS 2.

"Oke bapak, kita masuk kelas dulu. Byebye!!" Ucap Jevin dengan semangat membuat dia terkesan lucu namun tampannya malah bertambah. Untung di koridor sepi kalau tidak sudah dikumpulin oleh semut. Adrew langsung meninggalkan mereka berdua.

"Hey Adrew tungguin! Kenapa malah ditinggal?" Jevin berlari menuju Adrew.

"Dasar Kulkas. Untung sahabat kalo gak gue gimbeng toh orang. Sabar Juna tuh orang sahabat Lo. Orang sabar nanti tambah ganteng " ucap Juna seperti mantra penyemangat baginya.

***

Fia menggeliat tidak nyaman. Tubuhnya tidak bisa bergerak leluasa seperti ada ada beban menimpa tubuhnya. Dia merasa ada yang menekan pipinya walaupun tidak keras ditambah lagi ada suara kucing meng-eong terus menerus.

Dengan terpaksa Fia bangun dari tidurnya. Dia melihat Aden berada di atas tubuhnya. Pantas berat.

"Kenapa Aden?" Tanya Fia dengan nada lembut namun pelan. Arsen yang dari tadi bermain handphonenya kini melihat adiknya bangun karena Aden dan mengamati interaksi antara Fia dan Aden hanya mendengus.

'Kalo ama gue cueknya minta ampun. Kalo udah ama kucing gendut itu lembutnya selembut sutra' Batin Arsen.

Aden mengeluarkan lidahnya berkali-kali. Fia menganggukkan kepalanya yang menandakan dia mengerti maksud Aden.

"Mana?" Ucap Fia sambil mengulurkan telapak tangannya didepan Arsen.

"Mana apanya?" Bingung Arsen. Fia menatap malas ke Arsen. Dasar kakak gak peka!!

"Cemilannya Aden. Lo mau Aden kelaparan? Hah!?" Semua ucapan Fia penuh penekanan pada kata-kata nya. Arsen menghembuskan nafas pelan.

Arsen berdiri dari duduknya dan mengambil tas coklat yang berada di bagasi kabin pesawat. Arsen menyerahkan tas coklat itu ke Fia. Fia langsung mengambil dan membuka tas itu untuk mengambil cemilan buat Aden. Fia membuka cemilan dan langsung memberikan kepada Aden.

 Fia membuka cemilan dan langsung memberikan kepada Aden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih, habiskan ya" Ucap Fia lembut. Lagi-lagi Arsen mendengus melihat interaksi mereka berdua.

"Fia" panggil Arsen.

"Hmm?"

"Kenapa kalo sama Aden perhatian banget sih? Padahal gue kakak Lo. Kan sedih rasanya gak diperhatikan Ama Lo" ucap Arsen dramatis sambil mengeluarkan air matanya. Cuihh!

"Jijik"

"Gue kakak lo, woi" Arsen berteriak tidak terima.

"Ya emang Lo kakak gue kan?"

Ingin rasanya Arsen loncat dari pesawat ini dan langsung terjun kedasar laut yang dalam ini. Mati dong?

"Ahh, terserah Lo deh" Arsen menyerah.

Didalam hati, Fia tertawa keras telah berhasil membuat kakaknya kesal. Itulah hobi barunya Fia. Tangan Fia mengelus-elus kepala Aden. Tak lama kemudian Aden langsung tertidur. Fia mengangkat tubuh Aden dan meletakkan di kursi sebelahnya, Fia pun kembali tertidur lagi.

"Emang dasar tukang tidur!!"

********

Bersambung......

Kamis, 3 Desember 2020

The Lazy AFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang