° Eps. 9 °

268 93 99
                                    

Kami sampai di depan gedung besar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami sampai di depan gedung besar ini. Setelah manajer memarkirkan mobilnya, kami langsung berjalan hingga keruangan ku dan Yeonjun hyung berada.

Manajer?

Dia bilang besok ada urusan di gedung ini. Karna rumahnya lumayan jauh, jadi dia menginap di ruangan kami.

Hmmm, ada hal yang membuat ku bingung. Bagaimana mereka bisa tau aku di rumah itu?? Ah-- tidak lebih tepatnya kerangka rumah.

Disaat mau bertanya, tanpa sadar aku sudah sampai di depan pintu ruangan ini. Yeonjun hyung membukakan pintunya.

Dan, kudapatkan dua orang yang sedang duduk diruang tengah dengan raut wajah khawatir. Sedangkan Taehyun mundar mandir sembari mengigit kukunya.

Tanpa menunggu apalagi, aku masuk dan disambut dengan teriakan Beomgyu dan Soobin hyung. Wah, sambutan yang baik untuk membuat telinga rusak.

"Kau kemana saja?" tanya Soobin hyung berteriak.

Beomgyu hyung kesal, "Jangan hilang dulu aku belum puas menjahili mu, huhu dasar bocah gila!"

Lalu mereka berdua menyeretku dan membuatku terduduk secara paksa
Aku sih pasrah saja.

"Jelaskan Hyuka. Kau kemana saja dari siang tadi?" pertanyaan mengintegrasi masuk ke gendang telinga.

"E-eum sebelum itu Taehyun, singkirkan empat orang ini dari tubuhku. Ini menggelikan hish!"

Soobin hyung, Beomgyu hyung, Yeonjun hyung, dan manajer mereka memelukku langsung setelah aku terduduk di sofa. Menjadi yang termuda benar-benar mengesalkan.

"Manusia yang merepotkan. Kau kan bukan boneka kenapa kau selalu dipeluk?"

"Kalau mau dipeluk, bilang aja ... dasar es pendek," Jawab Yeonjun hyung lalu membuka lengan nya lebar-lebar.

"Ewh."

Setelah mereka-- empat orang itu lepas, aku langsung menceritakan dengan siapa aku pergi, bagaimana aku bisa disitu, apa yang terjadi padaku selama ini, dan tentu saja aku juga menceritakan pada mereka kalau aku terkadang mimpi 'adik dan ibuku'.

Ekspresi mereka?
Tentu saja kaget dan iba. Kalaupun jadi mereka aku juga akan seperti itu.

Karna suasana hening melanda, aku berinisiatif mengeluarkan suara, "Tapi .. bolehkah aku bertanya? Apa maksud manajer bilang 'bahaya' disaat aku minta untuk meninggalkan ku, dan kenapa waktu itu kalian terlihat khawatir?"

Sekilas manajer tersenyum tipis,
"Tentu saja bahaya. Kau tiba-tiba mendapat pesan dari nomor tak dikenal yang mengaku ayahmu. Lalu kau disuruh pergi kerumah mu yang lama itu. Untungnya, Yeonjun memaksaku untuk pergi dan menemaninya makan jam setengah empat sore. Tapi itu tertunda karna kita harus menunggu mu. Sampai jam 04.17 kau belum datang."

BAD DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang