° Eps. 16 °

152 65 18
                                    

"Huening, ayo bermain!"

Ku lihat siapa, pemuda yang mengajak bermain.

"Hmm? Ada yang salah di muka ku?" Dia bertanya bingung di susul dengan berjalan ke arah jendela untuk melihat pantulan dirinya.

"Ga ada apa-apa tuh. Ayo main! Jangan melamun terus, nanti kerasukan," ajak nya kembali ke arah ku. Dan menarik paksa diriku hingga sampai di kantin.

"Ramai juga ya," gerutunya sesampai di kantin sambil celingukan. Melihat ke arah ku, "Ey, beneran kerasukan ya? Kok dari tadi diam? Biasanya berisik kayak orang sinting," dia bertanya penasaran, tidak lupa menoel pipi ku.

"Ah ayo! Ada meja kosong!" Semangatnya dan kembali menarikku.

Aku?? Ikut saja. Pasrah karna di tarik, mana kuat lagi.

Setelah sampai di meja kosong ini, tidak lupa juga ada kursinya, dia mendudukan ku secara paksa, "Aku yang pesenin. Kau tunggu saja disini," disusul dengan langkahnya yang menjauh.

Ku lihat gerak-gerik nya. Dia terlihat di jauhi beberapa murid saat memesan.

Namun, itu tidak melunturkan senyuman di wajahnya. Agak memakan waktu lama agar dia kembali membawa dua nampan yang berisi makanan dan dua minuman.

"Ayo makan," ajaknya saat sudah meletakkan nampan di atas meja disertai senyuman dan ku anggukan.

Sudah banyak kata-kata yang dia bicarakan. Sudah beberapa suapan yang masuk ke mulut dan perut kami.

"Hueningkai kok mau ya berteman sama dia? Hehe."

"Ho'oh, miskin sama kaya kan ga seharusnya berteman. Lucu deh, hahaha."

"Mana Renjun berisik lagi anaknya. Ga bisa diam."

"Udah berisik, cupu lagi ckck."

"Bisa-bisanya Hueningkai mau berteman dengannya. Sama yang lain cuek sama Renjun enggak. Cih."

Bisikan yang mereka bicarakan masuk ke telingaku.

Ku lihat orang di hadapan ku yang mau memasukkan suapan nya berhenti lalu bergerak pelan. Senyumnya perlahan luntur.

Ahh, aku tau sekarang. Ini di sekolah ku dulu. Sebelum aku pindah. Tapi bagaimana bisa aku kembali kesini?

"Udah makan aja, aku udah terbiasa," kata Renjun berusaha tersenyum.

Brak

"Aduh ..... Kai, aku mau duduk boleh?? Yang lain penuh. Kalian kan cuma berdua."

Melihat siapa yang datang secara tiba-tiba. Dan ku lihat Renjun mengangguk dalam artian 'boleh'.

Dia duduk. Tapi di samping Renjun lalu memperhatikannya. Dapat ku lihat Renjun tidak nyaman karna terus di perhatikan. Renjun balas menoleh, "A-ada yang salah?" dia balas mengangguk.

Renjun bertanya lagi, "Apanya yang salah?.." namun tak di balas.

Dia mengalihkan pandangannya ke arah ku. Tanpa aba-aba dia bertanya dengan santai sambil menunjuk Renjun, "Kai, kau ga malu punya teman seperti dia?"

Rasanya kesal, "Maksud nya?"

"Secara dia kan miskin," jawab nya memasukkan suapan ke dalam mulut.

"Ga," singkat ku, dan di balas anggukan oleh orang itu.

"Ouh. Paham-paham," Dia berdiri dan mengambil gelas yang berisi jus jeruk.

Byuur

"Hei! Kami sedang makan, kau gila hah?!"

Aku pikir dia mengambil jus jeruk untuk di minum tapi di siram ke Renjun.

BAD DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang