° Eps. 21 °

154 51 35
                                    

"Hyuka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyuka?"

Atensiku berpindah ke Yeonjun hyung yang masih setia menemaniku, "Hm? Kenapa?"

"Begini .. kau masih mau di sini?"

"Emangnya kenapa?" Tanyaku balik. Saat ini, di hari yang sama aku sedang di taman yang memang tersedia di rumah sakit. Jangan lupa ayahku siapa. Mau semahal apapun itu, dia mau mengeluarkan uangnya hanya untuk menebus kesalahannya.

Padahal, aku sudah biasa-biasa saja ..

Lanjut ke Yeonjun hyung, dia mendongak, "Langit ga secerah tadi, sekarang sudah mendung ku rasa sebentar lagi akan turun hujan. Kita masuk ya?"

Baru mau membalas, rintik air sudah turun dari langit, "Iya ayo. Sebelum hujannya lebat."

°○°○°○°○°

"Habis dari mana kalian?" Tanya ayah dengan tangan yang di lipat di depan dada, alis yang di satukan, dan menaikkan dagu.

"Eum .... tadi kami habis dari taman, paman," balas Yeonjun hyung.

"Iim ... tidi kimi hibis diri timin, pimin."

Demi apapun, ayah yang sekarang benar-benar menyebalkan. Masih bagus Yeonjun hyung membalas pertanyaannya. Pas di jawab malah ngeledek. Untung orang tua ...

"Aku yang minta untuk di temani. Jadi ... yah gitu deh," kataku guna mencegah ucapan Yeonjun hyung yang bersiap dia lontarkan kembali.

Cukup seperti waktu lalu dimana mereka berdebat hanya karna masalah sepele. 'Aku baiknya makan nasi atau bubur?'

Tim bubur tentu saja ayah, sedangkan tim nasi Yeonjun hyung. Perdebatan dimulai karna aku sendiri sih ... ya, aku tidak suka makan bubur, makanya Yeonjun hyung mengusulkan aku makan nasi namun di tolak ayah. Lalu boom! Muncullah perdebatan.

"Trus? Di luar kan hujan. Basah ga?" Dia bertanya lagi.

Aku menggeleng, "Ga. Cuma dikit."

Ayah tersenyum masam, "Itu basah namanya, oh anakku."

"Kalau begitu kami permisi paman, mau ganti baju. Aku juga basah," sambung Yeonjun hyung karna dari tadi di anggap tidak ada dan di balas anggukan ayah.

Pintu terbuka sedikit, membiarkan satu kepala manusia masuk ke dalam. Kepala saja badannya ntah kemana. Yang ku tau orang itu tersenyum, mengangkat plastik yang diisi sesuatu di dalamnya membuat ruangan ini di isi harum menggoda selera yang menciumnya. Orang itu manajer.

"Kuy makan keepci!"

°○°○°○°○°

Esok harinya, di pagi yang menuju siang. Aku sedang sendiri. Ga sih, ada Beomgyu hyung yang menemani. Tapi dia sedang tertidur jadi aku menganggap ini sendiri. Sedangkan satu orang lainnya sedang bersiap-siap untuk pergi.

BAD DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang