Deretan penyesalan itu mempermalukanku. Mengubur segala harap dalam belenggu ketakutan.
Sejauh mana aku terperosok dalam jurang? Hingga aku tidak tahu, harus berjuang atau pasrah dimakan binatang.
Birahi memenuhi jiwa, aku tersesat dalam kubangan dosa. Menutup mata, abai pada segala.
Tidakkah itu cukup membuatku amat tercela? Sementara kepala meronta, akan bayang sebuah cuplikan kehidupan. Saat di mana aku mempermalukan diri akan dipertontonkan.
Seluruh rasa malu menggelenjar seakan meminta untuk mati, sekarat dan terkapar.
Namun, aku bersyukur Tuhan amat penyayang. Lalu aku berharap ampunan dan segala permainan yang terkeruk dalam hati.
Pintaku pada-Mu. Matikan aku dalam keadaan suci.
Distrik tersembunyi.
Kota penyesalan, 02 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Luapan Emosi
PoetryKeluarkan semua yang mengendap dalam hatimu, tidak berguna kau menyimpan cacat hati jika untuk disesali. Bawa dirimu pada kebahagiaan, tumpahkan dengan segala luapan. Luapan Emosi yang akan membahagiakan jiwamu, bukan cuma ragamu. Karya ini berisi l...