-17-

28 5 0
                                    

Happy reading ✨

Jam menunjukkan pukul 11 malam, Rayhan belum juga tidur, dia masih duduk di meja belajarnya memikirkan hal yang tadi Sanah ucapkan.

"Oma pengen banget gue jaga Salsa, tapi,,, kenapa gue bimbang gini ya? Padahal hal yang mudah." Batin Rayhan sambil memainkan bolpoin yang berada di tangannya.

"Huft,,, kenapa gue ngerasa beda ya kalau Deket cewe itu? Apa gue suka sama Salsa?" Rayhan mulai berbicara dengan dirinya sendiri di kamar, ia bingung dengan perasaannya kali ini.

"Kalau gue pacaran sama Salsa? Kan lebih gampang ngejaga dia. Eh tapi, dia mau atau enggak? Aduh,,, ga ga ga gue ga mau pacaran, titik."

Rasanya Rayhan sekarang bukan menjadi laki-laki yang dingin dan cuek lagi, tapi seperti menjadi laki-laki yang pemalu dan pengecut. Ia membaringkan tubuhnya di kasur dan mulai berfikir apakah dia harus berpacaran dengan Salsa atau lebih baik tidak?

+++

Matahari perlahan mulai menampakkan dirinya, dan bulan mulai meredupkan sinarnya. Salsa bangun dengan keadaan yang segar hari ini, ia akan membuka lembaran baru lagi dan hari ini adalah hari pertama Salsa masuk kerja.

Salsa turun menuruni tangga hendak sarapan, ia melihat sudah ada Fano Intan dan Dito yang sedang menyantap makanan. Salsa memberanikan diri untuk ikut bergabung di meja makan. Tapi ketika Salsa hendak duduk Fano sengaja berdiri dengan alasan sudah kenyang.

"Pa mau kemana?" Tanya Salsa.

"Bukan urusanmu." Jawab Fano dingin, Salsa membalasnya dengan senyum. Dito yang melihat papanya yang sepertinya tidak suka dengan Salsa pun ikut sedih.

"Dito, ayo berangkat nanti terlambat." Panggil Fano, Dito ragu untuk pergi meninggalkan Salsa, dia merasa tidak enak dengan kakaknya yang masih sarapan.

"Heh kasihan, makan sendiri saja ya." Ujar Intan lalu pergi menghampiri Fano dan Dito. Salsa selalu membalasnya dengan senyuman, walaupun Intan dan Fano tidak memperlakukannya dengan baik, lebih-lebih Intan yang sudah tega memfitnah Salsa.

Salsa mulai mengambil nasi dan lauk yang masih ada di meja, pelan-pelan ia menyantap makanan itu. Selesai makan ia memberesi piring-piring kotor dan mencucinya dengan bersih.

Setelah selesai, Salsa langsung bergegas pergi ke sekolah karena takut terlambat. Seperti biasa ia sudah melihat Rayhan yang sudah ada di depan rumahnya. Mereka langsung pergi ke sekolah tanpa basa basi.

Sampai di sekolah, Salsa bertemu dengan Gea yang baru saja turun dari motor Reynal. Mereka berempat berjalan di sepanjang koridor sekolah menuju kelasnya masing-masing.

"Sal, tadi gue lihat laki-laki sama anak kecil itu adek sama papa Lo?" Tanya Rayhan.

"Ray! Lo tadi ketemu sama tante-tante yang sombong itu gak? Gue harap jangan dah." Sahut Gea.

"Iya itu papa sama adek aku, Gea apa-apaan sih? Ga boleh gitu." Jawab Salsa.

"Kenapa emang?" Tanya Rayhan kepada Gea.

"Bisa-bisa tu tante-tante nyangkut ke elo." Jawab Gea asal.

"Ngawur kalau ngomong." Balas Reynal sambil menepuk pelan mulut Gea.

"Yee bisa aja kan?"

"Ga jelas, pergi aja Sal." Ajak Rayhan lalu menarik tangan Salsa.

Strong Gril Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang