Gamau vote dulu? 🙂
☘️☘️☘️
"Halo, Jay?"
"Halo, Ay. Kenapa?"
"Aku kangen. Ketemu, yuk, di tempat biasa,"
"Kita udah putus, Ay."
Senyum itu langsung menghilang. Ah, benar juga. Kenapa dirinya selalu lupa? Mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi sejak satu bulan yang lalu.
Pembicaraan singkat yang menyakitkan itu diputuskan oleh Jay. Ayra bahkan belum membalas kata-kata terakhir yang dilontarkan oleh laki-laki itu.
Gadis itu menghela napas. Ia menghempaskan badan ke atas kasur.
"Kenapa harus putus, sih? Gue masih sayang sama lo, Jay,"
"Apa karena gue gak good looking, ya? Eh tapi kalau gue gak good looking ngapain juga Jay nembak gue waktu itu. Bucin banget lagi sama gue,"
"Terus gue kenapa bisa diputusin?"
Gadis itu terlihat berpikir. Dahinya mengerut, berusaha mengingat-ingat sesuatu.
"Ah, gak tau, deh! Gue pusing!"
Ayra menutup wajahnya menggunakan bantal. Tak sampai lima detik, ia melempar bantal tersebut dan segera berlari ke luar kamar.
Tok tok tok
"ABANG! BUKA PINTUNYA!"
Tak ada sahutan.
Tok tok tok
Ayra semakin mengeraskan ketukan di pintu kamar sang Kakak.
"ABANG CEPETAN!"
"IYA, IYA. TUNGGU SEBENTAR!"
Pintu terbuka dan terlihatlah sosok saudara laki-laki gadis tersebut yang sedang mengenakan headphone.
"Panggilnya pelan-pelan aja kali, Ra. Gak usah teriak-teriak segala. Ada apa, hm?" ujar Kaivan, kakak satu-satunya Ayra.
"Anterin ke minimarket depan, dong. Aku mau beli cemilan. Badmood banget, nih,"
"Jalan kaki kan, bisa, Ra. Lagian minimarket depan komplek doang, deket,"
"Ih, Abang. Aku kalau gak males jalan juga pasti udah jalan sendiri ke sana. Ini aku lagi males jalan, Bang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]
Fanfiction❝𝐖𝗁𝖾𝗇 𝗒𝗈𝗎 𝖺𝗋𝖾 𝖿𝗈𝗋𝖼𝖾𝖽 𝗍𝗈 𝖿𝗈𝗋𝗀𝖾𝗍 𝗂𝗍, 𝖾𝗏𝖾𝗇 𝗍𝗁𝗈𝗎𝗀𝗁 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝗍𝗂𝗅𝗅 𝗅𝗈𝗏𝖾 𝗁𝗂𝗆. 𝖳𝗁𝖺𝗍 𝗂𝗌 𝖺 𝗋𝖾𝖺𝗅 𝗉𝖺𝗂𝗇.❞ ✎┊𝑊𝑟𝑖𝑡𝑡𝑒𝑛 𝑏𝑦 𝑷𝒊𝒊𝒏𝒌𝒊𝒆𝒃𝒍𝒖𝒆 ©𝙲𝚊𝚗 𝙸, 2021