01

3.1K 253 63
                                    

Gamau vote dulu? 🙂

Gamau vote dulu? 🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘️☘️☘️

"Halo, Jay?"

"Halo, Ay. Kenapa?"

"Aku kangen. Ketemu, yuk, di tempat biasa,"

"Kita udah putus, Ay."

Senyum itu langsung menghilang. Ah, benar juga. Kenapa dirinya selalu lupa? Mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi sejak satu bulan yang lalu.

Pembicaraan singkat yang menyakitkan itu diputuskan oleh Jay. Ayra bahkan belum membalas kata-kata terakhir yang dilontarkan oleh laki-laki itu.

Gadis itu menghela napas. Ia menghempaskan badan ke atas kasur.

"Kenapa harus putus, sih? Gue masih sayang sama lo, Jay,"

"Apa karena gue gak good looking, ya? Eh tapi kalau gue gak good looking ngapain juga Jay nembak gue waktu itu. Bucin banget lagi sama gue,"

"Terus gue kenapa bisa diputusin?"

Gadis itu terlihat berpikir. Dahinya mengerut, berusaha mengingat-ingat sesuatu.

"Ah, gak tau, deh! Gue pusing!"

Ayra menutup wajahnya menggunakan bantal. Tak sampai lima detik, ia melempar bantal tersebut dan segera berlari ke luar kamar.

Tok tok tok

"ABANG! BUKA PINTUNYA!"

Tak ada sahutan.

Tok tok tok

Ayra semakin mengeraskan ketukan di pintu kamar sang Kakak.

"ABANG CEPETAN!"

"IYA, IYA. TUNGGU SEBENTAR!"

Pintu terbuka dan terlihatlah sosok saudara laki-laki gadis tersebut yang sedang mengenakan headphone.

"Panggilnya pelan-pelan aja kali, Ra. Gak usah teriak-teriak segala. Ada apa, hm?" ujar Kaivan, kakak satu-satunya Ayra.

"Anterin ke minimarket depan, dong. Aku mau beli cemilan. Badmood banget, nih,"

"Jalan kaki kan, bisa, Ra. Lagian minimarket depan komplek doang, deket,"

"Ih, Abang. Aku kalau gak males jalan juga pasti udah jalan sendiri ke sana. Ini aku lagi males jalan, Bang,"

Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang