vote dulu sini❤️
happy reading~
☘️☘️☘️
Pagi-pagi sekali, Ayra sudah siap dengan kaos putih yang dibalut cardigan biru langit juga celana jeans. Surai hitamnya yang lembut ia beri jepitan agar terlihat lebih manis. Netranya melirik ke arah jam dinding di kamar. Ah, sepertinya Dipta sebentar lagi akan sampai.
Semalam Dipta benar-benar datang ke rumahnya dengan membawa martabak manis. Lalu, pemuda itu dengan senyum malu-malu mengajak Ayra untuk pergi ke alun-alun kota pada minggu pagi. Tentu saja Ayra tidak menolak. Ia butuh refreshing. Jalan-jalan bersama Dipta mungkin bisa mengurangi beban pikirannya sedikit.
Ayra menatap kembali pantulan dirinya di depan cermin. Ketika dirasa sudah siap, ia mengambil tas selempang di atas meja dan pergi keluar dari kamar.
"Mau kemana pagi-pagi gini, Ra?" Kaivan yang baru saja keluar dari kamar menatap adiknya dengan tatapan heran. "Mau pergi ngedate sama siapa? Kan, udah putus sama Jay,"
Ayra mendengus mendengar ucapan Kaivan. Gadis itu melirik kakaknya dengan tatapan malas. "Siapa yang ngedate, sih. Aku cuma mau pergi jalan-jalan bareng Dipta,"
"Oh, yang semalem ke sini?"
"Iya," balas Ayra tak acuh. Kedua kakak beradik itu berjalan bersama menyusuri anak tangga menuju ke lantai bawah.
Di ruang makan, sang Bunda sudah sibuk menyiapkan sarapan. Sedangkan Ayah sedang membaca sebuah buku sembari menyeruput secangkir kopi hitam.
Ketika mendengar suara kursi yang ditarik, laki-laki penuh wibawa yang menjadi kepala keluarga itu mengangkat pandangan dari buku bersampul hijau yang ia baca. Matanya menatap sang putri bungsu dengan heran. "Mau kemana, Ra?"
"Mau pergi ngedate dia, Yah, sama cowok yang semalem ke sini," alih-alih Ayra yang menjawab, justru Kaivan yang menyahut. Gadis Naeswari yang duduk di sebelahnya lantas memukul bahu sang Kakak hingga pemuda Karunasankara itu meringis pelan.
"Dibilang bukan ngedate! Abang, mah, budek! Aku cuma mau pergi ke alun-alun kota bareng Dipta, Yah. Bukan pergi ngedate, kok," ucap Ayra dengan wajah panik. Ia juga tidak tahu kenapa harus panik, padahal dirinya sedang tidak berbohong.
"Ngedate juga gak apa-apa, kok. Cakep tuh, si Dipta. Anaknya keliatan lebih kalem," Bunda yang sehabis memanggang roti menimpali, membuat Ayra merasa tidak nyaman.
"Cakep aja gak menjamin Ayra bahagia kali, Bun," kali ini Ayahnya yang menyahut dan didukung oleh Kaivan. "Bener, tuh. Percuma cakep kalo hobinya nyakitin hati doang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]
Fanfic❝𝐖𝗁𝖾𝗇 𝗒𝗈𝗎 𝖺𝗋𝖾 𝖿𝗈𝗋𝖼𝖾𝖽 𝗍𝗈 𝖿𝗈𝗋𝗀𝖾𝗍 𝗂𝗍, 𝖾𝗏𝖾𝗇 𝗍𝗁𝗈𝗎𝗀𝗁 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝗍𝗂𝗅𝗅 𝗅𝗈𝗏𝖾 𝗁𝗂𝗆. 𝖳𝗁𝖺𝗍 𝗂𝗌 𝖺 𝗋𝖾𝖺𝗅 𝗉𝖺𝗂𝗇.❞ ✎┊𝑊𝑟𝑖𝑡𝑡𝑒𝑛 𝑏𝑦 𝑷𝒊𝒊𝒏𝒌𝒊𝒆𝒃𝒍𝒖𝒆 ©𝙲𝚊𝚗 𝙸, 2021