25

198 27 1
                                    

happy reading!

happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘️☘️☘️

"Lo gila, ya?!"

Jay berdiri dari kursi dan dalam hitungan detik tangannya sudah melayang ke arah pipi Ayra, membuat gadis itu menoleh ke samping akibat kerasnya tamparan yang diberikan oleh pemuda itu. Ayra terdiam, ia tak mampu mengatakan apa-apa dan tubuhnya seketika terasa kaku. Semua mata yang ada di kantin tertuju padanya.

Jay sendiri menatap tangannya yang baru saja ia gunakan untuk menampar Ayra. Itu refleks, dan Jay tidak tahu akan menampar seorang perempuan dan perempuan itu adalah Ayra, mantan kekasihnya. Terbesit rasa bersalah yang luar biasa, ia tahu ini sudah keterlaluan. Sangat keterlaluan.

"Ayra, gue—"

"ANJING LO EMANG!"

Jay belum menuntaskan kalimatnya namun Jaki lebih dulu maju menghajar wajah Jay hingga laki-laki itu jatuh terduduk. Jay tidak melawan, membiarkan Jaki memberikan pukulan pada wajahnya berkali-kali. Jay rasa ia pantas menerima itu.

BUGH

BUGH

"Bangsat! Gue biarin kenapa lo makin ngelunjak, hah? Ngerasa paling bener?!"

BUGH

BUGH

"Lo bener-bener bajingan. Walaupun lo benci Ayra, gak seharusnya lo nampar dia!"

Keadaan kantin makin ricuh setelah Jaki yang langsung menerjang Jay dengan pukulan-pukulannya. Jay sama sekali tidak membalas. Ia membiarkan Jaki menumpahkan kekesalannya dan menyumpah serapahi dirinya. Toh, dia memang salah.

Melihat keadaan yang chaos, membuat Wiyana berpikir inilah kesempatan untuk ia menjauh dari tempat tersebut. Ia tidak ingin mencari dan terlibat masalah lagi, lebih baik dia menghindar dan membersihkan bajunya dulu. Baru berbalik badan, Dipta lebih dulu menahannya dan memberi isyarat agar gadis itu tidak kemana-mana. Sebab awal mula perkelahian dimulai darinya.

Sedangkan Ayra, gadis itu memijat pelipisnya dan terus meneriaki nama Jaki untuk segera berhenti memukuli Jay.

"Udah cukup, Jak! Jangan pukulin Jay lagi!"

Akhirnya Ayra nekat. Melihat Jaki yang terus melayangkan tinju dan Jay yang tidak melawan sekalipun membuat Ayra takut. Jay bisa saja mati di tangan Jaki saat itu juga. Jadi Ayra menahan tangan Jaki yang akan melayangkan pukulan ke arah Jay, pergerakan Jaki terhenti dan menatap Ayra dengan nyalang. "Lo bodoh atau gimana sih, Ra? Dia udah nampar lo. Dia harus gue kasih pelajaran,"

"Jaki, gue tau Jay gak bermaksud—"

"STOP BELAIN DIA! LO TERLALU DIBUTAKAN SAMA PERASAAN LO, RA. LO BODOH. LO TERLALU TEROBSESI SAMA JAY PADAHAL DIA UDAH NGEBUANG LO! LO BEGO BANGET!"

Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang