happy reading!
☘️☘️☘️
"Lo gila, ya?!"
Jay berdiri dari kursi dan dalam hitungan detik tangannya sudah melayang ke arah pipi Ayra, membuat gadis itu menoleh ke samping akibat kerasnya tamparan yang diberikan oleh pemuda itu. Ayra terdiam, ia tak mampu mengatakan apa-apa dan tubuhnya seketika terasa kaku. Semua mata yang ada di kantin tertuju padanya.
Jay sendiri menatap tangannya yang baru saja ia gunakan untuk menampar Ayra. Itu refleks, dan Jay tidak tahu akan menampar seorang perempuan dan perempuan itu adalah Ayra, mantan kekasihnya. Terbesit rasa bersalah yang luar biasa, ia tahu ini sudah keterlaluan. Sangat keterlaluan.
"Ayra, gue—"
"ANJING LO EMANG!"
Jay belum menuntaskan kalimatnya namun Jaki lebih dulu maju menghajar wajah Jay hingga laki-laki itu jatuh terduduk. Jay tidak melawan, membiarkan Jaki memberikan pukulan pada wajahnya berkali-kali. Jay rasa ia pantas menerima itu.
BUGH
BUGH
"Bangsat! Gue biarin kenapa lo makin ngelunjak, hah? Ngerasa paling bener?!"
BUGH
BUGH
"Lo bener-bener bajingan. Walaupun lo benci Ayra, gak seharusnya lo nampar dia!"
Keadaan kantin makin ricuh setelah Jaki yang langsung menerjang Jay dengan pukulan-pukulannya. Jay sama sekali tidak membalas. Ia membiarkan Jaki menumpahkan kekesalannya dan menyumpah serapahi dirinya. Toh, dia memang salah.
Melihat keadaan yang chaos, membuat Wiyana berpikir inilah kesempatan untuk ia menjauh dari tempat tersebut. Ia tidak ingin mencari dan terlibat masalah lagi, lebih baik dia menghindar dan membersihkan bajunya dulu. Baru berbalik badan, Dipta lebih dulu menahannya dan memberi isyarat agar gadis itu tidak kemana-mana. Sebab awal mula perkelahian dimulai darinya.
Sedangkan Ayra, gadis itu memijat pelipisnya dan terus meneriaki nama Jaki untuk segera berhenti memukuli Jay.
"Udah cukup, Jak! Jangan pukulin Jay lagi!"
Akhirnya Ayra nekat. Melihat Jaki yang terus melayangkan tinju dan Jay yang tidak melawan sekalipun membuat Ayra takut. Jay bisa saja mati di tangan Jaki saat itu juga. Jadi Ayra menahan tangan Jaki yang akan melayangkan pukulan ke arah Jay, pergerakan Jaki terhenti dan menatap Ayra dengan nyalang. "Lo bodoh atau gimana sih, Ra? Dia udah nampar lo. Dia harus gue kasih pelajaran,"
"Jaki, gue tau Jay gak bermaksud—"
"STOP BELAIN DIA! LO TERLALU DIBUTAKAN SAMA PERASAAN LO, RA. LO BODOH. LO TERLALU TEROBSESI SAMA JAY PADAHAL DIA UDAH NGEBUANG LO! LO BEGO BANGET!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]
Fanfiction❝𝐖𝗁𝖾𝗇 𝗒𝗈𝗎 𝖺𝗋𝖾 𝖿𝗈𝗋𝖼𝖾𝖽 𝗍𝗈 𝖿𝗈𝗋𝗀𝖾𝗍 𝗂𝗍, 𝖾𝗏𝖾𝗇 𝗍𝗁𝗈𝗎𝗀𝗁 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝗍𝗂𝗅𝗅 𝗅𝗈𝗏𝖾 𝗁𝗂𝗆. 𝖳𝗁𝖺𝗍 𝗂𝗌 𝖺 𝗋𝖾𝖺𝗅 𝗉𝖺𝗂𝗇.❞ ✎┊𝑊𝑟𝑖𝑡𝑡𝑒𝑛 𝑏𝑦 𝑷𝒊𝒊𝒏𝒌𝒊𝒆𝒃𝒍𝒖𝒆 ©𝙲𝚊𝚗 𝙸, 2021