20

532 72 7
                                    

hi! kalau lupa alurnya gimana, bisa baca chapter-chapter sebelumnya dulu, yaaa. maaf aku gantungin sebulan lebih, hehe.

happy reading!

☘️☘️☘️

Debur ombak pantai, pasir putih yang mengkilap, juga angin yang berhembus pelan membuat suasana hati Ayra menjadi lebih baik. Gadis itu berlari ke arah pantai yang sore itu terlihat sangat indah setelah melepas sepatunya. Kaki jenjangnya menginjak pasir yang terasa geli di telapak namun di satu waktu juga terasa nyaman.

"Akhirnya bisa ke pantai lagi!" Ayra merentangkan kedua tangan dan menutup kedua kelopak mata, menikmati sepoi-sepoi angin yang menerpa wajah cantiknya.

Dipta berjalan menyusul dari belakang. Pemuda itu tersenyum melihat Ayra yang begitu senang. Ada rasa bahagia juga yang meletup dalam dada saat menatap wajah cantik yang tersenyum begitu lebar di hadapannya.

Kedua tangan Dipta mendarat di kedua pundak Ayra, membuat gadis itu terlonjak kecil hingga membuka kedua kelopak mata yang tadi tertutup. "Ayo duduk," ajak Dipta yang segera diangguki oleh Ayra. Mereka duduk di atas pasir tanpa alas, menghadap ke arah pantai yang sore itu langitnya diwarnai dengan jingga yang sangat indah, menjadi padu dengan air biru yang terlihat cerah.

"Kayanya lo seneng banget diajak ke pantai," Dipta membuka obrolan mereka. Tanpa menoleh Ayra mengangguk. Entah Dipta melihatnya atau tidak. "Udah lama nggak ke pantai. Bang Kaivan kalo gue mintain anter main-main ke pantai pas libur suka males. Katanya jauh,"

"Waktu itu juga pernah minta ke Ayah sama Bunda, tapi Bunda bilang gak mau pergi kalo Ayah gak ikut pergi, sedangkan Ayah sibuk kerja," lanjut gadis itu.

Ia memajukan bibir bawah, memainkan pasir dengan menggunakan ranting yang ia temukan tak jauh dari tempat ia duduk.

"Tapi Jay selalu kabulin apa yang gue mau. Jadi kalau kita gak banyak tugas, atau pas liburan, Jay selalu ajak gue ke pantai. Kadang pergi pas pagi-pagi banget, tapi lebih sering sore biar bisa liat sunset bareng,"

Dipta terdiam, tak menjawab apapun. Tatapan yang tadi tertuju pada gadis di sampingnya kini beralih pada ombak pantai yang bergulung.

Sebenarnya ia ragu, apakah Ayra bisa menyukainya balik? Sebab gadis itu masih tak bisa lepas dari bayang-bayang Jay. Dan Dipta tidak tahu kenapa Jay justru melepaskan Ayra dan menyuruh pemuda itu untuk mengejarnya. Padahal Dipta yakin, sebenarnya Jay masih menaruh hati pada si Naeswari. Dipta tak mengerti dengan jalan pikiran Jay.

Dipta memang menyukai Ayra, dan kabar kandas hubungan Ayra dengan Jay membuat sedikit hatinya lega karena berpikir ada kesempatan untuk memiliki gadis itu. Namun ia tidak mengira jika Ayra benar-benar sejatuh itu pada Jay hingga susah melupakannya.

Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang