vote dulu kak biar berkah 🙂
☘️☘️☘️
Ayra mengacak rambutnya dan mendengus pelan. Apa-apaan si Dipta? Dia kan, tidak mengiyakan ajakan pemuda tersebut. Rencananya besok Ayra akan berangkat bersama Banyu, tetangga yang rumahnya berjarak tiga rumah dari rumah Ayra. Kebetulan Banyu satu sekolah dengannya.
Mau tak mau, ia harus memberitahu Banyu agar laki-laki itu tidak menunggunya di depan gerbang esok pagi.
Masih berkutat dengan pikirannya bagaimana menghadapi Dipta besok, pintu kamarnya diketuk. Ayra bangkit dari posisi rebahannya kemudian berjalan gontai ke arah pintu.
"Kenapa, Bun?" tanya Ayra pada sang Ibunda dengan suara yang pelan, karena tadi sore ia dan Dita pergi karaokean hingga suaranya hampir habis. Dita mendapat voucher untuk karaoke gratis dari sepupunya, walaupun tidak suka karaoke tapi kan, sayang aja kalau dibuang. Jadilah Dita mengajak Ayra untuk karaokean bersama, walau yang banyak nyanyi dan teriak adalah Ayra, karena Dita hanya sebagai tim menghabiskan makanan.
"Itu di bawah ada temen kamu," begitu jawab si Ibunda.
"Temen aku yang mana, Bun? Dita?"
"Bukan, ih. Itu temen kamu yang cowok, yang cakep itu, lho. Aduh, siapa sih, namanya. Bunda lupa,"
Perempuan yang dipanggil Bunda oleh Ayra itu mengetuk-ngetuk dahi sembari mengingat sebuah nama.
"Siapa sih, Bun?"
"Aduh, Bunda gak inget namanya. Udah deh, mending kamu samperin aja. Bunda mau lanjut nonton drakor, nih,"
Ayra mengangguk pelan. Kemudian dengan langkah malas-malasan menuruni satu per satu anak tangga menuju ruang tamu. Lagian udah malem begini, ngapain juga masih mampir-mampir ke rumahnya segala? Ayra malas sekali rasanya meladeni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]
Fanfic❝𝐖𝗁𝖾𝗇 𝗒𝗈𝗎 𝖺𝗋𝖾 𝖿𝗈𝗋𝖼𝖾𝖽 𝗍𝗈 𝖿𝗈𝗋𝗀𝖾𝗍 𝗂𝗍, 𝖾𝗏𝖾𝗇 𝗍𝗁𝗈𝗎𝗀𝗁 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝗍𝗂𝗅𝗅 𝗅𝗈𝗏𝖾 𝗁𝗂𝗆. 𝖳𝗁𝖺𝗍 𝗂𝗌 𝖺 𝗋𝖾𝖺𝗅 𝗉𝖺𝗂𝗇.❞ ✎┊𝑊𝑟𝑖𝑡𝑡𝑒𝑛 𝑏𝑦 𝑷𝒊𝒊𝒏𝒌𝒊𝒆𝒃𝒍𝒖𝒆 ©𝙲𝚊𝚗 𝙸, 2021