21

379 69 2
                                    

⚠️ 2000+ words ⚠️
karena aku udah lama gak update, silahkan baca chapter sebelumnya dulu ya 😁
jangan lupa vote-nya <3
happy reading!

⚠️ 2000+ words ⚠️karena aku udah lama gak update, silahkan baca chapter sebelumnya dulu ya 😁jangan lupa vote-nya <3happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘️☘️☘️

Ayra mengurungkan niat untuk pergi ke kamar setelah melihat Jay dan Jaki yang sedang duduk di ruang tamu tanpa melepaskan pandangan dari dirinya. Gadis itu menghela napas kemudian mengambil tempat duduk di hadapan kedua pemuda yang sedang duduk berjauhan, sedang Kaivan duduk di sebelah Ayra sembari mengangkat sebelah kaki ke atas paha.

Kaivan berdeham, membuat Jay dan Jaki memusatkan pandangan ke arah lelaki tersebut.

"Kalian berdua ngapain disini?" Ayra membuka suara membuat mereka—Jay dan Jaki—kembali menatap Ayra.

"Gak ngapa-ngapain," mereka menjawab secara bersamaan, lalu saling pandang dengan tatapan melotot dan sepersekon kemudian membuang pandangan sembari mendengus. Ayra hanya bisa memutarkan bola mata sedangkan Kaivan justru tertawa geli di sebelahnya.

"Tadi Abang denger suara ribut-ribut di luar. Ternyata mereka lagi berantem," Kaivan mencoba menjelaskan membuat Ayra memasang telinga untuk mendengar keseluruhan cerita. "Mereka saling tonjok-tonjokan?" tanya Ayra dengan perasaan cemas ketika mendengar bahwa Jay dan Jaki berkelahi, mengingat waktu itu Jaki pernah memukul Jay di lapangan.

Hubungan keduanya tidak baik dan Ayra takut mereka saling baku hantam seperti kemarin-kemarin.

"Enggak. Cuma saling adu mulut aja. Abang buru-buru keluar terus seret mereka berdua masuk sebelum tetangga pada protes karena mereka berdua ribut,"

"Setelah itu, Abang sidang mereka berdua disini. Abang tanyain kenapa mereka ribut sama alasan mereka berdua kesini ngapain,"

Ayra melirik sekilas ke arah Jay dan Jaki, lalu kembali menatap Kaivan, penasaran dengan apa alasan dua laki-laki yang secara tiba-tiba dan bersamaan ada di rumahnya.

"Terus?" tanya Ayra ingin tahu lebih lanjut. Bukannya menjawab, Kaivan malah berdiri sembari menghembuskan napas. "Kamu tanya sendiri ke mereka. Abang mau masak dulu, laper,"

Ayra mendelik sebal menatap Kaivan yang perlahan berjalan menjauh ke arah dapur. Gadis itu menghela napas, lalu menatap Jay dan Jaki bergantian yang duduk di kursi seberang.

"Kalian ke si–"

"Gue balik dulu,"

Belum selesai Ayra melontarkan pertanyaan, Jay sudah memotong dan bangkit dari duduk sembari merapikan jaket hitam yang dikenakan. Laki-laki itu berjalan ke luar tanpa menoleh pada Ayra. Gadis itu buru-buru bangkit dan menahan Jay yang sudah berdiri di ambang pintu. "Tunggu dulu,"

"Gue gak ada urusan disini. Tadi cuma lewat. Gak usah nanya-nanya lagi," jawab Jay yang kemudian menghempaskan tangan Ayra hingga gadis itu terkejut. Jaki berdiri dan berjalan mendekati keduanya. "Daripada berantem disini, mending di luar aja. Spacenya lebih luas,"

Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang