17

470 88 6
                                    

happy sunday and happy reading!

happy sunday and happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘️☘️☘️

Ayra duduk termenung di depan meja belajar setelah mengerjakan tugas yang akan diberikan tadi di sekolah. Sudah pukul setengah sepuluh malam kala obsidian gelap itu menatap jam dinding yang ada di kamar.

Ia melirik ke arah ponsel yang sedang di charge. Dilepaskannya kabel yang menancap lalu gadis itu mulai menyalakan benda persegi yang dilapisi case cantik berwarna ungu.

Ponsel itu ia matikan sejak sampai di rumah tadi siang. Seragam yang basah pun telah ia keringkan. Andai saja luka itu bisa cepat kering seperti seragam yang ia pinjam, pasti ia tidak akan tersiksa oleh kesedihan yang terus melilitnya.

Tok tok tok

Pintu kamar diketuk dengan pelan. Ayra melepaskan handphone yang ia genggam lalu menoleh ke arah pintu. "Masuk aja. Aku nggak kunci," ucapnya lalu kembali memperhatikan ponselnya yang masih loading.

Suara pintu yang dibuka terdengar di rungu Ayra. Kemudian ditutup kembali, dan perlahan diikuti oleh suara langkah kaki yang menghampiri.

"Widih, abis belajar, nih? Tumben rajin?"

Ayra melirik malas ke arah Kaivan. Sang Kakak sudah duduk manis di atas ranjang sembari memasukkan potong demi potong buah pir ke dalam mulut yang ia bawa.

"Abang aja yang emang gak pernah liat aku tiap belajar. Main game mulu di kamar," cerca Ayra dengan sebal.

"Daripada main cewek, lebih baik main game, lah," balas si sulung.

Kaivan memperhatikan raut wajah sang adik dengan seksama. Ada kesedihan juga keletihan yang terpampang di sana. Kaivan mengerti, tanpa diceritakan lebih jelas pun Kaivan tahu betapa Ayra sangat mencintai Jay.

"Ra..." panggilnya dengan suara lembut. Ayra melirik ke arah Kaivan dengan malas saat gadis itu sedang membereskan buku-buku yang berserakan di atas meja belajar. "Apa?"

"Tadi kamu pulang hujan-hujanan? Siapa yang anterin pulang? Banyu? Kenapa gak pake jas hujan?"

Kaivan memberikan pertanyaan beruntun pada Ayra yang membuat gadis itu menghela napas lalu memberhentikan sejenak kegiatan beres-beres yang ia lakukan. Gadis itu memutar arah duduk agar bisa berhadapan dengan sang Kakak.

"Tadi pulang dianter Dipta, pake mobil. Banyu ada rapat OSIS jadi gak bisa anterin aku,"

"Lah, terus itu seragam kamu kenapa malah basah kalo emang pake mobil?"

Ayra mengulum bibir. Entah ia harus menceritakan kejadian hari ini pada Kaivan atau tidak. Ia hanya takut, Ayra takut dirinya menangis kembali. Karena apapun tentang Jay, sekarang terasa menyakitkan bagi si Naeswari.

Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang