vote untuk mendapatkan Jaki :'
happy reading!
☘️☘️☘️
Ayra belum sarapan dan sekarang perutnya terus meronta-ronta minta diisi. Pelajaran matematika masih berlangsung, dan guru di depan sana menjelaskan materi yang sialnya tidak bisa diterima oleh otak Ayra karena rasa laparnya lebih mendominasi pikiran.
Gadis itu masih setia memegangi perut sembari merapalkan kata, "Sabar perutku, sabar. Bentar lagi ya, bentar lagi,"
Mata Ayra juga sesekali melihat ke arah jam dinding yang ada di atas papan tulis, berharap bel tanda istirahat segera berbunyi.
"Sakit perut, Ra?" tanya Dita saat gadis itu tak sengaja menoleh ke arah Ayra. Yang ditanya sudah lemas, hingga hanya bisa menjawab dengan gelengan pelan. "Gue laper. Belum sarapan,"
"5 menit lagi. Nanti kalau udah bel, langsung lari ke kantin bareng, ya. Gue juga belum sarapan,"
Ayra mengangguk sebagai jawaban terakhir. Dan benar saja, lima menit kemudian bel tanda istirahat berbunyi dan tanpa aba-aba Ayra meraih lengan Dita yang baru saja ingin merapikan buku kemudian mengajaknya berlari ke kantin.
"Lah, gue ditinggal," Jaki mendengus ketika melihat Ayra dan Dita yang sudah ngacir duluan dari kelas. Setelah membereskan buku-buku dan alat tulis lainnya, pemuda itu menyusul kedua temannya menuju kantin yang tak jauh dari kelas mereka.
Ayra dan Dita yang melihat kantin masih sepi lantas kegirangan, sebab mereka tak perlu mengantri lebih lama untuk membeli makanan. Dua gadis itu kemudian menarik langkah lebih cepat ke arah penjual bakso yang aroma kuahnya sangat menggoda.
"Lo antri bakso, gue antri buat beli minuman, ya. Gapapa, kan? Pake uang lo dulu, ntar gue ganti," ujar Dita yang diacungi jempol oleh Ayra. "Oke sip. Kalo udah lo langsung ambil tempat duduk, ntar gak kebagian,"
"Siap!"
Ayra berdiri menunggu dua porsi bakso yang ia pesan. Sembari menunggu, ia menghentakkan kaki secara berirama dengan netra yang menatap ke sekeliling kantin. Netra gelap itu menangkap presensi Jaki yang kini berjalan ke arahnya.
"Mau bakso juga, Jak? Biar gue pesenin. Lo cari tempat duduk aja ntar bareng Dita," kata Ayra begitu Jaki berdiri di hadapannya. "Boleh, deh. Gue ke Dita dulu kalo gitu,"
Ayra mengangguk dan membiarkan Jaki meninggalkan dirinya.
"Pak, tambah satu porsi lagi, ya!" ujarnya pada penjual bakso di kantin.
Setelah membayar dan nampan berisi tiga mangkuk bakso berada di tangan, Ayra berlalu kemudian matanya mengelilingi area sekitar kantin untuk menemukan keberadaan Dita dan Jaki.
"Ah, itu mereka!"
Dengan senyum lebar, Ayra menarik langkah mendekati meja dimana kedua temannya berada. Keadaan kantin benar-benar ramai, syukur ia dan Dita datang lebih awal dan bisa kebagian tempat duduk. Biasanya jika sudah ramai, sulit sekali mencari kursi di kantin. Terkadang mereka terpaksa makan di kelas atau di pinggir lapangan yang terdapat kursi-kursi panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I? | 𝐉𝐚𝐲 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 [ ON HOLD ]
Fanfic❝𝐖𝗁𝖾𝗇 𝗒𝗈𝗎 𝖺𝗋𝖾 𝖿𝗈𝗋𝖼𝖾𝖽 𝗍𝗈 𝖿𝗈𝗋𝗀𝖾𝗍 𝗂𝗍, 𝖾𝗏𝖾𝗇 𝗍𝗁𝗈𝗎𝗀𝗁 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝗍𝗂𝗅𝗅 𝗅𝗈𝗏𝖾 𝗁𝗂𝗆. 𝖳𝗁𝖺𝗍 𝗂𝗌 𝖺 𝗋𝖾𝖺𝗅 𝗉𝖺𝗂𝗇.❞ ✎┊𝑊𝑟𝑖𝑡𝑡𝑒𝑛 𝑏𝑦 𝑷𝒊𝒊𝒏𝒌𝒊𝒆𝒃𝒍𝒖𝒆 ©𝙲𝚊𝚗 𝙸, 2021