Chapter 12

34 4 0
                                    

Jam dinding menujukan pukul 20.25 waktu Korsel, Jeny terlihat santai duduk di sofa nyamannya sembari mengupas buah-buahan favoritnya.

Terlihat disana TV dengan ukuran besar yang tampak mewah menyala menemani kesunyian Jeny yang tinggal seorang diri.

Ia tampak fokus melihat ke TV dan menghentikan mengupas buahnya sejenak.

Malam ini adalah jam tayang berita terkini, stasiun tv swasta itu menampilkan berita secara live.

Karena suasana rumah yang hening hingga suara reporter itu terdengar sangat jelas, berita itu menginfokan sebuah penemuan mayat seorang wanita muda di sebuah ladang yang berada di kota Geongju.

Jeny tampak terus menatap televisi itu seakan ingin tahu lebih dalam apa yang sedang terjadi.

Berita itu menyiarkan bahwa tadi sore sekitar pukul 18.00 waktu setempat telah ditemukan sesosok mayat wanita berusia 25 tahun di pinggiran ladang gandum.

Mayat ini pertama kali di temukan oleh sekelompok anak-anak yang kala itu dalam perjalanan pulang setelah bermain di luar.

Dalam kesaksian para anak-anak itu mereka mengira bahwa benda hitam yang tampak di tepi tembok adalah sampah, yang sebenarnya memang ada beberapa orang tidak bertanggung jawab sering membuang limbah nya ke area tersebut.

Setelah dipastikan itu mayat seorang wanita, para anak kecil itu melaporkan kejadian tersebut pada tua mereka, dan lalu mereka langsung melaporkan kepada pihak terkait.

Tampak disana tim kepolisian berlalu lalang dan beberapa tim forensik sedang mengecek tubuh mayat.

Untuk dugaan sementara mayat meninggal akibat serangan di bagian lehernya dengan bekas memar yang cukup parah pada bagian tersebut.

Polisi hingga kini masih mendalami kasus tersebut dan mengirim tubuh wanita itu ke lab forensik untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Jeny membuat reaksi pelan pada wajahnya ketika melihat berita itu dan tampaknya Jeny tertarik dengan berita-berita dengan kasus-kasus pembunuhan.

Jeny membuat reaksi pelan pada wajahnya ketika melihat berita itu dan tampaknya Jeny tertarik dengan berita-berita dengan kasus-kasus pembunuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dua hari sudah berselang berita pembunuhan itu, kini Korea kembali di gemparkan dengan penemuan mayat lainnya yang masih tidak jauh dari lokasi kasus pertama. Kali ini korbannya adalah seorang pria tua yang mengenakan stelan Toxedo lengkap dan terlihat seperti seseorang yang habis pulang atau akan pergi ke suatu pesta atau pertemuan resmi.

Dari kartu identitas yang di dapat korban bernama Jong Dae Young. Ia merupakan pemilik dari pabrik penghasil benang yang cukup besar di daerah Geongju tersebut.

Dari dugaan sementara di perkirakan korban meninggal akibat hantaman dari benda tumpul yang mengenai kepala bagian belakangnya.

Kasus ini menjadi sorotan publik saat ini, dikarenakan motif pembunuhan kedua korban yang hanya berselang 1 hari itu memiliki kemiripan dengan gaya pembunuhan yang di lakukan oleh pembunuh berantai beberapa tahun yang lalu.

Jeny yang kala itu sedang dalam perjalanan makan siangnya terhenti sejenak ketika mendengar berita itu dari televisi sebuah pertokoan yang ada di pinggir jalan.

Kala itu Jeny sedang berjalan dengan beberapa karyawan lainnya untuk makan siang.

Langkah Jeny langsung terhenti dan menjadi pucat pasi setelah mendengar kemungkinan pelaku pembunuh berantai yang menjadi buronan bertahun-tahun itu telah kembali memakan korban.

Karena melihat prilaku Jeny yang tak wajar beberapa teman kerjanya menghampiri dan memastikan Jeny baik-baik saja.

"Jen, kamu kenapa? Kok cuma berdiri disana?" ucap salah satu wanita yang menjadi teman kantornya tersebut.

Namun Jeny hanya diam membeku dan tak merespon tanya dari wanita itu, kemudian Yesung mengambil inisiatif untuk menghampiri gadis itu dan memegang bahu Jeny untuk menyadarkannya, namun apa yang terjadi? Jeny dengan spontan langsung menepis kuat tangan lelaki tersebut sambil melihat tajam pada mata pria itu.

Yesung dan beberapa temannya yang melihat itu langsung terkejut hingga bertanya-tanya, mengapa Jeny menjadi aneh seperti itu.

Setelah beberapa menit mematung akhirnya Jeny tersadar kembali, ia sempat memejamkan matanya berulang kali untuk menyadarkan dirinya sendiri.

Sambil mengeluarkan senyum manis andalannya, Ia langsung mendatangi Yesung dan meminta maaf, ia juga mengatakan bahwa ia seperti itu karena terkejut saja.

Merasa maklum akhirnya Yesung dan teman-temannya kembali berjalan bersama Jeny menuju Restaurant yang akan mereka kunjungi itu.

***

Sesampai nya di Restaurant, mereka langsung mengambil posisi di meja yang nyaman, Beberapa teman Jeny terlihat sibuk mengecek menu yang ada di meja dan sebagian lagi ada yang sibuk mengambil foto selfie.

Suasana makan siang yang ramai itu seketika hening karena di kagetkan dengan suara dentuman keras yang bersumber dari pintu masuk.

Jeny mencoba menoleh ke luar untuk melihat apa yang terjadi, tak lama para pengunjung resto berlarian ketika melihat ada sekelompok pria dengan badan kekar dan penuh dengan tatto berdatangan ke dalam resto, Mereka terlihat membawa senjata tajam berupa pisau lipat yang berukir di gagang nya.

Seketika itu teman-teman kantor Jeny yang panik langsung berteriak dan langsung mengambil langkah seribu menuju lantai atas untuk menyelamatkan diri, sedangkan Jeny yang duduk di kursinya tampak tenang dan tak bergeming sedikitpun, ia hanya menyaksikan para pria itu memukuli pengunjung yang datang dan memeras harta benda mereka.

Yesung yang pada saat itu berada di dekat Jeny langsung memegang pergelangan tangan gadis itu untuk mengajaknya bersembunyi, Namun Jeny menolak ajakan Yesung dan tetap duduk di mejanya sembari membuka menu makanan seolah-olah tidak terjadi apapun.

Yesung yang ketika itu ketakutan lalu berlari sendiri ke lantai atas untuk menyelamatkan dirinya.

Salah satu preman itu melihat ke arah Jeny karena ia tampak sangat santai, bagaimana tidak, di suasana genting seperti itu ada seorang gadis yang tetap duduk tenang tanpa menoleh pada para preman itu.

" Serahkan tas dan handphonemu..!!" seru salah satu preman yang mulai berjalan ke arah Jeny.
" Kamu! Cewek yang kurus disana, Berdiri cepat!, Serahkan tas dan handphonenya..!!". ucap preman itu pada Jeny.

Jeny tidak merespon perkataan pria itu lalu memilih untuk menikmati desert yang ada di meja tersebut, Merasa marah karena tidak di acuhkan pria itu langsung menyeret Jeny keluar dan memasukannya ke dalam mobil.

Setelah puas merampok harta berharga milik para pengunjung dan memeras uang kasir para preman itu masuk ke mobil dan membawa Jeny pergi bersama mereka.

***

Silent Rose.  (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang